Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kim Jong Un Pelajari Tata Ruang Gedung Putih dan Pentagon

Cahya Mulyana
28/11/2023 09:44
Kim Jong Un Pelajari Tata Ruang Gedung Putih dan Pentagon
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan)(AFP/KCNA VIA KNS)

PEMIMPIN Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mempelajari gambar-gambar termasuk Gedung Putih dan Pentagon. Kabar itu muncul di tengah Duta Besar Korut Kim Song membela peluncuran satelit mata-mata negaranya di Dewan Keamanan PBB.

Negara-negara Barat, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan meluncurkan satelit tersebut, pekan lalu.

Negara totaliter tersebut mengatakan mata-mata barunya di orbit Bumi telah menyediakan gambar situs militer utama Amerika Serikat (AS) dan Korsel, serta foto ibu kota Italia, Roma.

Baca juga: Duta Besar Korea Utara Muncul di PBB untuk Bela Peluncuran Satelit Mata-Mata

Menurut kantor berita pemerintah Korut, KCNA, Pyongyang telah mengambil gambar Gedung Putih dan Pentagon di Washington secara detail dan Kim meninjau foto-foto tersebut, Senin (27/11).

Dia juga menghitung beberapa kapal induk di pangkalan militer dan galangan kapal di negara bagian Virginia, kata laporan KCNA itu.

Sementara di Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Korut untuk PBB Kim Song mengeluhkan perlakuan terhadap negaranya yang berbeda dengan negara-negara lain karena tidak menghadapi pelarangan satelit.

Baca juga: Usai Gagal Dua Kali, dengan Bantuan Rusia, Satelit Mata-Mata Korut Capai Orbit

“Tidak ada negara lain di dunia yang berada dalam lingkungan keamanan yang sama pentingnya dengan DPRK,” kata Kim, menggunakan nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.

Menurut dia, pihak yang selalu mengobarkan perang, AS, mengancam Pyongyang dengan senjata nuklir. Merupakan hak yang sah bagi DPRK untuk mengembangkan, menguji, memproduksi dan memiliki sistem senjata yang setara dengan yang dimiliki atau sedang dikembangkan AS.

Dia mengejek tuduhan AS bahwa teknologi satelit juga membantu Korut mengasah kapasitas misilnya, dan mempertanyakan 'Negeri Paman Sam' itu menempatkan satelit ke orbit dengan ketapel. 

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, menolak pernyataan Korut bahwa mereka bertindak untuk membela diri menanggapi latihan gabungan AS-Korsel bersifat rutin.

“Kami sengaja mengurangi risiko dan mengupayakan transparansi dengan mengumumkan latihan tersebut terlebih dahulu termasuk tanggal dan kegiatannya, tidak seperti DPRK,” katanya.

Ia menambahkan latihan tersebut tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. 

Badan mata-mata Korsel mengatakan bahwa Rusia, yang sangat menginginkan bantuan di Ukraina dari Korut. Oleh sebab itu, Moskow membantu meluncurkan satelit Pyongyang setelah pertemuan puncak antara Kim dan Presiden Vladimir Putin. 

AS, bulan lalu, mengatakan Korut telah mengirimkan lebih dari seribu kontainer peralatan militer dan amunisi ke Rusia.

Rusia dan Tiongkok, sekutu utama Korut, telah mengajukan sebuah resolusi, yang ditentang AS, untuk meringankan sanksi terhadap Pyongyang sebagai bagian dari upaya mendorong dialog.

Utusan Tiongkok Geng Shuang menuduh AS semakin memperburuk ketegangan dan konfrontasi melalui aliansi militernya dengan Korsel. 

“Jika DPRK terus-menerus merasa terancam, dan masalah keamanan yang sah tetap tidak terselesaikan, semenanjung tidak akan bisa keluar dari dilema keamanan dan hanya terjebak dalam lingkaran setan tindakan agresif yang saling balas,” katanya. (AFP/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya