Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Studi Menunjukan Bahan Bakar Aviasi Sintetis Belum Berkembang di Eropa

Thalatie K Yani
24/1/2024 08:00
Studi Menunjukan Bahan Bakar Aviasi Sintetis Belum Berkembang di Eropa
pesawat Emirates Airbus A 380-800, yang salah satu mesinnya ditenagai oleh 100 persen Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF)(AFP)

UNI Eropa (UE) telah menetapkan target untuk menggunakan bahan bakar aviasi sintetis yang berkelanjutan dalam penerbangan di Eropa, tetapi belum ada proyek yang menerima keputusan investasi final, demikian hasil studi yang diterbitkan pada hari Rabu.

Transport and Environment, organisasi non-pemerintah yang mempromosikan transportasi berkelanjutan, mengatakan telah mengidentifikasi 25 proyek industri berskala besar ditambah 20 proyek uji coba lainnya untuk memproduksi bahan bakar aviasi sintetis yang berkelanjutan di Eropa.

Namun, tidak ada dari proyek-proyek ini yang telah mencapai keputusan investasi final, di mana perusahaan dan investor berkomitmen untuk mengembangkan proyek tersebut.

Baca juga: UE: Israel tidak Miliki Hak Veto terhadap Negara Palestina

Penerbangan bertanggung jawab atas 2% hingga 3% emisi CO2 global, tetapi merupakan salah satu industri yang paling sulit untuk didekarbonisasi.

Uni Eropa tahun lalu mengadopsi legislasi yang akan mewajibkan maskapai untuk secara bertahap meningkatkan penggunaan bahan bakar aviasi yang berkelanjutan (SAF) - baik yang dikembangkan dari biomassa maupun sumber sintetis - untuk mendekarbonisasi industri tersebut.

Baca juga: Bandara Internasional Minangkabau kembali Dibuka Pagi Ini

Mulai tahun depan, sektor aviasi Eropa akan diwajibkan menggunakan 2% SAF, meningkat menjadi 6% pada 2030, ketika SAF sintetis harus menyumbang 1,2%.

Transport and Energy mengatakan proyek SAF sintetis industri yang diidentifikasi memiliki kapasitas produksi potensial sebesar 1,7 juta ton, lebih dari 600.000 ton yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan 1,2%.

"Namun, sampai keputusan investasi final, kapasitas yang dirujuk dalam analisis ini seharusnya dianggap sebagai hipotetis sampai benar-benar terealisasi," kata studi tersebut.

Jerome du Boucher, yang mengikuti sektor penerbangan di Transport and Environment, mengatakan "kita perlu beralih dari teori ke praktik dan memastikan proyek-proyek SAF sintetis ini terealisasi, jika tidak, hukumnya akan menjadi harapan semata."

SAF sintetis diproduksi dengan menggabungkan hidrogen hijau dengan CO2 untuk menciptakan bahan bakar cair yang dapat dibakar oleh sebagian besar pesawat komersial yang digunakan.

Meskipun SAF sintetis dapat diproduksi dari CO2 yang diperoleh dari gas buang industri atau menariknya dari atmosfer, Transport and Environment menemukan bahwa proyek-proyek ini berencana untuk mendapatkannya dari biomassa yang terurai.

Norwegia memiliki proyek SAF sintetis terbanyak di meja gambar, diikuti oleh Prancis, Jerman, dan Swedia.

Transport and Environment mengatakan mereka terkejut bahwa Spanyol jauh tertinggal meskipun telah memimpin proyek-proyek untuk memproduksi hidrogen hijau yang diperlukan untuk SAF sintetis. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya