Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Buruh India Gantikan Pekerja Palestina di Sektor Konstruksi Israel

Wisnu Arto Subari
07/1/2025 22:24
Buruh India Gantikan Pekerja Palestina di Sektor Konstruksi Israel
Buruh India.(Dok Indian Express)

INDUSTRI konstruksi di Israel tengah mengalami transformasi signifikan karena pekerja India secara bertahap menggantikan pekerja Palestina setelah pecahnya perang Gaza.

The Times of Israel melaporkan bahwa sekitar 16.000 pekerja dari India telah bergabung dengan sektor konstruksi Israel selama setahun terakhir sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh pelarangan pekerja Palestina setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Raju Nishad, 35, seorang pekerja India, berbicara kepada The Times of Israel dari lokasi konstruksi di Beer Yaakov, Israel bagian tengah. Mengenakan sabuk pengaman dan helm, ia menjelaskan peringatan serangan udara sempat mengganggu pekerjaan mereka tetapi tidak menghalangi mereka. 

"Tidak ada yang perlu ditakutkan di sini," katanya. Ia menambahkan bahwa begitu sirene berhenti, mereka melanjutkan tugas mereka.

Samir Khosla, ketua Dynamic Staffing Services, memberi tahu The Times of Israel tentang peran perusahaannya dalam merekrut pekerja India untuk pasar Israel. "Kami tidak tahu banyak tentang pasar dan tidak ada tenaga kerja tetap dari India di sini," katanya. 

Khosla sejauh ini telah mendatangkan lebih dari 3.500 pekerja. Ia berharap dapat mendatangkan hingga 10.000 pekerja lagi untuk memenuhi permintaan.

Meskipun ada upaya perekrutan ini, Eyal Argov dari Bank Sentral Israel mencatat bahwa jumlah pekerja India masih kurang dari angka tenaga kerja sebelumnya. Sebelum perang, 80.000 warga Palestina dan 26.000 pekerja asing dipekerjakan di bidang konstruksi. 

Sekarang, hanya sekitar 30.000 pekerja asing yang tersedia, yang menyebabkan penurunan 25% dalam aktivitas sektor tersebut dibandingkan dengan tingkat sebelum perang. Argov memperingatkan bahwa meskipun kekurangan ini tidak langsung memengaruhi pasokan perumahan, hal itu dapat menyebabkan keterlambatan di masa mendatang karena populasi Israel yang terus bertambah.

Banyak pekerja India, seperti Nishad dan Suresh Kumar Verma, 39, termotivasi oleh pendapatan yang lebih tinggi di Israel. Mereka dapat memperoleh penghasilan tiga kali lebih banyak daripada di India. 

Verma, yang bekerja di utara Tel Aviv, berkata, "Menghasilkan uang itu perlu. Penting untuk terus bekerja keras demi masa depan keluarga." Pergeseran dalam angkatan kerja menyoroti tantangan jangka panjang yang dihadapi industri konstruksi Israel dan dinamika pasar tenaga kerjanya yang terus berkembang, demikian simpulan The Times of Israel. (Indian Express/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya