Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
INDUSTRI konstruksi di Israel tengah mengalami transformasi signifikan karena pekerja India secara bertahap menggantikan pekerja Palestina setelah pecahnya perang Gaza.
The Times of Israel melaporkan bahwa sekitar 16.000 pekerja dari India telah bergabung dengan sektor konstruksi Israel selama setahun terakhir sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh pelarangan pekerja Palestina setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Raju Nishad, 35, seorang pekerja India, berbicara kepada The Times of Israel dari lokasi konstruksi di Beer Yaakov, Israel bagian tengah. Mengenakan sabuk pengaman dan helm, ia menjelaskan peringatan serangan udara sempat mengganggu pekerjaan mereka tetapi tidak menghalangi mereka.
"Tidak ada yang perlu ditakutkan di sini," katanya. Ia menambahkan bahwa begitu sirene berhenti, mereka melanjutkan tugas mereka.
Samir Khosla, ketua Dynamic Staffing Services, memberi tahu The Times of Israel tentang peran perusahaannya dalam merekrut pekerja India untuk pasar Israel. "Kami tidak tahu banyak tentang pasar dan tidak ada tenaga kerja tetap dari India di sini," katanya.
Khosla sejauh ini telah mendatangkan lebih dari 3.500 pekerja. Ia berharap dapat mendatangkan hingga 10.000 pekerja lagi untuk memenuhi permintaan.
Meskipun ada upaya perekrutan ini, Eyal Argov dari Bank Sentral Israel mencatat bahwa jumlah pekerja India masih kurang dari angka tenaga kerja sebelumnya. Sebelum perang, 80.000 warga Palestina dan 26.000 pekerja asing dipekerjakan di bidang konstruksi.
Sekarang, hanya sekitar 30.000 pekerja asing yang tersedia, yang menyebabkan penurunan 25% dalam aktivitas sektor tersebut dibandingkan dengan tingkat sebelum perang. Argov memperingatkan bahwa meskipun kekurangan ini tidak langsung memengaruhi pasokan perumahan, hal itu dapat menyebabkan keterlambatan di masa mendatang karena populasi Israel yang terus bertambah.
Banyak pekerja India, seperti Nishad dan Suresh Kumar Verma, 39, termotivasi oleh pendapatan yang lebih tinggi di Israel. Mereka dapat memperoleh penghasilan tiga kali lebih banyak daripada di India.
Verma, yang bekerja di utara Tel Aviv, berkata, "Menghasilkan uang itu perlu. Penting untuk terus bekerja keras demi masa depan keluarga." Pergeseran dalam angkatan kerja menyoroti tantangan jangka panjang yang dihadapi industri konstruksi Israel dan dinamika pasar tenaga kerjanya yang terus berkembang, demikian simpulan The Times of Israel. (Indian Express/Z-2)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa keputusan untuk menduduki seluruh wilayah Gaza sepenuhnya berada di tangan Israel.
Militer Israel dituduh sengaja mengarahkan truk melintasi jalan yang tidak aman untuk dilintasi di Gaza tengah sehingga akhirnya terguling.
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
Solusi dua negara dianggap tetap menjadi cara terbaik untuk mewujudkan kenegaraan Palestina.
KETIADAAN Hamas di Tepi Barat ternyata tidak membuat wilayah Palestina itu aman dari penjajahan Israel.
KELOMPOK antipendudukan Yahudi-AS, IfNotNow, memprotes perang dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, Palestina, di luar Hotel Trump International, New York City.
LEBIH dari 10 anggota Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS mendesak pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui negara Palestina. Demikian laporan portal Axios.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved