Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Iran Disebut Ingin Ganggu Pilpres AS

Dhika Kusuma Winata
20/9/2024 14:37
Iran Disebut Ingin Ganggu Pilpres AS
Kiri-kanan: Kamala Harris dan Donald Trump.(DOK INSTAGRAM/@KAMALAHARRIS/@REALDONALDTRUMP)

PERETAS Iran mengirim email yang berisi materi dari kampanye kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump kepada orang-orang yang terlibat dalam kampanye pemilihan kubu Demokrat. AS menuding hal itu bagian dari upaya Teheran untuk memengaruhi pemilihan.

"Aktor siber jahat Iran telah melanjutkan upaya mereka sejak Juni untuk mengirim materi yang dicuri dan tidak bersifat publik yang terkait dengan kampanye mantan Presiden Trump ke organisasi media AS," kata pernyataan bersama Biro Investigasi Federal (FBI), Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur, dan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS seperti dilansir Al Jazeera.

"Aktivitas siber jahat ini adalah contoh terbaru dari pendekatan multi-cabang Iran untuk memicu perselisihan dan merusak kepercayaan pada proses pemilihan kami," kata badan-badan tersebut.

Baca juga : Debat Perdana Trump dan Harris, Siapa yang Menang?

Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa penerima email tersebut membalas. Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang sifat materi kampanye yang diduga dicuri itu.

Hacker tersebut ditengarai mengirim email kepada individu-individu yang terlibat dalam kampanye Biden pada akhir Juni dan awal Juli lalu berisi kutipan teks dari materi dari kampanye Partai Republik.

Pada Agustus lalu, AS juga menuduh Iran meluncurkan operasi siber terhadap kampanye kedua kandidat dan menargetkan orang-orang di AS dengan operasi pengaruh yang bertujuan untuk mengobarkan perselisihan politik.

Baca juga : Siapa Pemilih Kamala Harris Versus Donald Trump?

Di sisi lain, Iran membantah mencampuri urusan dalam negeri AS. Misi permanen Iran untuk PBB di New York mengatakan tuduhan terbaru AS tidak berdasar dan tidak dapat diterima.

“Iran tidak memiliki motif atau niat untuk mencampuri pemilu AS," demikian pernyataan pihak Iran.

Teheran balik mempertanyakan AS dengan tudingan sudah lama mencampuri urusan dalam negeri Iran selama beberapa dekade mulai dari kudeta perdana menteri 1953 hingga pembunuhan komandan militer Iran Qassem Soleimani pada 2020 lalu.

Baca juga : Harris Sebut Hamas Memperkosa pada 7 Oktober, Pengamat: Kebohongan Terbesar

Karoline Leavitt, juru bicara kampanye Trump, mengatakan tuduhan terbaru tersebut menjadi bukti lebih lanjut soal Iran yang dianggap secara aktif mencampuri pemilu untuk membantu Kamala Harris dan Joe Biden. Menurut kubu Trump, Iran khawatir soal potensi sanksi dari AS.

"Kamala dan Biden harus jujur ??mengenai apakah mereka menggunakan materi yang diretas yang diberikan kepada mereka oleh Iran untuk menyakiti Presiden Trump. Apa yang mereka ketahui dan kapan mereka mengetahuinya?" katanya.

Seorang juru bicara tim kampanye Harris mengatakan mereka tidak mengetahui adanya materi yang dikirim langsung ke tim kampanye.

“Beberapa orang menjadi sasaran email pribadi mereka dengan apa yang tampak seperti upaya spam atau phishing," ujarnya. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik