Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) telah memasukkan militer Rusia dan sekutunya ke dalam daftar hitam pembunuhan dan pelecehan terhadap ratusan anak-anak Ukraina, tapi tidak dengan Israel yang membunuh puluhan anak Palestina.
Akan tetapi, pasukan Israel tidak dimasukkan ke dalam daftar tersebut meskipun telah membunuh lebih dari 40 anak-anak Palestina tahun lalu.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia telah berulang kali meminta agar Israel dimasukkan ke dalam daftar hitam PBB atas pembunuhan dan pelecehan terhadap anak-anak Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Baca juga : Pria Palestina Tewas Diserang Israel setelah Kematian Dua Remaja
Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyebut keputusan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mengeluarkan Israel dari daftar negara yang memalukan sebagai kesalahan besar.
Dalam laporan tahunan PBB tentang perlakuan terhadap anak-anak di zona konflik, yang dibagikan kepada anggota Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis, Guterres mengatakan bahwa dia terkejut dengan tingginya jumlah pelanggaran berat terhadap anak-anak di Ukraina pada tahun 2022.
Baca juga : Palestina Sebut Resolusi PBB Tak Bergigi
Menurut organisasi-organisasi berita yang telah melihat salinan laporan tersebut, 477 anak tercatat terbunuh di Ukraina tahun lalu, termasuk 136 kematian yang secara langsung dikaitkan dengan pasukan Rusia dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengannya.
Menurut laporan tersebut, pasukan bersenjata Ukraina bertanggung jawab atas pembunuhan 80 anak. Dari korban anak-anak yang tersisa, tidak satu pun dari kedua belah pihak yang bertikai dapat disalahkan secara pasti. 'Anak-anak itu kebanyakan terbunuh oleh serangan udara," kata laporan PBB.
PBB juga memverifikasi bahwa pasukan Rusia dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengannya telah melukai 518 anak di Ukraina dan melakukan 480 serangan terhadap sekolah dan rumah sakit.
Menurut laporan tersebut, pasukan bersenjata Rusia juga menggunakan 91 anak sebagai perisai manusia. Pasukan bersenjata Ukraina melukai 175 anak dan melakukan 212 serangan terhadap sekolah dan rumah sakit. Pasukan Ukraina tidak masuk dalam daftar.
Kepala PBB mengatakan dalam laporan tersebut bahwa ia sangat prihatin dengan jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel pada tahun 2022.
Menurut laporan tersebut, 42 anak Palestina terbunuh dan 933 lainnya terluka pada tahun 2022 oleh pasukan Israel. Pada tahun 2021, pasukan Israel membunuh 78 anak Palestina.
Israel tidak pernah masuk dalam daftar negara yang dipermalukan oleh PBB karena membunuh anak-anak.
Guterres mengatakan bahwa ia mencatat adanya penurunan yang berarti dalam jumlah anak-anak yang dibunuh oleh pasukan Israel, termasuk oleh serangan udara tahun lalu dibandingkan dengan laporan sebelumnya.
Human Rights Watch menyambut baik keputusan PBB untuk memasukkan nama pasukan Rusia ke dalam daftar tersebut, namun mengkritik keputusan kepala PBB untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar yang memalukan tersebut.
“Ia telah mengecewakan anak-anak Palestina lagi,” sebutnya.
"Dengan menambahkan pasukan Rusia ke dalam daftar yang memalukan, Sekretaris Jenderal meminta pertanggungjawaban mereka atas pelanggaran mengerikan terhadap anak-anak," kata Jo Becker, direktur advokasi kelompok tersebut untuk hak-hak anak.
"Keengganannya (Guterres), dari tahun ke tahun, untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas pelanggaran berat mereka terhadap anak-anak telah menjadi bumerang, dan hanya mendorong pasukan Israel untuk menggunakan kekuatan mematikan yang melanggar hukum terhadap anak-anak Palestina," jelas Becker.
"Dari tahun 2015-2020, PBB mengaitkan lebih dari 6.700 korban anak dengan pasukan Israel. Dia baru saja memverifikasi 975 korban lagi pada tahun 2022. Namun dia masih tidak memasukkan Israel dalam 'daftar memalukan'," tulis Becker dalam sebuah tweet. (Alajzeera/Z-4)
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina dan yang pertama di antara negara-negara demokrasi kaya G7 yang melakukannya.
PEMERINTAH Indonesia menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan niat untuk mengakui Negara Palestina.
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved