Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Israel akan Tukar Petinggi Hamas dengan Sandera

Cahya Mulyana
21/12/2023 22:36
Israel akan Tukar Petinggi Hamas dengan Sandera
Reruntuhan puing bangunan di jalur Gaza(AFP)

ISRAEL sedang mempersiapkan masyarakatnya untuk mengambil keputusan sulit. Itu termasuk membebaskan petinggi Palestina yang saat ini dipenjara Israel.

Laporan itu diungkapkan kantor Penyiaran Publik Israel (KAN) pada Rabu (20/12). Media itu menyatakan Tel Aviv sedang berdiskusi dengan mediator mengenai pembebasan puluhan sandera Israel di Gaza.

Prioritasnya perempuan yang tidak dibebaskan berdasarkan kesepakatan sebelumnya, dan orang lanjut usia yang terluka atau menderita penyakit kronis selama penangkapan mereka.

Baca juga : WHO: Tidak Ada Rumah Sakit Berfungsi di Gaza Utara

"Masyarakat Israel harus siap membuat konsesi terkait pembebasan tahanan berbahaya (mengacu pada para petinggi Hamas yang dipenjara)," ungkap KAN mengutip sumber Israel.

Baca juga : Israel Kosongkan Paksa Gaza Ketika Dunia Serukan Gencatan Senjata

'Tahanan berbahaya juga mengacu pada tahanan Palestina di penjara Israel yang mendapat hukuman berat. Kepala Mossad David Barnea, Direktur CIA William Burns dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani bertemu hari Senin di ibu kota Polandia, Warsawa untuk memulai kesepakatan pertukaran sandera baru, menurut media tersebut.

Merumuskan perjanjian baru akan jauh lebih sulit dibandingkan perjanjian sebelumnya, kata KAN, mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya. Di sisi lain, Channel 12 Israel mengutip seorang pejabat senior Israel, yang melaporkan bahwa Israel akan siap mengambil langkah panjang untuk membawa kembali sandera.

Jika perjanjian tersebut dilaksanakan, maka akan memerlukan biaya yang besar, tambah pejabat tersebut, seraya menegaskan bahwa keputusan kini berada di tangan para mediator.

Sebagai imbalannya, Israel akan mempertimbangkan untuk menunjukkan fleksibilitas selama jeda kemanusiaan yang diperkirakan terjadi. Selain itu, Israel mungkin akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina, baik dari segi tingkat bahaya maupun kuantitasnya, tambahnya.

Israel ingin meyakinkan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, bahwa kesepakatan itu layak untuk diperhatikan, menurut saluran tersebut. Jeda selama seminggu dengan imbalan 40 sandera Israel

Para pejabat Israel mengatakan Barnea mengusulkan inisiatif untuk meluncurkan kembali perundingan mengenai kesepakatan baru untuk membebaskan 40 warga Israe. Tetapi Hamas menolak dimulainya kembali perundingan selama pertempuran berlanjut di Gaza.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa sebagai bagian dari proposal tersebut, Israel akan menyetujui jeda sementara setidaknya selama satu minggu. "Israel juga menyatakan bahwa mereka mungkin akan membebaskan tahanan yang dihukum karena melakukan serangan terhadap Israel," menurut situs berita Israel, Walla.

Al Thani menyampaikan, dalam pertemuan di Warsawa, posisi Hamas bahwa Israel harus menghentikan serangan sebelum negosiasi pertukaran sandera dapat dilakukan, kata media tersebut.

Barnea menjawab bahwa jika Hamas ingin perang berakhir, Hamas harus melucuti senjatanya dan menyerahkan para pemimpinnya di Jalur Gaza.

Namun pernyataan Barnea bertentangan dengan sikap Hamas yang menolak kesepakatan pertukaran tahanan sebelum penarikan penuh tentara Israel dari Jalur Gaza dan gencatan senjata komprehensif.

Selama jeda kemanusiaan selama seminggu di Gaza bulan lalu, Hamas membebaskan 81 warga Israel, 23 warga negara Thailand, dan seorang warga Filipina, sebagai imbalan atas 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak. (Anadolu/Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya