Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Hamas Enggan Dikadali Israel

Cahya Mulyana
26/5/2024 10:15
Hamas Enggan Dikadali Israel
Pejabat Hamas Osama Hamdan(The Palestine Chronicle)

PEJABAT Hamas Osama Hamdan mengatakan tidak perlu ada perundingan baru dengan Israel. Dia menanggapi laporan media 'Negeri Zionis' itu mengenai niat Tel Aviv memperbarui perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Hamdan mengatakan persyaratan mendesaknya bukan negosiasi, melainkan Israel menarik diri dari Jalur Gaza dan menghentikan semua agresi.

“Kami tidak memerlukan negosiasi baru,” tegas Hamdan, dilansir dari Al Jazeera, Minggu (26/5).

Baca juga : Warga Gaza tidak Henti Pindah Mengungsi

Ia menambahkan Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata yang ditolak Israel. 

“Tidak ada jaminan bahwa mereka (Israel) akan menerima proposal baru untuk melakukan negosiasi. Jika tidak ada jaminan yang serius, ini berarti memberi Israel lebih banyak waktu untuk melanjutkan agresi,” tambahnya.

Awal bulan ini, Hamas menyetujui proposal gencatan senjata dalam perang tujuh bulan di Jalur Gaza yang diajukan mediator Qatar dan Mesir. Meskipun demikian, Israel mengatakan proposal tersebut tidak memenuhi tuntutannya.

Baca juga : Israel Bunuh Lebih 500 Warga Palestina di Tepi Barat

Pada Sabtu (25/5), menurut media Israel, para pejabat yang terlibat dalam perundingan mengatakan pemerintah Zionis bermaksud memperbarui pembicaraan pembebasan tawanan setelah pertemuan dengan mediator di Paris, Prancis.

Menurut laporan tersebut, Kepala Intelijen Israel David Barnea telah menyetujui kerangka kerja baru untuk negosiasi yang terhenti dengan mediator, Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA Bill Burns dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Tawaran baru ini dirancang tim perunding Israel dan berisi kemungkinan solusi terhadap poin-poin ketidaksepakatan dalam diskusi sebelumnya. Namun, para pejabat Kementerian Pertahanan Israel menilai gencatan senjata yang dimaksud tidak permanen.

Baca juga : Dermaga AS untuk Gaza Selesai Dibangun, Masalah Kelaparan Selesai?

Hamas menegaskan tidak bersedia menerima gencatan senjata sementara, namun harus bersifat permanen. Israel bersikeras perang tidak akan berakhir sebelum tujuannya tercapai, termasuk kekalahan total Hamas.

Israel mendapat tekanan internasional yang semakin besar untuk berhenti dan semakin terisolasi. Di antara pukulan yang diterima Israel baru-baru ini adalah perintah Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan di Rafah, jaksa Pengadilan Pidana Internasional yang meminta surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan keputusan Irlandia, Norwegia dan Spanyol yang mengakui keberadaan negara Palestina.

Penyeberangan Rafah

Baca juga : Sekjen PBB Peringatkan Bencana Kemanusiaan Besar jika Israel Invasi Rafah

Sementara itu, Washington mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga telah berbicara dengan menteri kabinet perang Israel Benny Gantz tentang upaya baru untuk mencapai gencatan senjata dan membuka kembali perbatasan di kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza.

Al-Qahera News mengatakan Kairo juga melanjutkan upayanya untuk mengaktifkan kembali perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dan tahanan.

Ia menambahkan Mesir melakukan segala macam tekanan terhadap Israel untuk segera membiarkan bantuan dan bahan bakar terdampar di penyeberangan Rafah setelah ditutup oleh Israel awal bulan ini.

Namun, seorang pejabat Hamas membantah laporan media Israel perundingan gencatan senjata Jalur Gaza akan dilanjutkan di Kairo, pekan depan.

“Belum ada tanggalnya,” kata pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya.

Pembicaraan yang bertujuan untuk mencapai pembebasan sandera dan kesepakatan gencatan senjata di wilayah Jalur Gaza terhenti bulan ini setelah Israel melancarkan operasi militer di Rafah.

Setidaknya 35.903 orang tewas dan 80.420 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan.

Pada Sabtu (25/5), ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv untuk menuntut tindakan mendesak pemerintah untuk memulangkan tawanan yang ditahan di Jalur Gaza, setelah beberapa jenazah ditemukan. Protes lain, yang menyerukan pengunduran diri Netanyahu dan pemilihan umum dini, juga diadakan di dekatnya.

Meskipun ada tekanan yang sangat besar, Netanyahu dan pemerintahannya sejauh ini gagal mencapai kesepakatan dengan Hamas, dan banyak kritikus yang meragukan keinginan mereka untuk mencapai kesepakatan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya