Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
ISRAEL menggunakan air sebagai senjata perang saat pasokan ke Gaza anjlok 94%. Organisasi nirlaba dari Inggris yang berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, Oxfam, menilai tindakan itu menyebabkan bencana kesehatan yang mematikan.
Israel merusak atau menghancurkan lima fasilitas air dan sanitasi setiap tiga hari sejak dimulainya invasinya. Laporan terbaru Oxfam mengungkap Israel secara sistematis menggunakan air sebagai senjata untuk melawan warga Palestina di Gaza, menunjukkan ketidakpedulian terhadap kehidupan manusia dan hukum internasional.
Laporan tersebut yang diberi judul Kejahatan Perang Air itu menemukan bahwa pemangkasan pasokan air oleh Israel, penghancuran sistematis fasilitas air, dan penghalangan bantuan yang disengaja telah mengurangi jumlah air yang tersedia di Gaza hingga 94% atau menjadi 4,74 liter sehari per orang.
Baca juga : Serangan Israel Tewaskan Puluhan Sipil di Sekolah PBB Kamp Nuseirat
Jumlahnya hanya di bawah sepertiga dari minimum yang direkomendasikan dalam keadaan darurat dan kurang dari satu kali kebutuhan untuk penyiraman toilet.
Analisis Oxfam juga menemukan serangan militer Israel telah merusak atau menghancurkan lima lokasi infrastruktur air dan sanitasi setiap tiga hari sejak dimulainya perang. Perusakan infrastruktur air dan listrik serta pembatasan masuknya suku cadang dan bahan bakar atau rata-rata hanya seperlima dari jumlah yang dibutuhkan yang diizinkan masuk mengakibatkan produksi air turun hingga 84% di Gaza.
“Pasokan eksternal dari perusahaan air nasional Israel, Mekorot, turun hingga 78%. Israel telah menghancurkan 70% dari seluruh pompa pembuangan limbah dan 100% dari seluruh pabrik pengolahan air limbah, serta laboratorium pengujian kualitas air utama di Gaza, dan membatasi masuknya peralatan pengujian air Oxfam,” ungkap keterangan resmi lembaga itu, dilansir dari laman Oxfam.org, Jumat (19/7).
Baca juga : Puluhan Mayat Ditemukan Setelah Pasukan Isarel Mundur dari Gaza
Kota Gaza telah kehilangan hampir seluruh kapasitas produksi airnya, dengan 88% sumur air dan 100% pabrik desalinasi rusak atau hancur. Laporan tersebut juga menyoroti dampak buruk dari kurangnya air bersih dan sanitasi terhadap kesehatan warga Palestina, dengan lebih dari seperempat (26%) penduduk Gaza jatuh sakit parah akibat penyakit yang mudah dicegah.
Pada Januari, Mahkamah Internasional menuntut agar Israel segera meningkatkan akses kemanusiaan mengingat adanya kemungkinan genosida di Gaza. Sejak saat itu, Oxfam telah menyaksikan secara langsung hambatan Israel terhadap respons kemanusiaan yang berarti, yang menewaskan warga sipil Palestina.
"Kita telah melihat Israel menggunakan hukuman kolektif dan kelaparan sebagai senjata perang. Sekarang kita menyaksikan Israel menjadikan air sebagai senjata, yang sudah menimbulkan konsekuensi yang mematikan,” kata Lama Abdul Samad, Spesialis Air dan Sanitasi Oxfam di Wilayah Pendudukan Palestina dan Israel.
Baca juga : PM Inggris Keir Starmer dan Biden Bahas Gencatan Senjata Gaza
Dia mengatakan jelas bahwa Israel telah menciptakan darurat kemanusiaan yang menghancurkan yang mengakibatkan kematian warga sipil Palestina. “Kita telah melihat Israel menggunakan hukuman kolektif dan kelaparan sebagai senjata perang. Sekarang kita menyaksikan Israel menggunakan air sebagai senjata, yang sudah menimbulkan konsekuensi yang mematikan.
"Namun, pembatasan akses air yang disengaja bukanlah taktik baru. Pemerintah Israel telah merampas air yang aman dan cukup bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza selama bertahun-tahun," katanya.
Menurut dia kehancuran yang meluas dan pembatasan yang signifikan terhadap pengiriman bantuan di Gaza yang berdampak pada akses terhadap air dan kebutuhan pokok lainnya untuk bertahan hidup. Dia juga menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk mengambil tindakan tegas guna mencegah penderitaan lebih lanjut dengan menegakkan keadilan dan hak asasi manusia, termasuk yang tercantum dalam Konvensi Jenewa dan Konvensi Genosida.
Baca juga : Jumlah Korban Tewas di Gaza Diperkirakan Mencapai 186 Ribu Jiwa
Manajer Umum perusahaan air Jalur Gaza CMWU, Monther Shoblak, mengatakan pihaknya telah mengalami mimpi buruk selama sembilan bulan terakhir. Dia berupaya memastikan semua orang di Gaza mendapatkan hak minimum mereka untuk mendapatkan air minum bersih.
“Memang sangat sulit, tetapi kami bertekad untuk terus berusaha, bahkan ketika kami menyaksikan rekan-rekan kami menjadi sasaran dan dibunuh oleh Israel saat melakukan pekerjaan mereka,” ujarnya.
Oxfam menyerukan tindakan mendesak termasuk gencatan senjata segera dan permanen bagi Israel agar mengizinkan tanggapan kemanusiaan penuh dan tanpa batas dan bagi Israel untuk menanggung tagihan rekonstruksi infrastruktur air dan sanitasi.
Analisis Oxfam terhadap angka-angka WHO menemukan bahwa kurangnya air bersih dan sanitasi menyebabkan 26% penduduk Gaza jatuh sakit akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.(P-5)
Inggris berencana mengakui Negara Palestina paling cepat pada September.
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
Inggris siap mengakui Palestina sebagai negara merdeka pada Sidang Umum PBB September mendatang, jika Israel tidak setuju gencatan senjata di Gaza.
Selama semester pertama 2025, dari Januari hingga Juni, INH telah menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai US$779.172 atau sekitar Rp13 miliar kepada warga Gaza.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
Jerman dan Spanyol mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, meskibelum cukup mengatasi krisis.
Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, mengonfirmasi bahwa sebanyak 11 warga sipil Thailand tewas akibat konflik bersenjata yang terus memanas di perbatasan dengan Kamboja.
POLISI federal Belgia menangkap dua tentara Israel yang menghadapi tuduhan kejahatan perang di Jalur Gaza, Palestina, menyusul pengaduan dari dua kelompok hak asasi manusia.
Di KTT NATO, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan pentingnya hubungan Eropa-AS di bawah Trump untuk mengalahkan Rusia.
JALUR Gaza dinilai menjadi daerah di Bumi yang lebih buruk dari neraka.
Investigasi, yang dimulai pada 2024, dilakukan polisi federal berkoordinasi dengan Departemen Kehakiman Kanada, otoritas imigrasi, dan dinas perbatasan,
Sekitar 39.384 anak Palestina telah kehilangan satu atau kedua orang tua mereka akibat lebih dari 500 hari pengeboman brutal—angka ini dirilis menjelang Hari Anak Palestina pada 5 April 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved