Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PM Israel Benjamin Netanyahu Menolak Pengakuan Internasional Terhadap Negara Palestina

Thalatie K Yani
16/2/2024 09:25
PM Israel Benjamin Netanyahu Menolak Pengakuan Internasional Terhadap Negara Palestina
PM Israel  menolak rencana pengakuan internasional atas negara Palestina.(AFP)

PERDANA Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan menolak rencana pengakuan internasional atas negara Palestina. Ia mengatakan inisiatif semacam itu akan memberikan imbalan yang sangat besar bagi terorisme.

Komentar Netanyahu mengikuti penolakan serupa dari menteri sayap kanan berpengaruh Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, yang menanggapi laporan rencana tersebut di The Washington Post.

Laporan surat kabar tersebut, yang mengutip beberapa diplomat AS dan Arab, mengatakan Amerika Serikat, sekutu utama Israel, bekerja sama dengan beberapa negara Arab dalam rencana komprehensif untuk perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina.

Baca juga : Tiongkok Minta Israel Segera Angkat Kaki dari Rafah 

Rencana tersebut mencakup batas waktu yang pasti untuk pembentukan negara Palestina, lapor surat kabar tersebut.

“Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina,” kata Netanyahu dalam sebuah postingan dalam bahasa Ibrani di platform media sosial X.

“Pengakuan seperti itu, setelah pembantaian 7 Oktober, akan memberikan imbalan yang sangat besar bagi terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan menghalangi perjanjian perdamaian di masa depan,” katanya.

Baca juga : Israel Bunuh Ratusan Orang untuk Bebaskan Dua Sandera Hamas 

“Israel dengan tegas menolak diktat internasional mengenai penyelesaian permanen dengan Palestina,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa perjanjian perdamaian hanya dapat dihasilkan dari “negosiasi langsung tanpa prasyarat”.

The Washington Post melaporkan rencana tersebut akan dimulai dengan gencatan senjata diperkirakan akan berlangsung setidaknya enam minggu, dengan para pejabat berharap kesepakatan dapat dicapai sebelum dimulainya bulan suci Ramadan pada 10 Maret.

Perjanjian tersebut akan mencakup jeda dalam pertempuran, pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza sejak serangan 7 Oktober, dan jadwal pembentukan negara Palestina.

Baca juga : Hamas: Israel Ingin Perpanjang Agresi di Gaza, Meski Tentara Mereka Kalah

“Kami tidak akan pernah menyetujui rencana seperti itu, yang pada kenyataannya mengatakan bahwa orang-orang Palestina pantas mendapat imbalan atas pembantaian mengerikan yang telah mereka lakukan,” tulis Smotrich di X, menggambarkan negara Palestina sebagai “ancaman nyata terhadap Negara Israel”. (AFP/Z-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya