Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Obat Kosong, Pasien Membludak, RS Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi

Ferdian Ananda Majni
17/11/2023 15:08
Obat Kosong, Pasien Membludak, RS Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi
Rumah Sakit Indonesia di Gaza dikabarkan berhenti beroperasi karena kekurangan obat-obatan dan banjir pasien(AFP)

RUMAH Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza benar-benar telah berhenti beroperasi karena kurangnya pasokan dan banyaknya pasien, saat perang terus berkecamuk antara Israel dan Hamas.

Rekaman dari rumah sakit di Beit Lahiya di Jalur Gaza utara menunjukkan warga Palestina yang terluka berbaris di lorong-lorong fasilitas tersebut dan berbaring di tengah genangan darah.

Direktur rumah sakit yang terletak di wilayah utara Jalur Gaza ini, Atef al-Kahlout mengatakan kewalahan menangani banyaknya korban luka akibat perang.

Baca juga: AS Prihatin Atas Serangan Rumah Sakit di Gaza

"Kami tidak dapat menawarkan layanan lebih lanjut, kami tidak dapat menawarkan tempat tidur kepada pasien," kata al-Kahlout kepada Al Jazeera.

Meskipun rumah sakit tersebut memiliki kapasitas 140 pasien, al-Kahlout mengatakan sekitar 500 pasien saat ini berada di dalam rumah sakit.

Baca juga: Breaking News! Israel Kepung RS Al Ahli Baptist di Gaza dengan Tank Militer

Dia mengatakan 45 pasien membutuhkan intervensi bedah yang mendesak, dan dia meminta ambulans untuk tidak membawa lebih banyak orang yang terluka ke fasilitas tersebut karena kurangnya kapasitas.

Menurutnya, departemen rumah sakit tidak dapat melakukan pekerjaan mereka. Para petugas kesehatan di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa mereka kekurangan pasokan.

"Kami tidak memiliki tempat tidur," kata seorang petugas kesehatan kepada Al Jazeera dalam sebuah tur di gedung tersebut.

"Orang ini membutuhkan unit perawatan intensif," tambahnya sambil menunjuk seorang pemuda yang terbaring di tanah sambil dirawat oleh seorang perawat.

"Dan di sini," katanya sambil menunjuk pasien lain yang kakinya diamputasi, "kami tidak punya obat,” tambahnya.

"Kami menerima orang-orang yang terluka dari Wadi Gaza hingga Beit Hanoon,” katanya.

“Beberapa di antaranya telah berada di sini selama 10 hari,” ucapnya.

Hampir 30.000 warga Palestina telah terluka sejak Israel memulai serangannya ke Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pihak berwenang Israel.

Lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel ke Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina. Israel juga sangat membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar, dan badan-badan bantuan memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di daerah kantong tersebut.

"Tim medis (di rumah sakit Indonesia0 terpaksa mengamputasi beberapa pasien karena organ-organ tubuh mereka membusuk," Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera melaporkan dari Khan Younis, dan menambahkan bahwa rumah sakit tersebut tidak dapat memindahkan pasien yang terluka ke tempat lain.

"Semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara telah berhenti beroperasi," ujar direktur al-Kahlout.

Rumah Sakit Indonesia, yang terletak di dekat kamp pengungsian Jabalia juga telah menampung ratusan pengungsi yang mencari perlindungan di sana.

Daerah sekitar rumah sakit telah beberapa kali diserang oleh pasukan Israel, dengan setidaknya dua warga sipil terbunuh dalam serangan tersebut antara tanggal 7 dan 28 Oktober, menurut Human Rights Watch.

Militer Israel menuduh Rumah Sakit Indonesia digunakan untuk menyembunyikan pusat komando dan kontrol bawah tanah milik Hamas. Para pejabat Palestina dan kelompok Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut telah menolak tuduhan tersebut.

Sementara itu, kekhawatiran semakin meningkat terhadap ribuan warga sipil yang terperangkap di Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza, di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung.

Israel mengatakan bahwa rumah sakit tersebut merupakan pusat komando Hamas, sebuah klaim yang dibantah oleh kelompok tersebut.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat yakin dengan penilaian intelijennya bahwa Hamas telah menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pusat komando dan kontrol, dan kemungkinan besar juga sebagai fasilitas penyimpanan.

Tentara Israel mempublikasikan video yang dikatakannya menunjukkan terowongan terowongan Hamas dan sebuah kendaraan yang berisi sejumlah besar senjata, hasil temuan di kompleks Rumah Sakit al-Shifa di Gaza. 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya