Netanyahu Tidak Terusik dengan Kematian Ribuan Warga Sipil Gaza

Ferdian Ananda Majni
17/11/2023 17:47
Netanyahu Tidak Terusik dengan Kematian Ribuan Warga Sipil Gaza
PM Israel Benjamin Netanyahu(AFP/Abir Sultan)

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak terusik dengan puluhan ribu korban sipil yang menjadi sasaran serangan militernya dalam upaya memburu Hamas di Gaza, Palestina. Operasi militer di sana sudah lebih dari 40 hari dan banyak pihak menyebut Israel gagal menangkap Hamas sebagai sasaran utama.

Netanyahu berkilah mereka sudah melakukan semua cara untuk menghindari korban sipil, yakni dengan memperingatkan warga dengan selebaran untuk pergi, sebelum dibom. Meskipun, PBB sudah memperingatkan bahwa evakuasi terhadap korban yang terluka, disabilitas dan lansia tidak memungkinkan. 

"Setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi. Dan kami tidak boleh membiarkannya terjadi karena kami melakukan semua yang kami bisa untuk mengeluarkan warga sipil dari bahaya, sementara Hamas melakukan semua yang mereka bisa untuk membuat mereka tetap dalam bahaya," kata Benjamin Netanyahu.

Baca juga : Perang Gaza di Benak Perdana Menteri

Komentar pemimpin Israel tersebut muncul setelah ia ditanya oleh saluran televisi AS CBS Newsi Kamis (16//1) tentang pembunuhan ribuan warga Palestina sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober oleh Hamas akan menyulut kebencian pada generasi baru.

"Jadi, kami mengirim selebaran, (kami) menelepon mereka melalui telepon genggam, dan kami mengatakan pergi. Dan banyak yang pergi," kata Netanyahu.

Baca juga : Krisis Ekonomi Bayangi Israel, 300 Ekonom Peringatkan Netanyahu

Pada hari yang sama, angkatan udara Israel menyebarkan selebaran di beberapa bagian Gaza selatan yang meminta warga untuk mengungsi demi keselamatan mereka.

Sejak serangan balasan Israel dilancarkan pada 7 Oktober 2023 hingga 16 November 2023, sebanyak 11.470 warga Gaza terbunuh dimana 4.970 di antaranya adalah anak-anak. Lebih dari 29.000 orang terluka dan jutaan jiwa telah mengungsi. Di Tepi Barat, sebanyak 197 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 2.750 orang terluka.

Warga Gaza tetap dibom saat mengungsi

Tidak jelas kemana mereka harus mengungsi karena Israel terus melancarkan serangan di wilayah yang terkepung tersebut. Yang terjadi, banyak warga Gaza yang melakukan evakuasi pun tidak luput dari serangan rudal dan bom fosfor Israel. Mereka terbunuh di jalan-jalan dengan kondisi mengenaskan.

Beberapa minggu sebelumnya, Israel juga menggunakan selebaran yang dijatuhkan di Gaza utara untuk memperingatkan warga sipil agar pindah ke selatan.

Ratusan ribu orang telah melakukannya, dalam sebuah pengungsian massal yang dikhawatirkan oleh banyak orang Palestina akan menjadi permanen. Israel mengatakan bahwa tujuan kampanye militernya adalah untuk menghancurkan Hamas.

"Hal lain yang dapat saya katakan adalah bahwa kami akan mencoba menyelesaikan pekerjaan itu dengan korban sipil seminimal mungkin. Itulah yang kami coba lakukan: korban sipil yang minimal. Namun sayangnya, kami tidak berhasil," kata perdana menteri Israel itu.

Baca juga : Israel Kepung RS Al Ahli Baptist di Gaza dengan Tank Militer

Netanyahu kemudian mengatakan bahwa ia ingin membuat perbandingan dengan sesuatu yang berhubungan dengan Jerman, namun ia disela oleh pewawancara CBS, yang mengajukan pertanyaan tentang keamanan pasca perang Gaza.

Warga sipil Palestina telah menanggung beban terberat dari kampanye militer Israel selama berminggu-minggu, yang dilakukan sebagai tanggapan atas serangan Hamas yang menurut Israel telah menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Hamas juga menahan sekitar 240 orang dari berbagai negara sebagai tawanan, menurut Israel.

 

Israel serbu RS Al-Shifa untuk temukan bukti

Pada hari Jumat (17/11), militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mengambil jenazah salah satu tawanan, seorang tentara wanita, dari sebuah bangunan di dekat Rumah Sakit al-Shifa di Gaza yang telah menjadi fokus utama serangan Israel minggu ini.

Kematian tentara tersebut dikonfirmasi pada hari Selasa setelah Hamas mengeluarkan sebuah video yang memperlihatkan dirinya dalam keadaan hidup, diikuti dengan gambar-gambar yang menurut kelompok tersebut adalah jasadnya setelah ia terbunuh dalam sebuah serangan udara Israel.

Baca juga : Israel Tembak Siapa Pun yang Coba Tinggalkan Rumah Sakit

Militer Israel mengklaim telah menemukan sebuah terowongan yang digunakan oleh Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa. Sebuah video, yang tidak dapat segera diverifikasi, menunjukkan sebuah lubang yang dalam di tanah, dikelilingi oleh reruntuhan, kayu, dan pasir.

Tampaknya area tersebut telah digali; sebuah buldoser muncul di latar belakang. Tentara mengatakan bahwa pasukannya juga menemukan sebuah kendaraan di rumah sakit yang berisi sejumlah besar senjata.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa klaim Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS bahwa kelompok tersebut menggunakan Al-Shifa untuk tujuan militer adalah pengulangan narasi yang terang-terangan salah, yang ditunjukkan oleh kinerja yang lemah dan konyol dari juru bicara militer penjajah.

Baca juga : Kocak! Israel Temukan Daftar Anggota Hamas, Padahal Nama Hari Berbahasa Arab

IDF mengaku menemukan bukti daftar penjaga sandera Hamas, padahal itu sebenarnya merupakan kalender nama-nama hari dalam bahasa Arab.

"Amerika Serikat yakin dengan penilaian dari badan-badan intelijennya sendiri mengenai aktivitas Hamas di Rumah Sakit al-Shifa dan tidak akan berbagi atau menguraikannya," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby. 

Sejumlah jurnalis Gaza melaporkan, serbuan Israel ke dalam sejumlah rumah sakit disertai dengan tindakan represif dan kekerasan, tidak dibenarkan dalam hukum internasional. Di RS Al-Shifa dan RS Al Nasser misalnya, pasukan Israel mengepung RS dengan tank dan menembak siapapun yang keluar dari sana.

Terakhir, muncul kabar jika Israel membuat terowongan besar di dalam kompleks RS Al-Shifa yang sudah dikuasai mereka sejak Jumat (10/11).  (Aljazeera/Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya