Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia Sembilan Delapan (JARI’98), Willy Prakarsa mengusulkan agar purnawirawan Polri mulai mencuat dalam diskusi politik nasional, khususnya dalam kontestasi Pilpres. Menurut Willy, Indonesia telah memiliki pemimpin nasional dari berbagai latar belakang, mulai dari militer (TNI) hingga sipil, tetapi belum ada yang berasal dari korps kepolisian.
"Selama ini belum ada presiden dari latar belakang kepolisian, padahal mereka memiliki pengalaman luas dalam penegakan hukum dan menjaga ketertiban," ujar Willy, melalui keterangannya, Rabu (11/6).
Willy mengungkapkan sejumlah pertimbangan bagu purnawirawan polisi untuk maju sebagai calon presiden. Pertama, purnawirawan polisi memiliki pemahaman mendalam tentang hukum dan ketertiban, serta terbiasa menangani berbagai persoalan sosial dengan pendekatan yang tegas.
Kedua, kedekatan dengan masyarakat memungkinkan pemahaman yang lebih langsung terhadap dinamika sosial. Selain itu, kemampuan manajerial dalam menghadapi krisis dan pengetahuan mendalam tentang kejahatan serta keamanan nasional menjadi nilai tambah yang tidak bisa diabaikan.
Namun, Willy juga menggarisbawahi bahwa tantangan bagi purnawirawan polisi yang ingin terjun ke dunia politik tidaklah ringan.
"Jalur karier politik bagi polisi masih minim, belum lagi persepsi publik yang belum sepenuhnya positif terhadap institusi kepolisian," jelasnya.
Sebagai langkah strategis, ia menyarankan agar purnawirawan polisi membangun rekam jejak politik yang solid sebelum mencoba maju sebagai calon presiden.
"Bisa melalui partai politik, jabatan publik, atau menginisiasi diskusi akademis serta mendorong wacana ini lebih luas di media," tambahnya.
Willy juga menyebutkan beberapa tokoh purnawirawan Polri yang dinilai memiliki kapasitas untuk berkontestasi di level nasional, antara lain Tito Karnavian (Mendagri), Sutarman, Badrodin Haiti, dan Timur Pradopo.
"Apakah gagasan ini akan berkembang lebih jauh dan mendapatkan dukungan yang cukup kuat? Waktu yang akan menjawab. Namun yang pasti, wacana ini menambah warna dalam dinamika politik Indonesia menuju pemilihan umum mendatang," pungkasnya. (H-3)
Menurutnya, di era pemilihan langsung saat ini seorang pemimpin eksekutif baik presiden maupun kepala daerah harus sadar terhadap konsekuensi reward and punishment dari publik.
Pengamat sebut Presiden Prabowo Subianto ingin memberikan kesan bukan sosok ambisius setelah melarang kader Partai Gerindra gembar-gembor soal dua periode.
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan jika dalam lima tahun kepemimpinannya tidak ada keberhasilan, ia tidak ingin maju kembali jadi calon presiden pada pemilu 2029.
Dukungan dini dari Parpol kepada Prabowo untuk Pilpres bukan sekadar ekspresi loyalitas, melainkan strategi politik pragmatis untuk mengamankan kursi di kabinet.
Perludem memberikan ide agar dibuat dua klasifikasi Pemilu yaitu Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved