Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Operasi Militer Israel Berskala Besar Tewaskan Delapan Orang di Tepi Barat

Wisnu Arto Subari
03/7/2023 22:23

PASUKAN Israel membunuh delapan warga Palestina dalam operasi besar-besaran pada Senin (3/7) di Tepi Barat yang diduduki. Aksi yang disebut tentara sebagai upaya kontraterorisme ekstensif itu melibatkan serangan pesawat tak berawak dan ratusan tentara.

Serangan militer yang diluncurkan di bawah pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di kota utara Jenin menjadi yang terbesar di Tepi Barat dalam beberapa tahun. Soalnya, serangan menampilkan kendaraan lapis baja, buldoser tentara, dan kendaraan udara tak berawak.

Baku tembak dan ledakan mengguncang kota dan kamp pengungsi yang berdekatan--kubu kelompok bersenjata--saat warga Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel dan asap dari ledakan serta barikade jalanan yang terbakar menghitamkan langit, kata seorang koresponden AFP. "Ada pengeboman dari udara dan invasi di darat," kata Mahmoud al-Saadi, direktur Bulan Sabit Merah Palestina di Jenin. "Beberapa rumah dan lokasi telah dibom. Asap mengepul dari mana-mana."

Baca juga: Bunuh Ratusan Anak, Rusia Masuk Daftar Hitam PBB, Kok Israel Enggak?

"Delapan orang tewas dan 50 luka-luka, 10 serius," kata Kementerian Kesehatan Palestina. Ini melebihi jumlah korban tujuh orang tewas dalam serangan tentara Israel di Jenin dua minggu lalu yang jarang menggunakan tembakan rudal helikopter.

"Operasi Senin menampilkan sejumlah pasukan tingkat brigade," kata juru bicara militer Israel Richard Hecht. Menteri Luar Negeri Eli Cohen mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya menyerang pusat terorisme dengan kekuatan besar.

Baca juga: Arab Saudi Kecam Serangan Brutal Israel terhadap Rakyat Palestina

Warga Jenin Badr Shagoul mengatakan kepada AFP, "Saya melihat mereka membawa buldoser ke kamp. M​ereka menghancurkan bangunan. Ini rumah orang."

Israel meningkatkan operasi bersenjata dalam beberapa pekan terakhir di Tepi Barat utara. Warga di kota itu menyaksikan serentetan serangan terhadap Israel serta kekerasan pemukim Yahudi yang menargetkan komunitas Palestina.

Penduduk kamp Jenin, Mahmoud Hawashin, berbicara di rumah sakit yang penuh sesak, mengatakan situasinya tergolong bencana dan meramalkan bahwa untuk setiap tindakan akan ada reaksi. "Jika ada lebih banyak darah Palestina yang tertumpah, akan ada lebih banyak darah Israel yang tertumpah."

Semua opsi terbuka

Kelompok militan Palestina Jihad Islam mengatakan, "Semua opsi terbuka untuk menyerang musuh sebagai tanggapan atas agresinya di Jenin." Dalam insiden terpisah, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, seorang pemuda Palestina tewas oleh tembakan Israel di dekat kota Ramallah, Tepi Barat.

Tentara Israel mengatakan bahwa di Jenin pihaknya menyerang pusat operasi bersama dari kelompok yang disebut Brigade Jenin, depot senjata, situs pengamatan dan pengintaian, dan tempat persembunyian bagi mereka yang diduga melakukan serangan baru-baru ini terhadap sasaran Israel. "Orang-orang sadar bahwa kami mungkin akan masuk", kata Hecht kepada wartawan, "tetapi metode penyerangan dari udara dengan target di inti kamp pada dasarnya mengejutkan mereka."

Dia mengatakan pasukan tetap berada di dalam kamp tetapi mengejar target khusus dan tidak berusaha untuk bertahan. "Kami masih menyita senjata dan amunisi," kata Hecht seraya menambahkan bahwa tidak ada batas waktu khusus untuk mengakhiri operasi tersebut.

Kekerasan Israel-Palestina telah memburuk sejak tahun lalu dan meningkat lebih jauh di bawah pemerintahan Netanyahu saat ini yang mengambil alih kekuasaan pada Desember. Koalisi ini mencakup sekutu ekstrem kanan. Wilayah Jenin secara nominal berada di bawah kendali Otoritas Palestina Presiden Mahmud Abbas yang memiliki sebagian kendali administratif di Tepi Barat.

Jelas pelanggaran

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari tahun 1967. Tidak termasuk Jerusalem timur yang dianeksasi, wilayah itu sekarang menjadi rumah bagi sekitar 490.000 warga Israel yang tinggal di permukiman yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Orang-orang Palestina, yang mencari negara merdeka mereka sendiri, ingin Israel menarik diri dari semua tanah yang didudukinya pada 1967 dan membongkar semua permukiman Yahudi. Namun, Netanyahu telah berjanji untuk memperkuat permukiman dan menyatakan tidak tertarik untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai, yang hampir mati sejak 2014. 

Yordania memprotes serangan itu sebagai pelanggaran yang jelas terhadap hukum kemanusiaan internasional serta kewajiban Israel sebagai kekuatan pendudukan. Menyusul serangan Jenin oleh Israel bulan lalu, empat orang Israel tewas ketika dua pria bersenjata Palestina menyerang pom bensin di dekat permukiman Eli di Tepi Barat. Para penyerang ditembak mati.

Dalam aksi langka lain di minggu yang sama, militer Israel mengatakan melakukan serangan pesawat tak berawak untuk membunuh tiga anggota teroris di Tepi Barat. Sejak awal tahun ini setidaknya 185 warga Palestina, 25 warga Israel, satu Ukraina, dan satu Italia telah tewas, menurut penghitungan AFP yang dikumpulkan dari sumber-sumber resmi dari kedua belah pihak. Mereka termasuk, di pihak Palestina, pejuang dan warga sipil, serta di pihak Israel, sebagian besar warga sipil dan tiga anggota minoritas Arab. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya