Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AMERIKA Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengutuk keras pasokan amunisi dan peralatan militer Korea Utara ke Rusia karena bakal meningkatkan jumlah korban jiwa dalam perang Rusia di Ukraina.
Pernyataan bersama oleh para diplomat tinggi ketiga negara tersebut dikeluarkan beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mencemooh klaim AS baru-baru ini, bahwa Moskow menerima amunisi dari Pyongyang, dan Washington telah gagal membuktikannya.
"Kami akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mengekspos upaya Rusia untuk mendapatkan peralatan militer dari Korea Utara," Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin, Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam pernyataan tersebut.
Baca juga : Korsel, AS dan Jepang Bersiasat Hadapi Rudal Korut
"Pengiriman senjata semacam itu, beberapa di antaranya telah kami konfirmasikan telah selesai, akan secara signifikan meningkatkan jumlah korban jiwa akibat perang agresi Rusia," demikian mereka memperingatkan.
Pernyataan itu dimaksudkan untuk menunjukkan tekad ketiga sekutu untuk secara aktif menanggapi kesepakatan transfer senjata yang telah diupayakan oleh Rusia dan Korea Utara yang bertentangan dengan peringatan berulang kali dari komunitas internasional.
Pyongyang dan Moskow telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat hubungan militer mereka. Spekulasi tentang penyediaan senjata konvensional oleh Korea Utara untuk mengisi kembali persediaan senjata Rusia yang telah habis berkobar bulan lalu, ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan perjalanan ke Timur Jauh Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan mengunjungi fasilitas-fasilitas militer utama.
Baca juga : Amerika Undang Jepang dan Korsel Merapat ke Washington
AS, Korea Selatan, dan pihak-pihak lain meyakini bahwa Korut berusaha menerima teknologi senjata canggih dari Rusia untuk meningkatkan program nuklirnya dengan imbalan pasokan amunisi.
Selama kunjungannya ke Pyongyang minggu lalu, Lavrov mengatakan dalam sebuah pidato penyambutan bahwa Rusia menghargai dukungan "tak tergoyahkan" Korea Utara untuk perangnya di Ukraina.
Setelah kembali ke Moskow, diplomat tersebut menepis tuduhan AS tentang transfer senjata, dengan mengatakan "Amerika terus menuduh semua orang"
Baca juga : Korea Utara Luncurkan Rudal Nuklir Bawah Air Haeil-5-23
"Saya tidak mengomentari rumor," kata media pemerintah Rusia mengutip pernyataan Lavrov.
Gedung Putih mengatakan pada awal bulan ini bahwa Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi ke Rusia. Untuk mendukung klaimnya, Gedung Putih merilis gambar-gambar yang dikatakannya menunjukkan bahwa kontainer-kontainer tersebut dimuat ke kapal berbendera Rusia sebelum dipindahkan dengan kereta api ke Rusia barat daya.
Pernyataan pada Kamis (26/10) mengatakan bahwa Korea Selatan, Jepang dan AS memantau dengan seksama setiap bahan yang diberikan Rusia kepada Korea Utara untuk mendukung tujuan militer Pyongyang.
Baca juga : Sekutu Amerika Serikat Ikut Mengutuk Dugaan Pengiriman Rudal Korea Utara ke Rusia
"Kami sangat prihatin dengan potensi transfer teknologi terkait nuklir atau rudal balistik ke (Korea Utara)," kata pernyataan itu.
Dia juga mengatakan bahwa transfer senjata ke dan dari Korea Utara akan melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang sebelumnya didukung oleh Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan.
Sejak tahun lalu, Korea Utara telah melakukan lebih dari 100 uji coba rudal, banyak di antaranya dirancang untuk mensimulasikan serangan nuklir terhadap Korea Selatan dan AS. Para ahli mengatakan bahwa penyediaan teknologi senjata berteknologi tinggi dari Rusia akan membantu Kim membangun sistem senjata nuklir yang lebih andal. (AFP/Z-4)
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
Ribuan jalan dan bangunan telah rusak dan terendam oleh banjir yang deras di Korea Selatan, dengan laporan kerusakan lahan pertanian dan kematian ternak yang meluas.
KASA berencana meluncurkan satelit astronomi pertamanya pada 2030.
Banjir bandang melanda Korea Selatan, menewaskan 4 orang dan memaksa 1.300 warga dievakuasi.
Sebagian besar korban jiwa dilaporkan di Provinsi Chungcheong Selatan akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tengah dan selatan negara itu.
Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, kembali ditangkap atas perannya dalam upaya pemberlakuan darurat militer.
Blackpink kembali mengguncang dunia lewat konser pembuka tur global bertajuk DEADLINE world tour, yang digelar pada 5–6 Juli 2025 di Goyang Stadium, Korea Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved