Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI menyatakan bahwa Indonesia mengutuk keras pembantaian warga Palestina yang dilakukan oleh Israel di suatu sekolah, Jalur Gaza.
"Indonesia mengutuk keras pembantaian lebih dari 100 warga Palestina di Sekolah Al-Tabaeen di Gaza oleh Israel pada 10 Agustus 2024," kata Kementerian Luar Negeri RI di platform X yang dipantau di Jakarta, Sabtu (11/8).
Kementerian Luar Negeri RI juga menyatakan bahwa Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kejadian tersebut. Selain itu, Indonesia menyerukan agar komunitas internasional bersatu untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan dan genosida yang dilakukan oleh Israel.
Baca juga : Israel Lakukan Genosida Gaza Pakai Senjata AS dan Eropa
"Israel harus bertanggung jawab atas semua kejahatan tersebut. Segala bentuk impunitas harus dihentikan," tegas Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tersebut.
Sementara itu, Kepresidenan Palestina mengatakan bahwa Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan Israel pada sekolah di Gaza yang menewaskan lebih dari 100 orang.
"Kami menganggap pemerintah AS bertanggung jawab atas pembantaian ini karena dukungan finansial, militer, dan politik mereka kepada Israel," kata Kepresidenan Palestina dalam pernyataannya di platform X pada Sabtu.
Baca juga : Israel Serang Sekolah Dipadati Pengungsi Gaza, Ratusan Tewas
Sebelumnya, pemerintah AS mengucurkan dana sebesar US$3,5 miliar (sekitar Rp55,8 triliun) kepada Israel untuk membeli senjata Amerika.
"Bantuan tersebut dikucurkan pada saat yang sama dengan serangan parah ini. Itu membuktikan keterlibatan AS dalam genosida yang sedang berlangsung," kata pernyataan tersebut.
"AS harus segera mengakhiri dukungan tanpa syaratnya kepada Israel yang menyebabkan tewasnya ribuan orang tak bersalah, termasuk anak-anak, Wanita, dan lansia," kata pernyataan itu.
Pada Sabtu, lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam serangan Israel terbaru terhadap sekolah yang penuh pengungsi di Gaza, Palestina. Menurut laporan Al Jazeera, serangan udara Israel tersebut terjadi di sebuah sekolah di kawasan Daraj, timur Kota Gaza, kira-kira pada waktu salat Subuh.
Serangan Israel tersebut juga melukai ratusan warga Palestina. Israel mengakui melakukan serangan tersebut dengan alasan bahwa sekolah itu merupakan markas militer kelompok perlawanan Palestina, Hamas. (Ant/Z-2)
Inggris berencana mengakui Negara Palestina paling cepat pada September.
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
Inggris siap mengakui Palestina sebagai negara merdeka pada Sidang Umum PBB September mendatang, jika Israel tidak setuju gencatan senjata di Gaza.
Selama semester pertama 2025, dari Januari hingga Juni, INH telah menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai US$779.172 atau sekitar Rp13 miliar kepada warga Gaza.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
Jerman dan Spanyol mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, meskibelum cukup mengatasi krisis.
KONFERENSI dua hari yang digelar di markas besar PBB, New York, telah menghasilkan sebuah kerangka kerja baru untuk mewujudkan solusi dua negara antara Palestina dan Israel.
PRANCIS, Inggris dan sejumlah negara lain mulai menunjukkan komitmen yang lebih nyata dalam mendukung pengakuan terhadap Palestina sebagai negara berdaulat.
PEMERINTAH Belanda menyatakan dua menteri Israel sebagai persona non grata akibat pernyataan dan tindakan yang dianggap memicu kekerasan serta mendorong pembersihan etnis Gaza.
PBB menyebut Gaza menghadapi krisis kelaparan terburuk dengan lebih dari 20 ribu anak alami gizi buruk.
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved