Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengataka “fase intens dari perang dengan Hamas (di Gaza) akan segera berakhir,” dan fokus militer kemudian dapat bergeser ke perbatasan utara Israel dengan Libanon.
“Itu tidak berarti bahwa perang akan berakhir, tetapi perang dalam tahap saat ini akan berakhir di Rafah. Ini benar. Kami akan terus 'memotong rumput' nanti,” kata Netanyahu kepada Channel 14 Television dalam wawancara satu lawan satu pertamanya dengan media lokal Israel sejak 7 Oktober.
Dia juga mengatakan siap membuat "kesepakatan parsial" dengan Hamas untuk mengembalikan beberapa sandera, sambil menegaskan kembali posisinya bahwa perang akan tetap berlanjut setelah gencatan senjata "untuk mencapai tujuan menghilangkan" Hamas.
Baca juga : Netanyahu Setuju Perundingan lagi, Lima Warga Gaza Tewas dalam Bantuan Makanan
"Saya tidak siap untuk menyerah pada hal itu," kata Netanyahu.
Netanyahu menambahkan “setelah akhir fase intens, kami akan memiliki kemungkinan untuk mengalihkan sebagian kekuatan ke utara, dan kami akan melakukannya.”
"Pertama-tama, untuk tujuan perlindungan, dan kedua, untuk membawa pulang warga kami juga. Jika kami dapat melakukannya secara politik, itu akan sangat baik. Jika tidak, kami akan melakukannya dengan cara lain, tetapi kami akan membawa semua orang kembali ke rumah – semua warga utara dan selatan,” tambahnya.
Baca juga : Duel Israel dan Hizbullah Makin Sengit, Netanyahu Evakuasi Warganya
Hizbullah, sebuah gerakan Islamis yang didukung Iran dengan salah satu kekuatan paramiliter paling kuat di Timur Tengah, telah melakukan serangan mematikan dari Lebanon selatan yang menargetkan daerah-daerah di Israel utara sejak 8 Oktober, sehari setelah serangan Hamas di Israel.
Israel telah menanggapi serangan Hizbullah dengan serangan yang telah menewaskan militan Hizbullah, termasuk di antaranya para komandan senior.
Puluhan ribu warga Israel telah dievakuasi dari rumah mereka di Israel utara karena konflik yang sedang berlangsung.
Baca juga : Diplomat AS Kunjungi Israel dan Libanon untuk Redakan Ketegangan dengan Hizbullah
Netanyahu juga ditanya dalam wawancara apakah solusinya untuk mengakhiri konflik dengan Hizbullah adalah melalui kesepakatan atau perang.
Perdana Menteri menjawab, “Lihat, jika ada kesepakatan, itu akan menjadi kesepakatan sesuai dengan syarat kami. Syarat kami bukan mengakhiri perang, meninggalkan Gaza, dan meninggalkan Hamas utuh. Saya menolak untuk meninggalkan Hamas utuh. Kami perlu menghilangkan mereka.”
Israel melancarkan perangnya di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, ketika militan membunuh sekitar 1.200 orang dan mengambil lebih dari 250 sandera. Sejak itu, kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 37.000 orang, menurut kementerian kesehatan di Gaza. (CNN/Z-3)
MENTERI Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengatakan pihaknya telah menyiapkan daftar personel polisi Palestina yang akan menjalani pelatihan di Mesir dan Yordania.
Benjamin Netanyahu mengakui merasa sangat terhubung dengan visi Israel Raya mencakup wilayah Palestina yang diduduki serta sebagian Mesir, Yordania, Suriah, Libanon, dan Arab Saudi.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyampaikan seruan agar warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza.
PERDANA Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyangkal penderitaan warga Jalur Gaza, Palestina.
PERDANA Menteri Australia Anthony Albanese menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak mengakui penderitaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina.
RENCANA Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menguasai penuh Gaza semakin nyata.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyampaikan seruan agar warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza.
Israel mengizinkan warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza, di tengah persiapan militer Israel melakukan serangan yang lebih luas di wilayah tersebut.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah mendapat perintah untuk menghancurkan dua wilayah yang dianggap masih dikuasai Hamas, yakni Kota Gaza dan Al Mawasi.
Sejumlah duta besar PBB mengecam rencana Israel menguasai Gaza. Rencana itu berisiko melanggar hukum humaniter internasional.
Keputusan itu diambil meski ada penolakan luas dari publik dan kekhawatiran langkan tersebut akan membahayakan para sandera.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved