Raja Denmark Ubah Lambang Kerajaan untuk Menonjolkan Greenland dan Kepulauan Faroe

Thalatie K Yani
07/1/2025 09:10
Raja Denmark Ubah Lambang Kerajaan untuk Menonjolkan Greenland dan Kepulauan Faroe
Raja Denmark Frederik membuat perubahan signifikan pada lambang kerajaan, menggantinya dengan menonjolkan Greenland dan Kepulauan Faroe. (Kongehuset.dk)

RAJA Denmark mengejutkan beberapa sejarawan dengan mengubah lambang kerajaan untuk lebih menonjolkan Greenland dan Kepulauan Faroe. Tindakan ini juga dinilai sebagai teguran terhadap Donald Trump.

Kurang dari setahun setelah menggantikan ibunya, Ratu Margrethe, pada Malam Tahun Baru 2023, Raja Frederik membuat pernyataan tegas untuk mempertahankan wilayah otonomi Denmark dan bekas koloni tersebut dalam kerajaan Denmark.

Selama 500 tahun, lambang kerajaan Denmark sebelumnya menampilkan tiga mahkota, simbol Uni Kalmar antara Denmark, Norwegia, dan Swedia, yang dipimpin dari Denmark antara tahun 1397 dan 1523. Mahkota ini juga merupakan simbol penting bagi tetangganya, Swedia.

Namun, dalam versi yang diperbarui, mahkota telah dihapus dan digantikan dengan gambar beruang kutub dan domba yang lebih menonjol, masing-masing mewakili Greenland dan Kepulauan Faroe.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan seputar Greenland dan hubungannya dengan Denmark, yang terus mengontrol kebijakan luar negeri dan keamanan wilayah tersebut.

Presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump, bulan lalu sekali lagi menyatakan keinginannya untuk membeli Greenland, sementara Perdana Menteri Greenland, Múte Egede, baru-baru ini menuduh Denmark melakukan genosida terkait penyelidikan skandal kontrasepsi paksa pada tahun 1960-an dan 1970-an. 

Dalam pidato Tahun Baru Egede, dia mempercepat seruan untuk kemerdekaan Greenland dan meminta "belenggu era kolonial" dihapuskan.

Anak Trump, Donald Trump Jr, diperkirakan akan mengunjungi Greenland, Selasa, meskipun kunjungan tersebut bersifat pribadi dan tidak melibatkan pertemuan dengan pejabat setempat.

Lambang kerajaan tersebut digunakan pada dokumen resmi dan segel, dengan elemen-elemen yang berasal dari abad ke-12, dan menurut pihak kerajaan, perubahan ini "menguatkan keberadaan persemakmuran" dan menghapus mahkota karena sudah tidak relevan lagi.

Perubahan ini dilakukan setelah rekomendasi dari sebuah komite yang dibentuk setelah Raja Frederik naik tahta pada 14 Januari 2024.

Dalam pidato Tahun Baru pertama kalinya, Raja Frederik mengatakan: "Kita semua bersatu dan masing-masing kita berkomitmen untuk kerajaan Denmark. Dari minoritas Denmark di Schleswig Selatan – yang bahkan berada di luar kerajaan – hingga Greenland. Kita bersama-sama."

Sejak 1819, lambang kerajaan Denmark telah diubah tiga kali sebelumnya, yaitu pada tahun 1903, 1948, dan 1972. Namun perubahan terbaru ini mengejutkan beberapa pihak.

Menurut Dick Harrison, seorang profesor sejarah di Universitas Lund, Swedia, simbol tiga mahkota yang digunakan dalam lambang kerajaan Denmark memiliki sejarah panjang, bertahan setelah kekalahan besar dalam perang melawan Swedia pada tahun 1640-an dan 1650-an, kehilangan Norwegia tahun 1814, kehilangan Schleswig ke Jerman pada 1864, transisi ke modernitas, kehilangan Islandia, dan pendudukan Jerman dalam Perang Dunia II.

Sebastian Olden-Jørgensen, seorang sejarawan di Institut Saxo Universitas Kopenhagen, mengatakan bahwa perubahan ini mengirimkan sinyal yang jelas tentang geopolitik saat ini, terutama di tengah seruan kemerdekaan dari Greenland.

Sejarawan kerajaan Lars Hovbakke Sørensen berpendapat bahwa perubahan ini mencerminkan minat pribadi Raja terhadap wilayah Arktik, tetapi juga mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Greenland dan Kepulauan Faroe adalah bagian dari kerajaan Denmark, dan hal ini tidak bisa diperdebatkan.

Pemerintah Greenland telah dihubungi untuk memberikan komentar. (The Guardian/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya