Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Semakin Banyak Tentara Israel yang Menolak kembali Berperang

Wisnu Arto Subari
22/10/2024 23:00
Semakin Banyak Tentara Israel yang Menolak kembali Berperang
Tentara Israel.(Al Jazeera)

SEMAKIN banyak tentara Israel merasa kecewa dengan pertempuran di Jalur Gaza, Palestina, dan wilayah konflik lain seperti Libanon dan Tepi Barat, Palestina, yang menyebabkan beberapa dari mereka menolak untuk kembali ke medan perang.

Menurut laporan di media Israel HaMakom, wawancara dengan lebih dari 20 orangtua dan pejuang di berbagai batalion telah mengungkapkan meningkatnya ketidakpuasan di antara para prajurit.

Di antara mereka ialah Brigade Nahal. Para prajurit menghabiskan waktu lima minggu untuk bertempur di Gaza sebelum kembali ke rumah untuk beristirahat, sesuatu yang telah mereka lakukan 11 kali sejauh ini sejak dimulainya pertempuran pada Oktober 2023.

Namun, menurut HaMakom, selama pengerahan ke-11 hanya enam prajurit dari satu peleton yang terdiri dari 30 orang yang muncul Yang lain mencari-cari alasan.

"Saya menyebutnya penolakan dan pemberontakan," kata Inbal, ibu dari salah satu prajurit di peleton tersebut, berbicara kepada HaMakom.

"Mereka terus kembali ke gedung yang sama yang telah mereka bersihkan, hanya untuk menemukan mereka kembali dijebak. Di lingkungan Zaytoun saja (di Kota Gaza), mereka telah ke sana tiga kali. Mereka mengerti bahwa itu sia-sia dan tidak ada gunanya."

Semua orang yang diwawancarai dalam laporan tersebut berbicara secara anonim karena takut akan menghadapi pelecehan dari militer.

"Yang membunuh mereka ialah kondisi dan lamanya pertempuran tanpa akhir yang terlihat. Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan keluar dan sudah seperti ini selama setahun," kata orangtua yang lain, Eidit.

Militer Israel telah menerbitkan nama-nama lebih dari 750 tentara yang tewas sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu, termasuk lebih dari 350 yang tewas selama operasi darat di Gaza.

Setidaknya 43 tentara Israel telah tewas dalam serangan dan operasi darat di garis depan utara perang di sepanjang perbatasan Libanon.

Tentara lain mengatakan kepada HaMakom bahwa misi dilakukan setengah-setengah karena kurangnya tenaga kerja.

"Peleton-peleton itu kosong. Mereka yang tidak tewas atau terluka secara fisik mengalami gangguan mental. Sangat sedikit yang kembali untuk bertempur. Bahkan mereka tidak sepenuhnya baik-baik saja," kata mereka. (MEE/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya