Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kemlu Sebut Akses Bantuan Kemanusiaan Terkendala Sebabkan RS Indonesia Kekurangan Pasokan Obat

Ferdian Ananda Majni
17/11/2023 19:25
Kemlu Sebut Akses Bantuan Kemanusiaan Terkendala Sebabkan RS Indonesia Kekurangan Pasokan Obat
Rumah Sakit Indonesia di Gaza berhenti beroperasi(AFP)

RUMAH Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Palestina dilaporkan sudah tak bisa beroperasi akibat serangan tentara Israel ke wilayah tersebut.

Menanggapi kondisi terkini di RS Indonesia, Jubir Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan pihakya terus melakukan penanganan situasi kemanusiaan dengan komunikasi dan kerja sama yang intensif bersama otoritas setempat.

"Menlu RI masih terus dan akan terus melakukan upaya ke arah penanganan situasi kemanusiaan di gaza, khususnya masalah sangat terbatasnya akses masuk bagi bantuan kemanusiaan," kata Iqbal kepada Media Indonesia Jumat (17/11).

Baca juga: Obat Kosong, Pasien Membludak, RS Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi

Menurutnya, penanganan hingga pengakhiran siklus kekerasan, pelindungan warga sipil dan pencegahan bencana kemanusiaan yang lebih parah di Palestina adalah prioritas yang mendesak.

"Indonesia memandang penanganan situasi kemanusiaan ini prioritas utama, namun untuk itu diperlukan penghentian kekerasan serta kekejaman israel yang masih terus berlangsung hingga saat ini," ujarnya.

Baca juga: Presiden: Pemerintah akan Lindungi WNI dan RS Indonesia di Gaza

Sebelumnya RS Indonesia di Jalur Gaza benar-benar telah berhenti beroperasi karena kurangnya pasokan dan banyaknya pasien, saat perang terus berkecamuk antara Israel dan Hamas.

Rekaman dari rumah sakit di Beit Lahiya di Jalur Gaza utara menunjukkan warga Palestina yang terluka berbaris di lorong-lorong fasilitas tersebut dan berbaring di tengah genangan darah.

Direktur rumah sakit yang terletak di wilayah utara Jalur Gaza ini, Atef al-Kahlout mengatakan kewalahan menangani banyaknya korban luka akibat perang.

"Kami tidak dapat menawarkan layanan lebih lanjut, kami tidak dapat menawarkan tempat tidur kepada pasien," kata al-Kahlout kepada Al Jazeera.

Meskipun rumah sakit tersebut memiliki kapasitas 140 pasien, al-Kahlout mengatakan sekitar 500 pasien saat ini berada di dalam rumah sakit.

Dia mengatakan 45 pasien membutuhkan intervensi bedah yang mendesak, dan dia meminta ambulans untuk tidak membawa lebih banyak orang yang terluka ke fasilitas tersebut karena kurangnya kapasitas.

Menurutnya, departemen rumah sakit tidak dapat melakukan pekerjaan mereka. Para petugas kesehatan di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa mereka kekurangan pasokan.

"Kami tidak memiliki tempat tidur," kata seorang petugas kesehatan kepada Al Jazeera dalam sebuah tur di gedung tersebut.

"Orang ini membutuhkan unit perawatan intensif," tambahnya sambil menunjuk seorang pemuda yang terbaring di tanah sambil dirawat oleh seorang perawat.

"Dan di sini," katanya sambil menunjuk pasien lain yang kakinya diamputasi, "kami tidak punya obat,” tambahnya.

"Kami menerima orang-orang yang terluka dari Wadi Gaza hingga Beit Hanoon,” katanya.

“Beberapa di antaranya telah berada di sini selama 10 hari,” ucapnya.

Hampir 30.000 warga Palestina telah terluka sejak Israel memulai serangannya ke Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pihak berwenang Israel.

Lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel ke Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina. Israel juga sangat membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar, dan badan-badan bantuan memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di daerah kantong tersebut. 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya