Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Jokowi Disebut Cegah ASEAN Terpecah

Cahya Mulyana
14/7/2023 23:11
Jokowi Disebut Cegah ASEAN Terpecah
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong(AFP)

PIDATO Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN dan negara mitra, menyiratkan pesan yang jelas tentang mencegah perpecahan. Kawasan ASEAN dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi dunia jika menjadi zona bebas konflik.

"Pesannya Pak Jokowi sangat diplomatis dan normatif yang menyinggung isu terbaru. Tapi pasti para diplomat paham betul apa yang disampaikan Pak Jokowi seperti menekankan pentingnya menjaga persatuan antar negara ASEAN," ujar Pengamat Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Faris Al-Fadhat kepada Media Indonesia, Jumat (14/7).

Menurut dia Jokowi meminta negara-negara anggota ASEAN berjalan seirama dalam menghadapi persoalan. Khususnya, menyelesaikan konflik yang sudah lama terjadi di Myanmar.

Baca juga : Ini Pesan Jokowi di Hadapan Lavrov dan Blinken

"Pernyataannya, kita ingin maju bersama, ini menyiratkan ASEAN harus bersatu dan kembali ke koridor. Bahkan pak jokowi menggunakan istilah jawa, menang tanpa merugikan lain," jelasnya.

Baca juga : Jokowi Minta ASEAN Bersatu

Lebih lanjut, kata dia, Jokowi menyampaikan Indonesia berupaya membawa ASEAN naik kelas, menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Kawasan Asia Tenggara berhasil tumbuh lebih cepat daripada ekonomi di belahan dunia lainnya.

Pertumbuhan itu, lanjut Faris, akan terganggu jika antar negara ASEAN bersitegang atau terpecah. Selain dalam pencarian resolusi konflik di Myanmar, Jokowi menekankan ASEAN terbebas dari keberpihakan terhadap negara adikuasa.

"Laos, Myanmar, Kamboja sangat loyal ke Tiongkok dan terlihat di PBB saat menyampaikan sikap soal perang di Ukraina ketiganya mengikuti sikap Tiongkok. Nah Pak Jokowi menyentil itu. Keberpihakan itu tidak boleh diteruskan karena dapat menganggu stabilitas keamanan dan pertumbuhan ekonomi," pungkasnya. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya