Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KELOMPOK hak asasi manusia Israel B'Tselem menuduh Israel memanfaatkan perhatian dunia yang teralihkan untuk melakukan pembersihan etnis di Gaza utara. B'Tselem ialah salah satu kelompok hak asasi manusia paling terkemuka di Israel dan secara khusus merilis laporan delapan halaman pada Januari 2021 yang menyebutnya sebagai negara apartheid.
Dalam pernyataan yang diterbitkan pada Selasa (22/10), kelompok tersebut mengatakan Israel bermaksud menggusur paksa penduduk Gaza utara dan melakukan sesuatu yang disebutnya sebagai beberapa kejahatan paling serius berdasarkan hukum perang.
Dikatakan bahwa ratusan ribu orang menderita kelaparan, penyakit tanpa akses ke perawatan medis, dan pengeboman serta tembakan yang tiada henti. Israel juga dicap memisahkan mereka dari dunia.
Sejak 5 Oktober, Jalur Gaza utara telah berada di bawah pengepungan Israel yang hampir total. Hampir tidak ada makanan, air bersih, atau pasokan medis yang masuk.
B'Tselem mengatakan Israel memanfaatkan fakta bahwa perhatian global telah teralihkan untuk mengubah realitas di lapangan secara permanen. B'Tselem menambahkan bahwa kamp pengungsian tempat warga Palestina mencari perlindungan juga telah menjadi sasaran Israel.
"Beberapa kesaksian yang muncul dari Gaza utara menggambarkan mayat-mayat berjejer di jalan, kelaparan, air minum tidak tersedia, dan warga sipil terbunuh saat bom dijatuhkan di rumah mereka tanpa peringatan atau saat mereka melarikan diri untuk menyelamatkan diri."
Minggu lalu, media Israel melaporkan bukti bahwa rencana untuk membersihkan Gaza utara secara etnis dan membunuh atau membuat kelaparan warga Palestina yang tersisa sedang berlangsung.
Pada Selasa, dalam segmen di Channel 12 Israel, kepala analis politik penyiar tersebut, Amit Segal, mengatakan, "Kita dapat terus menyangkal bahwa yang terjadi ialah implementasi dari Rencana Jenderal yaitu mengosongkan jalur tersebut, membuat para teroris kelaparan, melenyapkan mereka, menangkap mereka."
B'Tselem mengatakan bahwa masyarakat internasional telah menunjukkan ketidakberdayaan total selama setahun terakhir dalam menghentikan serangan Israel terhadap warga sipil.
"Sekarang, ketika semakin jelas bahwa Israel bermaksud menggusur paksa penduduk Gaza utara dengan melakukan beberapa kejahatan paling serius menurut hukum perang, negara-negara di dunia harus mengambil tindakan," katanya. (MEE/Z-2)
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
Caisse de Prévoyance de l'Etat de Geneve (CPEG), dana pensiun pemerintah di Jenewa, Swiss, memutuskan untuk mencabut investasinya dari obligasi pemerintah Israel.
DANA pensiun swasta terbesar di Norwegia, KLP Pension, memutuskan untuk mencoret dua perusahaan raksasa industri pertahanan dari portofolio investasinya.
PRANCIS menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina adalah melalui solusi dua negara.
Sebanyak 127 orang di Gaza telah meninggal karena penyebab terkait malnutrisi, dengan satu dari tiga orang tidak makan selama beberapa hari, menurut PBB.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
PM Belanda mendukung Uni Eropa menagguhkan akses Israel ke Program pendanaan riset dan inovasi Horizon Europe, karena krisis kemanusiaan di Gaza.
Presiden AS Donald Trump menyatakan terjadi 'kelaparan nyata' di Gaza. Berbeda dengan pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved