Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEMENTERIAN penyatuan sedang mempertimbangkan untuk bertemu dengan kelompok-kelompok pemberontak Korea Utara yang berdedikasi untuk mengirimkan selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea, kata pejabat-pejabat Seoul, Selasa.
Ketegangan meningkat ketika Kim Yo-jong, saudari dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, memperingatkan pada Minggu bahwa negaranya bisa mengambil "tindakan balasan baru" yang tidak ditentukan terhadap Korea Selatan, jika Seoul terus mengirimkan selebaran tersebut dan memperdengarkan siaran keras melintasi perbatasan.
Korea Selatan mulai memperdengarkan siaran keras, Minggu untuk pertama kalinya dalam enam tahun sebagai respons terhadap pengiriman balon-balon sampah yang terus menerus dari Korea Utara ke Selatan. Namun, siaran keras tersebut tidak dihidupkan keesokan harinya, kemungkinan untuk mencegah situasi menjadi semakin tidak terkendali.
Baca juga : Tentara Korea Selatan Tembak Peringatan Setelah Tentara Korea Utara Melintasi Perbatasan DMZ
"Pemerintah sedang berupaya untuk mengadakan pertemuan dengan kelompok-kelompok warga terkait secepat mungkin untuk komunikasi yang lebih dekat," kata seorang pejabat kementerian.
Kementerian tersebut telah mengatakan mereka tidak akan secara resmi meminta kelompok-kelompok pemberontak untuk menahan kampanye penyebaran selebaran, mengutip putusan Mahkamah Konstitusi tahun lalu terkait masalah tersebut.
Pada September, mahkamah tersebut memutuskan klausa yang melarang peluncuran selebaran dalam undang-undang tentang pengembangan hubungan antar-Korea adalah tidak konstitusional, mengatakan bahwa hal itu secara berlebihan membatasi hak atas kebebasan berekspresi.
Pemerintah mengatakan polisi dapat menggunakan kewenangannya untuk mencegah operasi selebaran aktivis di lapangan, jika perlu, dalam kasus di mana gerakan tersebut mengancam serius penduduk perbatasan.
Selama bertahun-tahun, pemberontak Korea Utara di Korea Selatan dan aktivis konservatif telah mengirimkan balon-balon plastik besar yang membawa selebaran kritis terhadap Kim Jong-un dengan tujuan membebaskan rakyat Korea Utara dari rezim tiran dengan informasi dari luar. (Yonhap/Z-3)
Pyongyang telah menolak tawaran rekonsiliasi terbaru dari Korsel, sekaligus membantah klaim militer Seoul bahwa Korut telah mencopot beberapa pengeras suara propaganda.
Eks ibu negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, ditangkap atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi.
Pemerintah Indonesia terus berupaya menggaet investor asal Korea Selatan. Langkah teranyar dilakukan melalui penyelenggaraan Gwangyang Business Forum 2025.
Son akan segera menandatangani kontrak dengan LAFC dengan nilai transfer mencapai 26 juta dolar Amerika atau sekitar Rp416 miliar.
KEMENTERIAN Pertahanan Korea Selatan pada Senin (4/8) mulai membongkar pengeras suara yang selama ini digunakan untuk menyiarkan lagu-lagu K-pop dan berita ke wilayah Korea Utara.
Meskipun kedua negara secara teknis masih berperang, Presiden Lee berupaya meredakan ketegangan dan menghidupkan kembali dialog yang telah lama terhenti dengan Korea Utara.
Salah satu warga AS yang dibebaskan mengaku sudah dipenjara selama tujuh bulan setelah melakukan perjalanan ke Suriah.
Para pemberontak mengatakan mereka menemukan sejumlah besar obat-obatan dan bersumpah untuk menghancurkannya.
Lembaga publik di Suriah akan dipastikan tetap berfungsi dan pengalihan kekuasaan berlangsung damai.
Pemberontak mengatakan mereka telah memasuki ibu kota tanpa tanda-tanda pengerahan tentara.
Warga negara AS diminta untuk meninggalkan Suriah sekarang sementara opsi penerbangan komersial masih tersedia.
Sejumlah negara mendesak deeskalasi untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur guna mencegah gelombang pengungsi dan gangguan akses kemanusiaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved