Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Libanon Dukung Seruan Gencatan Senjata Hizbullah-Israel

Cahya Mulyana
27/9/2024 13:06
Libanon Dukung Seruan Gencatan Senjata Hizbullah-Israel
Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan sembilan negara lainnya mendesak kedua pihak untuk menyetujui gencatan senjata selama 21 hari.(Anadolu)

PERDANA Menteri Libanon Najib Mikati menyambut baik seruan bersama untuk gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok Hizbullah di tengah meningkatnya serangan lintas perbatasan.

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan sembilan negara lainnya mendesak kedua pihak untuk menyetujui gencatan senjata selama 21 hari.

Dalam pidatonya di sesi Dewan Keamanan, Mikati menyoroti perlunya "upaya bersama oleh semua anggota Dewan Keamanan (PBB) untuk menekan Israel agar segera melakukan gencatan senjata di semua lini," mengacu pada Gaza dan Libanon.

Baca juga : PBB: Libanon Jangan Bernasib Serupa Gaza

Mikati menekankan bahwa tanggung jawab untuk melaksanakan gencatan senjata dan resolusi internasional berada di tangan Israel, menurut kantor berita resmi Libanon NNA.

Pernyataan bersama oleh AS dan Uni Eropa, serta Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar, menggambarkan situasi antara Israel dan Libanon sejak 8 Oktober sebagai "tidak Libanon ditoleransi."

Situasi tersebut "menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima berupa eskalasi regional yang lebih luas," kata mereka. "Ini tidak menguntungkan siapa pun, baik rakyat Israel maupun rakyat Libanon."

Baca juga : Perang Terbuka Hizbullah-Israel Meletus

"Oleh karena itu, kami menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Libanon-Israel untuk memberi ruang bagi diplomasi menuju penyelesaian diplomatik yang konsisten dengan UNSCR (Resolusi Dewan Keamanan PBB) 1701, dan pelaksanaan UNSCR 2735 mengenai gencatan senjata di Gaza," katanya.

Dalam pernyataan sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan baku tembak di perbatasan Israel-Libanon mengancam konflik yang jauh lebih luas dan menimbulkan kerugian bagi warga sipil.

Ketegangan regional meningkat di tengah serangan udara mematikan Israel di Libanon sejak Senin dini hari yang telah menewaskan hampir 610 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang, menurut otoritas kesehatan Libanon.

Kelompok Hizbullah di Libanon dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.500 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu.

Masyarakat internasional telah memperingatkan serangan terhadap Libanon, karena serangan tersebut meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik Gaza secara regional. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya