Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Biden Sebut Kabinet Netanyahu Paling Konservatif dalam Sejarah Israel

Cahya Mulyana
12/7/2024 18:20
Biden Sebut Kabinet Netanyahu Paling Konservatif dalam Sejarah Israel
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.(Dok. AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggambarkan pemerintahan Perdana Menteri Israel Netanyahu kurang kooperatif dalam mengizinkan bantuan masuk ke jalur Gaza. Dia menambahkan perang Israel di wilayah Palestina harus segera diakhiri.

"Saya mengenal Israel dengan baik dan saya mendukung Israel. Namun kabinet perang ini adalah salah satu kabinet perang paling konservatif dalam sejarah Israel. Dan tidak ada satu jawaban pun mengenai solusi dua negara di sini,” katanya di sela-sela pertemuan puncak peringatan 75 tahun NATO di Washington, AS, dilansir Aljazeera, Jumat (12/7).

“Apa yang akan terjadi di Gaza esok harinya? Esok harinya di Gaza harus berakhir. Akhir dari esok harinya haruslah tidak ada pendudukan oleh Israel di Jalur Gaza, serta kemampuan bagi kita untuk mengakses, masuk dan keluar, secepat mungkin,” tambahnya.

Baca juga : Presiden Joe Biden Menyatakan Perang di Gaza Dapat Dimanfaatkan Netanyahu untuk Keuntungan Politik

Dia mengatakan Israel dapat menghentikan kekecewaan para sekutu dan dunia internasional sesegera mungkin. Itu dengan Netanyahu memerintahkan pasukan Israel mengangkat kaki dari Gaza.

“Banyak hal yang ingin saya yakinkan kepada Israel untuk dilakukan. Namun intinya adalah, kita punya kesempatan sekarang. Sudah waktunya untuk mengakhiri perang ini. Ini bukan berarti kita harus berhenti mengejar (pemimpin Hamas Yahya) Sinwar dan Hamas. Ada ketidakpuasan yang semakin meningkat di Tepi Barat dari pihak Palestina terhadap Hamas. Hamas tidak populer sekarang,” paparnya.

Analis politik senior Al Jazeera Marwan Bishara mengatakan, pemerintahan Biden tengah berupaya keras untuk mencapai gencatan senjata, meskipun menghadapi keengganan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca juga : Joe Biden Ungkap Borok Benjamin Netanyahu dan Desak Israel Setujui Gencatan Senjata

Bishara menunjuk pada potensi kemajuan dalam perundingan Qatar-Amerika-Israel mengenai pertukaran tahanan dan tahanan Palestina, dan negosiasi di balik layar yang sedang berlangsung yang melibatkan Mesir, AS, dan Israel mengenai keamanan masa depan Gaza.

Sementara serangan Israel pada Jumat (12/7) menewaskan delapan orang di Kota Rafah, Gaza selatan, dan jenazah mereka dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Setidaknya empat orang tewas di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza tengah. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa ia mendukung kerangka gencatan senjata Gaza, tetapi menuduh Hamas membuat tuntutan yang bertentangan dengannya sambil juga menegaskan kembali bahwa pertempuran tidak akan berhenti sampai Hamas dikalahkan.

Setidaknya 38.345 orang tewas dan 88.295 orang terluka dalam  perang Israel di Gaza  sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139, dan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya