Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Israel Kembali Bunuh Jurnalis

Zubaedah Hanum
21/11/2023 23:58
Israel Kembali Bunuh Jurnalis
Petugas menunjukkan rompi jurnalis yang terbunuh karena serangan bom Israel, di Libanon Selatan.(AFP/Kawnat Haju)

SEBANYAK 53 jurnalis dan pekerja media tewas selama peperangan Israel dan Hamas, menurut penghitungan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang diterbitkan Selasa (21/11). Korban teranyar adalah dua jurnalis dari Libanon.

CPJ menyatakan, puluhan jurnalis tewas tersebut merupakan 46 warga Palestina, empat warga Israel dan tiga warga Lebanon. Mereka terbunuh sejak perang dimulai pada 7 Oktober, kata organisasi yang berbasis di New York tersebut.

Korban terbaru adalah dua jurnalis dari saluran Lebanon pro-Iran Al Mayadeen, yang terbunuh oleh serangan Israel di Libanon selatan pada hari Selasa (21/11), menurut media yang dikelola pemerintah. Jurnalis yang diketahui bernama Farah Omar dan Rabie Al-Ma'mari itu terbunuh setelah dibom pesawat Israel di dekat Tayr Harfa. 

Jurnalis Al Mayadeen Rabie Al-Ma'mari (kiri) dan Farah Omar semasa hidupnya. (Istimewa)

 

Baca juga : Tentara Israel Tembaki Gereja di Libanon

CPJ mengatakan 11 jurnalis terluka dan tiga orang hilang sejak awal konflik, sementara 18 orang ditangkap.

“Wartawan di Gaza menghadapi risiko yang sangat tinggi ketika mereka mencoba untuk meliput konflik selama serangan darat Israel, termasuk serangan udara Israel yang menghancurkan, gangguan komunikasi, kekurangan pasokan dan pemadaman listrik yang luas,” kata LSM tersebut di situsnya.

Baca juga : 700 Pasien dan Tenaga Medis RS Indonesia di Gaza Masih Diteror Bom Israel

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Palestina menyampaikan lewat media sosial bahwa dua jurnalis Palestina, Sari Mansour dan Hassouneh Salim, adalah dua jurnalis Palestina yang syahid. 

Mereka dimakamkan pada Minggu (20/11), setelah terbunuh dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Bureij yang terletak di bagian tengah Jalur Gaza, sehari sebelumnya. 

Mansour diketahui menjabat sebagai direktur Quds News Network. Sementara Salim adalah jurnalis foto lepas (freelance) profesional.

Pertempuran telah berkobar di Gaza sejak kelompok bersenjata Hamas membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober – serangan paling mematikan dalam sejarah Israel. Tudingan ini tidak terbukti karena hasil penyelidikan polisi Israel, justru tentara Israel sendiri yang melakukan pembantaian di sebuah festival musik.

Sebagai pembalasan, Israel melancarkan kampanye pengeboman dan serangan darat tanpa henti di Gaza, yang dikuasai oleh Hamas. Menurut Hamas, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 13.300 orang, ribuan di antaranya adalah anak-anak. (AFP/Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya