Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MENTERI Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan pemerintah negaranya telah menyimpulkan dapat terus mengirimkan senjata ke Israel. Dia menolak tekanan untuk menangguhkan ekspor senjata karena tuduhan pelanggaran kemanusiaan di Gaza.
“Mengenai Israel dan hukum humaniter internasional, dan sebagaimana diwajibkan oleh rezim kontrol ekspor senjata yang kuat di Inggris, saya sekarang telah meninjau saran terbaru mengenai situasi di Jalur Gaza dan perilaku kampanye militer Israel,” kata Cameron saat berkunjung ke Washington, Amerika Serikat (AS), Selasa (9/4).
Menurut dia, Inggris sangat prihatin dengan banyaknya warga sipil tewas di Jalur Gaza. Namun, hal itu tidak menghentikan Inggris untuk terus mengirimkan mesin pembunuh.
Baca juga : Pemimpin Dunia Kutuk Serangan Maut Israel terhadap Pekerja Bantuan
"Penilaian terbaru membuat posisi kami mengenai izin ekspor tidak berubah. Biar saya perjelas, kami terus mempunyai keprihatinan besar seputar masalah akses kemanusiaan di Jalur Gaza,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
AS, yang sejauh ini merupakan pemasok senjata terbesar ke Israel, juga menolak seruan untuk menunda pengiriman. Sikap itu berbeda dengan petinggi Partai Demokrat di Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS Gregory Meeks.
Ia mengatakan tidak akan menyetujui transfer senjata besar-besaran ke Israel. Itu sampai dia memiliki lebih banyak informasi tentang cara Israel akan menggunakan senjata tersebut.
Baca juga : 4 Pekerja Bantuan Asing dan Sopir Palestina Tewas dalam serangan Israel
“Saya menunggu kepastian. Saya ingin memastikan bahwa saya mengetahui jenis senjata dan kegunaan senjata tersebut,” katanya.
Media AS melaporkan pada 1 April pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mengkaji ulang transfer senjata senilai US$18 miliar untuk Israel yang akan mencakup lusinan pesawat F-15 Boeing Co BA.N.
Berita itu muncul ketika Biden menghadapi tekanan dari mitra asing, kelompok hak asasi manusia, dan beberapa rekan Demokrat di Kongres untuk menerapkan persyaratan pada transfer senjata guna mengendalikan serangan Israel di Gaza yang dikuasai Hamas.
Setidaknya 33.360 warga Palestina telah terbunuh dan 75.933 terluka sejak Israel memulai serangannya di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan di daerah kantong yang dikelola Hamas.
Sekitar 1.170 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan 250 orang disandera, menurut data Israel, dan 132 orang masih hilang. (AFP/Z-1)
INGGRIS sedang memindahkan jet tempur dan perangkat keras militer lain ke Timur Tengah. Alasannya, untuk memberikan dukungan darurat terkait perang Israel versus Iran.
Beckham menjadi tokoh keempat dari Manchester United yang memperoleh gelar “Sir”, setelah Sir Bobby Charlton, Sir Matt Busby, dan Sir Alex Ferguson.
Sebuah pesawat penumpang Air India jenis Boeing 787 Dreamliner yang dijadwalkan menuju London dilaporkan jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad.
Sepatu kulit Romawi berukuran sangat besar ditemukan di benteng Magna, Inggris utara.
Vishwash Kumar Ramesh, korban selamat Air India, dalam kondisi stabil dan sudah berbicara dengan keluarganya.
PESAWAT penumpang milik Air India yang menuju London, Inggris, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India barat laut, pada Kamis (12/6) waktu setempat.
PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menunda pengiriman senjata ke Ukraina.
Pendanaan penjualan senjata baru ke Ukraina telah ditangguhkan dalam beberapa minggu belakangan di tengah pembekuan bantuan luar negeri.
Selain dua orang preman, anggota mengamankan sejumlah senjata berupa tombak, double stick, golok, dan airsoft gun serta 3 unit sepeda motor.
KOREA Utara mengatakan bahwa penjualan senjata terbaru yang diusulkan AS tidak akan menyelamatkan Korea Selatan dari kekurangan strategis.
AS telah mengucurkan Rp356,8 triliun untuk mendukung operasi militer Israel, termasuk di Gaza, Lebanon, dan Suriah. Kucuran bantuan itu diberikan sejak 7 Oktober 2023.
Pelapor PBB menambahkan bahwa ini adalah kewajiban yang timbul dari Konvensi Jenewa 1949 untuk memastikan bahwa negara lain menghormati hukum humaniter internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved