Israel Perluas Target Perang Hadapi Hizbullah

Ferdian Ananda Majni
17/9/2024 16:06
Israel Perluas Target Perang Hadapi Hizbullah
Ilustrasi.(Dok Al-Jazeera)

ISRAEL akan memperluas tujuan perangnya dengan mencakup kembalinya penduduk wilayah utara yang dievakuasi akibat serangan Hizbullah yang didukung Iran di Libanon.

"Keputusan itu disetujui dalam pertemuan kabinet keamanan semalam," kata kantor Netanyahu. Pasukan Israel hampir setiap hari melakukan serangan dengan Hizbullah sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza.

Puluhan ribu warga Israel dievakuasi dan mengungsi di dekat perbatasan Libanon di bagian utara karena tembakan roket Hizbullah dan mereka belum kembali.

Baca juga : AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah

Sebelumnya pada Senin (16/9), Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa peluang mencapai kesepakatan tipis karena Hizbullah terus berkompromi dengan Hamas dan menolak untuk mengakhiri konflik. Oleh karena itu, satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya komunitas utara Israel ke rumah mereka ialah melalui tindakan militer.

Para pejabat Hizbullah pernah mengatakan di masa lalu bahwa kelompok itu akan mundur jika gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, tercapai. Sementara Israel menegaskan pihaknya tidak bisa membiarkan militan tetap berada di daerah perbatasan di selatan Libanon.

Kekerasan tersebut menewaskan ratusan pejuang di Libanon dan puluhan warga sipil serta tentara di pihak Israel. Pertempuran juga memaksa puluhan ribu orang di kedua belah pihak meninggalkan rumah mereka.

Baca juga : HRW: Israel Serang Tim Relawan Libanon Langgar Hukum

Kementerian pertahanan dalam suatu pernyataan menyebut Gallant pada Senin bertemu dengan utusan AS Amos Hochstein untuk membahas operasi militer melawan Hizbullah dan penderitaan warga Israel yang menjadi pengungsi akibat serangan lintas batas.

Sebelumnya pada hari yang sama, Gallant berbicara dengan Menhan AS Lloyd Austin. Ia mengatakan waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan yang akan mengakhiri konflik.

Meskipun perundingan berulang kali yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah mengupayakan gencatan senjata di Gaza, belum ada tanda-tanda kemajuan dalam diplomasi yang bertujuan menghentikan pertempuran antara Hizbullah dan Israel.

Baca juga : Netanyahu Setuju Perundingan lagi, Lima Warga Gaza Tewas dalam Bantuan Makanan

Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Mesir pada Selasa (17/9) untuk perjalanannya yang ke-10 ke Timur Tengah sejak perang dimulai hampir setahun lalu. Blinken tidak memiliki rencana publik untuk pergi ke Israel dan bertemu Netanyahu dalam perjalanan ini.

Setelah berbulan-bulan Presiden Joe Biden dan para pejabatnya secara terbuka menyatakan bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza sudah dekat, Gedung Putih mengatakan pihaknya kini bekerja sama dengan sesama mediator Mesir dan Qatar untuk menghasilkan proposal akhir yang direvisi untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza. 

Ketua Hamas Yahya Sinwar mengatakan bahwa kelompok Palestina memiliki sumber daya untuk mempertahankan perjuangannya melawan Israel, dengan dukungan dari sekutu regional yang didukung Iran. Sinwar menambahkan kepada kelompok sekutu tersebut di Yaman, Houthi, bahwa pihaknya telah mempersiapkan diri untuk berperang dalam Waktu panjang dan bersama dengan sekutu Iran lain akan mematahkan kemauan politik musuh setelah lebih dari 11 bulan perang. (The Guardian/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya