Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TUJUH negara di Timur Tengah mengutuk serangan rudal Israel yang menargetkan Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza, Palestina, pada Selasa (17/10), hingga menyebabkan 500 orang meninggal dunia.
Ketujuh negara itu adalah Arab Saudi, Qatar, Oman, Mesir, Aljazair, Libanon, dan Libya.
Dalam pernyataannya, Arab Saudi dengan tegas menolak serangan brutal itu dan meminta masyarakat internasional untuk berhenti menerapkan standar ganda terkait praktik kriminal Israel.
"Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk keras kejahatan keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel dengan mengebom rumah sakit, hingga menyebabkan kematian ratusan warga sipil, termasuk anak-anak serta melukai orang-orang," kata pemerintah Arab Saudi, Rabu (18/10).
Baca juga : Indonesia Hadiri Pertemuan Darurat OKI soal Palestina
Kementerian Luar Negeri Qatar menggambarkan pemboman rumah sakit tersebut sebagai “pembantaian brutal dan kejahatan keji terhadap warga sipil yang tidak berdaya.”
Qatar juga mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap ketentuan hukum internasional dan hukum humaniter internasional.
Baca juga : Rumah Sakit Dibom 500 Tewas, Palestina Umumkan 3 Hari Berkabung
“Perluasan serangan Israel di Gaza yang mencakup sasaran sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan pusat populasi, dianggap sebagai peningkatan yang berbahaya dalam konfrontasi dan menandakan konsekuensi yang mengerikan bagi keamanan dan stabilitas kawasan,” kata Kemlu Qatar.
Kementerian Luar Negeri Oman menyatakan kecamannya atas pemboman RS Baptist dan menekankan bahwa insiden itu adalah kejahatan perang.
Kementerian Luar Negeri Mesir turut mengutuk serangan tersebut, dan menyatakan bahwa pemboman yang disengaja terhadap fasilitas dan sasaran sipil merupakan pelanggaran serius terhadap ketentuan hukum internasional dan kemanusiaan, serta nilai-nilai kemanusiaan yang paling mendasar.
Kantor Kepresidenan Aljazair juga mengutuk serangan yang disengaja terhadap rumah sakit di Gaza oleh pasukan pendudukan.
Perdana Menteri Libanon Najib Mikati juga mengecam tindakan tersebut, yang menyebabkan jatuhnya ratusan syuhada di RS Baptist di Gaza akibat kejahatan Israel. Dia mengecam "hati nurani dunia" yang dianggap diam terhadap ketidakadilan.
Di Libya, kepala Pemerintahan Persatuan Nasional Abdul Hamid Dbeibeh, mengatakan bahwa dijadikannya RS Baptist sebagai target oleh pasukan pendudukan Israel adalah kejahatan brutal.
Sebelumnya pada Selasa, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan kepada Anadolu bahwa lebih dari 500 warga Palestina tewas akibat pemboman Israel.
Serangan itu adalah bagian dari konfrontasi Israel dengan kelompok Hamas Palestina dan faksi lainnya.
Israel terus melancarkan serangan intensif di Gaza selama 11 hari dan memutus aliran air, listrik, makanan, dan obat-obatan ke Jalur Gaza.
Hal ini memicu peringatan lokal dan internasional akan adanya bencana kemanusiaan yang terjadi bersamaan dengan serangan dan penangkapan yang dilakukan Israel di kota-kota besar dan kecil di Tepi Barat yang diduduki. (Ant/Z-4)
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
STAF medis Rumah Sakit Al-Shifa yang mengalami krisis bahan bakar di Jalur Gaza utara terpaksa merawat tiga hingga empat bayi baru lahir di dalam satu inkubator.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved