Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
TIM medis dan teknis pada Senin (1/7) malam mulai mengevakuasi pasien-pasien dari Rumah Sakit Eropa Gaza di Kota Khan Younis. Ini karena Israel kemungkinan akan melancarkan serangan darat.
Tentara Israel tidak secara khusus memerintahkan orang-orang di rumah sakit untuk pergi. Namun, tim medis mulai mengevakuasi pasien, orang-orang cedera, dan peralatan medis.
Langkah-langkah itu diambil karena rumah sakit tersebut berada di salah satu area yang menerima teks peringatan dari otoritas Israel untuk pindah ke lokasi lain. Sejumlah sumber medis mengatakan kepada Anadolu bahwa tim medis telah memindahkan beberapa pasien dan orang-orang yang cedera ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis tengah.
Baca juga : Israel Hancurkan Rumah Sakit Terakhir di Gaza
Mereka menambahkan bahwa tim teknis rumah sakit juga memindahkan beberapa peralatan dan perlengkapan medis karena khawatir peralatan dan perlengkapan tersebut akan rusak jika tentara Israel menyerang rumah sakit itu. Seorang koresponden Anadolu melaporkan bahwa orang-orang yang telantar juga membongkar tenda-tenda mereka di sekitar rumah sakit dan pindah ke tempat lain setelah menerima perintah evakuasi dari tentara Israel.
Rumah Sakit Eropa Gaza merupakan salah satu dari sedikit rumah sakit yang beroperasi di Jalur Gaza, saat tentara Israel secara sistematis menargetkan sebagian besar rumah-rumah sakit yang ada di Gaza. Rentetan serangan Israel di wilayah tersebut menyebabkan sebagian besar rumah-rumah sakit tidak bisa beroperasi lagi.
Tentara Israel pada Senin memerintahkan warga di Khan Younis timur untuk segera pergi, serta mengeklaim daerah tersebut menjadi zona perang yang berbahaya. Israel meminta orang-orang untuk pergi ke daerah yang dikenal sebagai zona kemanusiaan di bagian barat kota itu, yang dikenal sebagai daerah Al-Mawasi.
Baca juga : Kementerian Kesehatan Hamas Sebut Tank Israel Tembaki Rumah Sakit Gaza
Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal mereka yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sebanyak 37.900 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan sekitar 87.060 lain luka-luka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade ketat terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
ICJ dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel segera menghentikan operasinya di Rafah. Wilayah ini ditinggali oleh satu juta warga Palestina yang menjadi tempat perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei. (Ant/Z-2)
PEMERINTAH Belanda menyatakan dua menteri Israel sebagai persona non grata akibat pernyataan dan tindakan yang dianggap memicu kekerasan serta mendorong pembersihan etnis Gaza.
PBB menyebut Gaza menghadapi krisis kelaparan terburuk dengan lebih dari 20 ribu anak alami gizi buruk.
Sebanyak tiga relawan berpengalaman yakni Ir. Edi Wahyudi sebagai ketua tim dan dua anggota Abdurrahman Parmo dan Fikri Rofi’ulhaq telah berangkat ke Kairo.
Inggris siap mengakui Palestina sebagai negara merdeka pada Sidang Umum PBB September mendatang, jika Israel tidak setuju gencatan senjata di Gaza.
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
NIAT Prancis dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
Caisse de Prévoyance de l'Etat de Geneve (CPEG), dana pensiun pemerintah di Jenewa, Swiss, memutuskan untuk mencabut investasinya dari obligasi pemerintah Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved