Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEKRETARIS Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan negara-negara anggota tentang Libanon yang menjadi Gaza lain di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel. Menyoroti transformasi epik yang tengah dihadapi dunia, Guterres menyampaikan pidato di hadapan negara-negara anggota selama pembukaan Sidang Umum PBB ke-79 di kantor pusat New York.
"Dunia kita sedang mengalami pusaran angin. Kita berada di era transformasi dahsyat menghadapi tantangan yang belum pernah kita lihat sebelumnya tantangan yang menuntut solusi global," kata Guterres, seraya menambahkan bahwa perpecahan geopolitik terus bertambah dalam, dilansir Anadolu, Rabu (25/9).
Menyoroti pemanasan global, Sekjen PBB mengatakan bahwa perang berkecamuk tanpa ada petunjuk bagaimana akan berakhir. Ia menggarisbawahi ancaman postur nuklir dan senjata baru menimbulkan bayangan gelap.
Baca juga : UNICEF: Anak-anak Libanon Hadapi Bencana Buatan Israel
"Kita sedang bergerak maju ke arah yang tak terbayangkan, ke titik di mana bencana bisa melanda dunia," katanya.
Guterres mendasarkan pidatonya pada dua kenyataan utama bahwa keadaan global saat ini tidak berkelanjutan dan tantangan yang dihadapi dunia dapat dipecahkan.
"Tingkat impunitas di dunia tidak dapat dipertahankan secara politik dan tidak dapat ditoleransi secara moral," tegasnya, sambil menyesalkan banyaknya pemerintah yang merasa berhak mengabaikan hukum internasional, konvensi hak asasi manusia, dan resolusi PBB.
Baca juga : Hizbullah Balas Serangan Israel yang Tewaskan 558 Orang di Libanon
"Mereka dapat menyerbu negara lain, menghancurkan seluruh masyarakat, atau sama sekali mengabaikan kesejahteraan rakyatnya sendiri. Dan tidak akan terjadi apa-apa," katanya, seraya mencatat bahwa "impunitas" dapat dilihat di Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan sekitarnya.
Mengenai Timur Tengah, Guterres mengamati bahwa Gaza adalah mimpi buruk yang tak pernah berakhir yang mengancam seluruh wilayah. Tidak usah mencari lebih jauh lagi selain Libanon. Ia mengatakan semua negara harus waspada terhadap eskalasi antara Libanon dan Israel.
"Libanon berada di ambang kehancuran. Rakyat Libanon, rakyat Israel, dan rakyat dunia tidak mampu membiarkan Libanon menjadi seperti Gaza," katanya.
Baca juga : Pemimpin Dunia Cegah Perang Meluas, Hizbullah Siap Hadapi Israel
Ia mengecam hukuman kolektif terhadap warga Palestina, menegaskan kembali tuntutannya untuk gencatan senjata segera dan dimulainya solusi dua negara.
"Kecepatan dan skala pembunuhan dan penghancuran di Gaza tidak pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat sebagai sekretaris jenderal. Lebih dari 200 staf kami sendiri telah terbunuh, banyak di antaranya bersama keluarga mereka," katanya.
Guterres membandingkan kekacauan global saat ini dengan ketegangan yang lebih terstruktur pada era Perang Dingin.
"Terlepas dari semua bahayanya, Perang Dingin memiliki aturan. Ada jalur komunikasi langsung, jalur merah, dan pagar pembatas," katanya, tetapi sekarang, dunia berada dalam "api penyucian polaritas" dengan banyak negara bertindak tanpa pertanggungjawaban karena tidak adanya tatanan dunia yang stabil. (I-2)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Pelatih tim nasional Libanon Miguel Moreira mengakui anak-anak asuhnya mengalami kesulitan beradaptasi di Indonesia. Suhu tropis yang cukup tinggi menjadi salah satu kendala utama.
Pelatih tim nasional U-22 Indonesia Indra Sjafri mengaku tidak puas dengan permainan Garuda Muda pada laga kedua kontra Libanon yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, pada Minggu (16/4).
Beckham Putra Nugraha menjadi pahlawan saat timnas U-22 Indonesia melawan Libanon di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (16/4) malam WIB.
HIZBULLAH meluncurkan Imad 4 yang merupakan kompleks rudal besar dengan terowongan bawah tanah yang panjang dan peluncur roket besar serta tidak terdeteksi kemampuan pengintaian Israel.
Bangsa Arab juga menolak skenario Israel untuk Gaza pascaperang tanpa rencana yang masuk akal bagi berdirinya negara Palestina.
FIFA menunda keputusan atas permintaan Palestina agar federasi sepak bola dunia itu menghukum Israel. Keputusan tersebut diambil FIFA dalam kongres tahunan yang berlangsung di Bangkok,
Dalam situasi yang memprihatinkan dunia itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan Israel akan melancarkan perang skala penuh terhadap Hizbullah pro Iran di Libanon.
Dus, tekanan maksimum Trump tak akan efektif. Tidak masuk akal melindungi rezim Zionis yang rasialis sambil mengorbankan kepentingan negara-negara di kawasan.
PEMERINTAH junta militer Thailand memperketat keamanan setelah ledakan dua bom pipa rakitan terjadi di dekat sebuah mal di Bangkok
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjanjikan dorongan gencatan senjata di Gaza dalam pesan Ramadhan pada Senin (11/3). Semula dia mengklaim gencatan senjata sebelum Ramadhan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved