Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
PERDANA Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan upaya mediasi negaranya akan terus berlanjut meskipun kesepakatan antara Israel dan Hamas tampaknya tidak mungkin terjadi saat ini karena Israel bersiap untuk melakukan invasi ke Rafah di Gaza selatan.
Pembicaraan yang melibatkan pejabat Amerika Serikat (AS) dan Mesir, sejauh ini gagal membuahkan hasil karena Hamas dan Israel memiliki pandangan yang sangat berbeda.
“Pola yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tidak terlalu menjanjikan tetapi kami akan selalu tetap optimis dan akan terus mendorong,” kata Sheikh Mohammed, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Qatar, yang berperan sebagai mediator utama pada Konferensi Keamanan Munich.
Baca juga : 4 Negara Arab Tegaskan Sikap soal Agresi Israel di Jalur Gaza
Dia menambahkan bahwa karena skala perjanjian yang diusulkan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan perjanjian yang dicapai tahun lalu, yang mencakup gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan, maka kemungkinan akan ada tantangan.
Al Thani juga menyebutkan adanya kelambatan pada bagian respon kemanusiaan dalam perundingan tersebut, Hamas meminta Israel menarik diri dari Gaza dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut, namun para pejabat di Tel Aviv menyebut hal tersebut sebagai tuntutan delusi.
"Poin utama perselisihan adalah Netanyahu dan permainannya. Dia berusaha untuk tidak memiliki pengaturan atau kesepakatan apa pun. Itu sudah jelas,” kata Osama Hamdan, juru bicara senior Hamas kepada Al Jazeera.
Baca juga : Menlu AS Blinken Mengatakan Masih 'Ruang untuk Kesepakatan' Terkait Sandera Gaza
Hamdan menambahkan bahwa Ketua Hamas Ismail Haniyeh telah menunjukkan sikap posisi positif terhadap negosiasi dan keterbukaan untuk mencapai gencatan senjata dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (17/2) dan kelompok tersebut menginginkan penghentian total serangan Israel di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan baru tampaknya tidak segera bisa direalisasikan dan sekali lagi menentang solusi dua negara yang didukung oleh sekutu Tel Aviv di Barat, serta negara-negara di kawasan.
“Bagaimana kita bisa memberikan pengakuan kepada negara seperti ini setelah pembantaian 7 Oktober? Ini akan menjadi hadiah bagi terorisme,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi sehubungan dengan serangan Hamas yang telah dibalas oleh Israel sejak saat itu.
Baca juga : 3 Tahap Gencatan Senjata di Gaza, Usulan Hamas
Para pemimpin Israel tetap bersikeras pada rencana mereka untuk melancarkan invasi darat ke Rafah, wilayah paling selatan di Gaza di mana lebih dari 1,4 juta dari total 2,3 juta penduduknya terpaksa mengungsi, meskipun ada tekanan internasional. (Z-8)
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
PBB menyebut Gaza menghadapi krisis kelaparan terburuk dengan lebih dari 20 ribu anak alami gizi buruk.
PM Otoritas Palestina Mohammad Mustafa tegaskan Hamas serahkan kendali Jalur Gaza dan senjata kepada Otoritas Palestina.
Pemerintahan AS boikot konferensi PBB untuk mendukung solusi dua negara, menyebutnya sebagai aksi publisits tidak tepat waktu.
Pejabat militer Israel mengungkap belum pernah ada bukti soal tudingan terhadap Hamas yang dituduh secara sistematis mencuri bantuan kemanusiaan di Gaza.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
PEMERINTAH Israel mengumumkan bahwa mereka akan mengirim tim negosiator ke Doha, Qatar untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza.
KELOMPOK Hamas sedang berkonsultasi untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh para mediator.
Qatar mengusulkan gencatan senjata 60 hari antara Israel-Hamas dan pertukaran sandera.
SITUASI Qatar saat ini mulai berangsur normal setelah serangan rudal yang diluncurkan Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid pada Senin (23/6) malam waktu setempat.
Pemerintah Indonesia menargetkan pembangunan 1 juta unit hunian vertikal setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved