Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
JAKSA mengklaim Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang digantung jabatannya, memberi perintah kepada militer untuk menggunakan senjata saat berusaha mengusir anggota parlemen dari gedung DPR yang sedang menolak dekrit darurat militernya.
Pada 3 Desember, Yoon Suk Yeol memberi wewenang kepada tentara untuk "merusak pintu dan menyeret mereka [politisi] keluar, bahkan jika itu berarti menembakkan senjata", menurut dakwaan dalam rangka proses pemakzulan terhadap dirinya.
Perintah tersebut dikatakan diberikan kepada seorang jenderal yang ditugaskan untuk memblokade Gedung Majelis Nasional selama deklarasi darurat militer Yoon yang berlangsung singkat, yang ditolak anggota parlemen setelah 190 orang berhasil memasuki gedung.
Kabinet Yoon kemudian mencabut dekritnya. Anggota parlemen sejak itu telah memilih untuk memakzulkan dirinya.
Proses pemakzulan di Korea Selatan berarti Yoon telah digantung dari tugasnya sementara pengadilan konstitusi memutuskan apakah akan mengonfirmasi pemakzulannya. Jika dikonfirmasi, ia akan diberhentikan secara permanen dari jabatannya.
Keputusan Yoon untuk mendeklarasikan kekuasaan militer dipandang sebagian orang sebagai upaya untuk mengatasi kebuntuan politik, setelah oposisi menang telak pada pemilu April.
Setelah pidato larut malam yang mengumumkan dekrit tersebut, anggota parlemen dari oposisi dan para demonstran berkumpul di Gedung Majelis Nasional, namun mereka dihadang oleh polisi dan personel militer yang memblokade gedung.
Saat anggota parlemen berhasil memaksa masuk, jaksa mengatakan bahwa Yoon memberi perintah kepada kepala komando pertahanan ibu kota, Lee Jin-woo, bahwa pasukan militer bisa menembak jika perlu untuk memasuki Gedung Majelis Nasional.
"Beritahu [pasukan Anda] untuk menuju ruang pemungutan suara, empat orang untuk setiap [anggota parlemen] dan membawa mereka keluar," kata Yoon yang diduga mengatakan kepada Jenderal Lee.
"Apa yang kalian lakukan? Merusak pintu dan menyeret mereka keluar."
Setelah anggota parlemen memilih untuk mencabut darurat militer, Yoon dikatakan memberi perintah kepada Jenderal Lee untuk "teruskan" karena ia bisa mendeklarasikan darurat militer berkali-kali, menurut dakwaan tersebut.
Jaksa mengatakan dakwaan ini didasarkan pada bukti dari mantan menteri pertahanan Kim Yong-hyun, yang juga didakwa pada Jumat karena diduga mengatakan kepada Jenderal Lee untuk mengikuti perintah Yoon berkali-kali pada 3 Desember.
Ia juga diduga memerintahkan komandan untuk merebut gedung Komisi Pemilihan Nasional dan menangkap pegawainya, menggunakan kabel ties, masker mata, tali, tongkat bisbol, dan palu yang telah disiapkan oleh militer.
Kim akan tetap ditahan menunggu persidangan, kata penyelidik dalam rilis pers.
Dekrit darurat militer telah menyebabkan Korea Selatan terjerumus dalam kekacauan politik yang berlangsung berminggu-minggu.
Politisi oposisi segera menyebut deklarasi Yoon ilegal dan inkonstitusional. Pemimpin partainya sendiri—Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif—juga menyebut tindakan Yoon "langkah yang salah".
Mantan menteri pertahanan Kim Yong-hyun juga didakwa pada hari yang sama, menurut Pusat Investigasi Khusus, yang didirikan di layanan kejaksaan negara tersebut.
Pada hari yang sama, Majelis Nasional juga memilih untuk memakzulkan presiden sementara, Han Duck-soo.
Han seharusnya memimpin negara keluar dari ketidakstabilan politiknya, tetapi anggota parlemen oposisi berargumen bahwa ia menolak tuntutan untuk menyelesaikan proses pemakzulan Yoon.
Dia setuju untuk mundur, yang berarti menteri keuangan negara, Choi Sang-mok, akan menjadi presiden sementara.
Ribuan demonstran telah mengadakan aksi unjuk rasa yang saling bertentangan di Korea Selatan, dengan beberapa dari mereka menuntut penangkapan Yoon.
Menghadiri unjuk rasa di Seoul pada hari Sabtu, Kwon Jung-hee mengatakan kepada BBC bahwa pemakzulan Han terasa seperti "satu gunung kecil" telah didaki.
"Tetapi masih ada terlalu banyak gunung yang harus didaki, jadi saya tidak bisa hanya tinggal di rumah—saya keluar dengan sikap melindungi negara," katanya.
Ketidakpastian politik ini juga menyebabkan ekonomi menderita.
Mata uang negara ini telah terjun ke level terendahnya terhadap dolar sejak krisis keuangan global 16 tahun yang lalu. (BBC/Z-3)
Ribuan jalan dan bangunan telah rusak dan terendam oleh banjir yang deras di Korea Selatan, dengan laporan kerusakan lahan pertanian dan kematian ternak yang meluas.
KASA berencana meluncurkan satelit astronomi pertamanya pada 2030.
Banjir bandang melanda Korea Selatan, menewaskan 4 orang dan memaksa 1.300 warga dievakuasi.
Sebagian besar korban jiwa dilaporkan di Provinsi Chungcheong Selatan akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tengah dan selatan negara itu.
Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, kembali ditangkap atas perannya dalam upaya pemberlakuan darurat militer.
Blackpink kembali mengguncang dunia lewat konser pembuka tur global bertajuk DEADLINE world tour, yang digelar pada 5–6 Juli 2025 di Goyang Stadium, Korea Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved