Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

PBB: Gaza Jadi Kuburan Massal Anak-anak Palestina

Cahya Mulyana
01/11/2023 12:55
PBB: Gaza Jadi Kuburan Massal Anak-anak Palestina
Seorang pria menggendong mayat anak yang tewas akibat serangan Israel di jalur Gaza.(AFP/Mahmud Hams)

SERANGAN udara Israel pada Selasa (31/10) malam, telah menghancurkan blok apartemen dan menewaskan puluhan orang di sebuah kamp pengungsi di Gaza utara. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut tindakan yang dilakukan Zionis Israel pada hari ke-25 konflik dengan Hamas itu membuat Gaza menjadi kuburan massal bagi anak-anak Palestina.

Kemudian enam serangan udara menghantam daerah pemukiman di kamp pengungsi Jabalia di pinggiran Kota Gaza, menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai sekitar 150 orang .

Rekaman video menunjukkan sedikitnya 47 jenazah dikeluarkan dari reruntuhan dan tim penyelamat mencari korban di tengah-tengah logam yang terpuntir dan dua kawah besar. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas menyebut serangan itu sebagai pembantaian yang keji.

Baca juga: Pemberontak Huthi di Yaman Janji Lanjutkan Serangan ke Israel

Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan kamp tersebut untuk membunuh Ibrahim Biari seorang komandan penting Hamas yang terkait dengan serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel.

Juru Bicara Militer Israel Letkol Richard Hecht mengatakan Israel telah berusaha meminimalkan korban sipil dalam operasi yang kompleks.

“Ini adalah tragedi perang, kami telah mengatakan selama berhari-hari Pindah ke selatan, warga sipil yang tidak terlibat dengan Hamas, silakan pindah ke selatan,” tuturnya.

Baca juga: Penyeberangan Rafah akan Dibuka hari Ini untuk Korban Luka di Jalur Gaza

PBB Desak Israel Gencatan Senjata

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata dan mendesak semua pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional. “Saya mengutuk pembunuhan warga sipil di Gaza dan saya kecewa dengan laporan bahwa dua pertiga dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak,” kata Guterres.

Pemboman Israel telah menewaskan sedikitnya 8.525 warga Palestina, termasuk 3.542 anak-anak, menurut angka kementerian kesehatan Hamas yang dikeluarkan sebelum serangan di Jabalia.

“Jumlahnya sangat mengerikan. Gaza telah menjadi kuburan ribuan anak. Ini adalah neraka bagi semua orang. Tanpa gencatan senjata dan akses kemanusiaan yang lebih besar ke Jalur Gaza. Kita akan mengalami kengerian yang lebih besar yang menimpa anak-anak yang tidak bersalah," kata Juru Bicara Unicef James Elder.

Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Kantor PBB Craig Mokhiber bahkan juga mengundurkan diri untuk memprotes penanganan organisasi tersebut terhadap apa yang disebutnya sebagai kasus genosida.

Netanyahu Kesampingkan Gencatan Senjata

Pemerintahan Benjamin Netanyahu telah mengesampingkan gencatan senjata dan mengatakan kampanye untuk memberantas Hamas.

“Hamas, dengan kepemimpinannya yang psikopat dan pembunuhnya yang sadis, harus dihentikan. Organisasi-organisasi teroris yang mengerikan ini tidak boleh lagi diizinkan mengendalikan Jalur Gaza,” kata kata Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi.

Hanegbi mengatakan pasukan Israel berusaha menghindari jatuhnya korban sipil dan mendorong warga sipil untuk pindah ke kawasan lindung di selatan di mana mereka dapat menerima makanan.

“Ini adalah komitmen kami sebagai negara yang bertindak berdasarkan hukum perang. Ini juga merupakan cara untuk meningkatkan dan mempertahankan legitimasi, yang tanpanya akan sangat sulit untuk melakukan kampanye militer sampai tujuan tersebut tercapai,” ujarnya.

Sejak serangan Hamas, Israel, telah membatasi pasokan rata-rata harian sebanyak 14 truk makanan, air dan obat-obatan. PBB mengatakan 100 truk adalah jumlah minimum yang diperlukan untuk menghidupi 2,3 juta orang. Sebelum konflik, 400 hingga 500 truk masuk setiap harinya.

(Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya