Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ini Dua Poin Rencana Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas

Irvan Sihombing
13/1/2025 13:11
Ini Dua Poin Rencana Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas
Warga Israel bentrok dengan polisi saat protes menuntut gencatan senjata segera di Gaza baru-baru ini.(Dok. Antara )

SEJUMLAH pejabat dari Palestina mengatakan negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel mencatat kemajuan ke arah kesepakatan gencatan senjata. Pejabat senior Hamas, Tahir al-Nono, mengatakan kemajuan tersebut membutuhkan tanggapan positif dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Kami tidak jauh dari kesepakatan gencatan senjata jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi secara positif isu-isu utama yang sedang dibahas," ujar Al-Nono kepada Xinhua.

Al-Nono menambahkan Hamas tetap bersikap fleksibel dalam bekerja sama dengan para mediator untuk mengakhiri konflik. Menurut dia, tujuan utama kelompok tersebut adalah mengakhiri perang.

Pejabat Hamas yang namanya enggan disebutkan, menuturkan, kerangka kerja akhir untuk kesepakatan gencatan senjata hampir rampung. Menurut dia, komite teknis yang melibatkan kedua pihak dan para mediator telah melakukan finalisasi persiapan untuk kesepakatan tersebut. "Kami sudah sangat dekat mencapai kesepakatan gencatan senjata," ujar pejabat tersebut.

Sumber Hamas menyebutkan, kesepakatan yang diusulkan mencakup dua fase. Pada fase awal, Hamas akan membebaskan beberapa sandera Israel, termasuk perempuan, anak-anak, warga lanjut usia (lansia), dan kasus-kasus kemanusiaan.

Sebagai timbal balik, Israel akan membebaskan puluhan tahanan Palestina. Mereka juga akan menarik pasukannya dari sejumlah wilayah di Gaza, dan memfasilitasi pemulangan para pengungsi ke rumah mereka di Gaza utara. 

Sebelumnya, Penasehat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, mengatakan pembebasan sandera di Jalur Gaza sangat dekat mencapai kesepakatan. Menurut Sullivan, hal itu berpotensi tercapai sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump resmi menjabat pada 20 Januari

"Kami sangat, sangat dekat," kata Sullivan kepada CNN pada Minggu (12/1). Namun, kata dia, kesimpulan akhir belum benar-benar tercapai.

Sullivan menambahkan, Koordinator Gedung Putih untuk Timur Tengah, Brett McGurk, sudah berada di Doha selama sepekan dan berupaya merampungkan detail akhir teks kesepakatan. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya