Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
Perwakilan PBB mengatakan 291 pasien yang terdiri dari 32 bayi kritis terpaksa ditinggalkan di rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al Shifa, akibat perintah evakuasi paksa oleh tentara Israel, Sabtu, (16/11). Mereka yang tersisa di Rumah Sakit Al-Shifa, Palestina, kini meliputi 32 bayi dalam kondisi kritis, pasien trauma dengan luka infeksi parah, dan beberapa lainnya yang mengalami cedera tulang belakang.
Tim PBB dapat mengunjungi Rumah Sakit Al-Shifa selama satu jam setelah sekitar 2.500 pengungsi, pasien, dan staf medis meninggalkan kompleks tersebut pada Sabtu pagi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dikatakan bahwa 25 staf medis masih tersisa bersama dengan beberapa pasien.
"Pasien dan staf kesehatan yang mereka ajak bicara sangat ketakutan akan keselamatan dan kesehatan mereka, dan memohon untuk dievakuasi," kata badan tersebut, menggambarkan Rumah Sakit Al-Shifa sebagai zona kematian, Minggu, (19/11).
Baca juga: CNN Bongkar Senjata yang Ditemukan di RS Al-Shifa Hasil Rekayasa Israel
Dikatakan juga bahwa lebih banyak tim akan berusaha menghubungi RS Al-Shifa dalam beberapa hari mendatang untuk mencoba mengevakuasi pasien ke Gaza selatan. Di mana sebenarnya rumah sakit disana juga kewalahan.
Israel telah lama menuduh kelompok pejuang Hamas memiliki pos komando yang luas di dalam dan di bawah Shifa. Mereka menggambarkan rumah sakit tersebut sebagai target utama dalam perang untuk mengakhiri kekuasaan militan di Gaza menyusul serangan luas mereka ke Israel selatan enam minggu lalu, yang memicu perang tersebut.
Baca juga: Tuntutan Kemerdekaan Palestina Menggema di Seluruh Penjuru Eropa
Hamas dan staf rumah sakit membantah tuduhan Israel tersebut. Pasukan Israel yang bermarkas di rumah sakit tersebut dan melakukan pencarian selama berhari-hari mengatakan mereka telah menemukan senjata dan senjata lainnya, dan menunjukkan kepada wartawan pintu masuk ke terowongan.
Keberangkatan massal pada hari Sabtu digambarkan oleh Israel sebagai tindakan sukarela, namun WHO mengatakan militer telah mengeluarkan perintah evakuasi, dan beberapa dari mereka yang meninggalkan negara tersebut menggambarkannya sebagai eksodus paksa.
"Kami pergi dengan todongan senjata," kata Mahmoud Abu Auf melalui telepon setelah dia dan keluarganya meninggalkan rumah sakit yang penuh sesak itu.
"Tank dan penembak jitu ada dimana-mana di dalam dan di luar," sambungnya, yang mengaku melihat pasukan Israel menahan tiga pria.
(AP/Z-9)
KONFERENSI dua hari yang digelar di markas besar PBB, New York, telah menghasilkan sebuah kerangka kerja baru untuk mewujudkan solusi dua negara antara Palestina dan Israel.
PRANCIS, Inggris dan sejumlah negara lain mulai menunjukkan komitmen yang lebih nyata dalam mendukung pengakuan terhadap Palestina sebagai negara berdaulat.
PEMERINTAH Belanda menyatakan dua menteri Israel sebagai persona non grata akibat pernyataan dan tindakan yang dianggap memicu kekerasan serta mendorong pembersihan etnis Gaza.
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
PBB menyebut Gaza menghadapi krisis kelaparan terburuk dengan lebih dari 20 ribu anak alami gizi buruk.
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
Inggris berencana mengakui Negara Palestina paling cepat pada September.
Sebanyak tiga relawan berpengalaman yakni Ir. Edi Wahyudi sebagai ketua tim dan dua anggota Abdurrahman Parmo dan Fikri Rofi’ulhaq telah berangkat ke Kairo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved