Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Israel Gunakan Air untuk Bunuh Warga Gaza

Cahya Mulyana
19/7/2024 09:55
Israel Gunakan Air untuk Bunuh Warga Gaza
Ilustrasi: Anak-anak Palestina mengisi galon dengan air di Kota Gaza.(AFP)

ISRAEL menggunakan air sebagai senjata perang saat pasokan ke Gaza anjlok 94%. Organisasi nirlaba dari Inggris yang berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, Oxfam, menilai tindakan itu menyebabkan bencana kesehatan yang mematikan.

Israel merusak atau menghancurkan lima fasilitas air dan sanitasi setiap tiga hari sejak dimulainya invasinya. Laporan terbaru Oxfam mengungkap Israel secara sistematis menggunakan air sebagai senjata untuk melawan warga Palestina di Gaza, menunjukkan ketidakpedulian terhadap kehidupan manusia dan hukum internasional.

Laporan tersebut yang diberi judul Kejahatan Perang Air itu menemukan bahwa pemangkasan pasokan air oleh Israel, penghancuran sistematis fasilitas air, dan penghalangan bantuan yang disengaja telah mengurangi jumlah air yang tersedia di Gaza hingga 94% atau menjadi 4,74 liter sehari per orang. 

Baca juga : Serangan Israel Tewaskan Puluhan Sipil di Sekolah PBB Kamp Nuseirat

Jumlahnya hanya di bawah sepertiga dari minimum yang direkomendasikan dalam keadaan darurat dan kurang dari satu kali kebutuhan untuk penyiraman toilet.

Analisis Oxfam juga menemukan serangan militer Israel telah merusak atau menghancurkan lima lokasi infrastruktur air dan sanitasi setiap tiga hari sejak dimulainya perang. Perusakan infrastruktur air dan listrik serta pembatasan masuknya suku cadang dan bahan bakar atau rata-rata hanya seperlima dari jumlah yang dibutuhkan yang diizinkan masuk mengakibatkan produksi air turun hingga 84% di Gaza.

“Pasokan eksternal dari perusahaan air nasional Israel, Mekorot, turun hingga 78%. Israel telah menghancurkan 70% dari seluruh pompa pembuangan limbah dan 100% dari seluruh pabrik pengolahan air limbah, serta laboratorium pengujian kualitas air utama di Gaza, dan membatasi masuknya peralatan pengujian air Oxfam,” ungkap keterangan resmi lembaga itu, dilansir dari laman Oxfam.org, Jumat (19/7).

Baca juga : Puluhan Mayat Ditemukan Setelah Pasukan Isarel Mundur dari Gaza

Kota Gaza telah kehilangan hampir seluruh kapasitas produksi airnya, dengan 88% sumur air dan 100% pabrik desalinasi rusak atau hancur. Laporan tersebut juga menyoroti dampak buruk dari kurangnya air bersih dan sanitasi terhadap kesehatan warga Palestina, dengan lebih dari seperempat (26%) penduduk Gaza jatuh sakit parah akibat penyakit yang mudah dicegah.

Pada Januari, Mahkamah Internasional menuntut agar Israel segera meningkatkan akses kemanusiaan mengingat adanya kemungkinan genosida di Gaza. Sejak saat itu, Oxfam telah menyaksikan secara langsung hambatan Israel terhadap respons kemanusiaan yang berarti, yang menewaskan warga sipil Palestina.

"Kita telah melihat Israel menggunakan hukuman kolektif dan kelaparan sebagai senjata perang. Sekarang kita menyaksikan Israel menjadikan air sebagai senjata, yang sudah menimbulkan konsekuensi yang mematikan,” kata Lama Abdul Samad, Spesialis Air dan Sanitasi Oxfam di Wilayah Pendudukan Palestina dan Israel.

Baca juga : PM Inggris Keir Starmer dan Biden Bahas Gencatan Senjata Gaza

Dia mengatakan jelas bahwa Israel telah menciptakan darurat kemanusiaan yang menghancurkan yang mengakibatkan kematian warga sipil Palestina. “Kita telah melihat Israel menggunakan hukuman kolektif dan kelaparan sebagai senjata perang. Sekarang kita menyaksikan Israel menggunakan air sebagai senjata, yang sudah menimbulkan konsekuensi yang mematikan.

"Namun, pembatasan akses air yang disengaja bukanlah taktik baru. Pemerintah Israel telah merampas air yang aman dan cukup bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza selama bertahun-tahun," katanya.

Menurut dia kehancuran yang meluas dan pembatasan yang signifikan terhadap pengiriman bantuan di Gaza yang berdampak pada akses terhadap air dan kebutuhan pokok lainnya untuk bertahan hidup. Dia juga menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk mengambil tindakan tegas guna mencegah penderitaan lebih lanjut dengan menegakkan keadilan dan hak asasi manusia, termasuk yang tercantum dalam Konvensi Jenewa dan Konvensi Genosida.

Baca juga : Jumlah Korban Tewas di Gaza Diperkirakan Mencapai 186 Ribu Jiwa

Manajer Umum perusahaan air Jalur Gaza CMWU, Monther Shoblak, mengatakan pihaknya telah mengalami mimpi buruk selama sembilan bulan terakhir. Dia berupaya memastikan semua orang di Gaza mendapatkan hak minimum mereka untuk mendapatkan air minum bersih.

“Memang sangat sulit, tetapi kami bertekad untuk terus berusaha, bahkan ketika kami menyaksikan rekan-rekan kami menjadi sasaran dan dibunuh oleh Israel saat melakukan pekerjaan mereka,” ujarnya.

Oxfam menyerukan tindakan mendesak termasuk gencatan senjata segera dan permanen bagi Israel agar mengizinkan tanggapan kemanusiaan penuh dan tanpa batas dan bagi Israel untuk menanggung tagihan rekonstruksi infrastruktur air dan sanitasi.

Analisis Oxfam terhadap angka-angka WHO menemukan bahwa kurangnya air bersih dan sanitasi menyebabkan 26% penduduk Gaza jatuh sakit akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.(P-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya