Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PARA pemimpin kelompok militan Palestina, Jihad Islam dan Hamas, mengadakan pembicaraan pada Senin (19/6) dengan pejabat tinggi Iran di Teheran. Ini dilakukan ketika kekerasan mematikan berkobar di Tepi Barat yang dijajah Israel.
Presiden Iran Ebrahim Raisi menerima ketua Jihad Islam Ziyad al-Nakhalah dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengadakan pembicaraan dengan Ali Akbar Ahmadian, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) yang baru diangkat, sebelum pertemuan dengan pejabat tinggi lain. "Cara paling efisien untuk mengakhiri pendudukan Palestina selama lebih dari 75 tahun ialah perlawanan," kata Ahmadian kepada Haniyeh menurut situs web Nournews yang dekat dengan SNSC.
Nakhalah berada di Iran sejak pekan lalu dan bertemu dengan pejabat tinggi Iran, termasuk pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan Raisi. Pada Senin, Raisi mengatakan kepada Nakhalah bahwa Israel berusaha untuk menormalisasi hubungan dengan lebih banyak negara Arab dan Muslim, "Untuk mencegah pemuda Palestina dari (berusaha) membebaskan wilayah pendudukan," kata kantor presiden dalam suatu pernyataan saat dia memuji perlawanan Palestina melawan Israel.
Baca juga: Israel Kerahkan Helikopter Apache, Lima Warga Palestina Tewas
Pada 2020, Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Maroko, dan Bahrain di bawah Abraham Accords yang ditengahi oleh Amerika Serikat. Arab Saudi menolak mengakui Israel, sebagian karena perlakuan Israel terhadap Palestina. Namun kekuatan Muslim Suni tersebut dan saingannya, Iran, setuju memperbaiki hubungan pada Maret di bawah kesepakatan yang ditengahi Tiongkok.
Pembicaraan Iran-Palestina bertepatan dengan pasukan Israel melancarkan serangan ke Jenin di Tepi Barat pada Senin. Serangan itu menewaskan lima warga Palestina, termasuk seorang militan Jihad Islam, dan menyebabkan lima polisi perbatasan Israel dan dua tentara terluka. Tentara Israel mengatakan serangan itu ditujukan untuk menangkap dua tersangka yang dicari: satu dari Hamas dan yang lainnya dari Jihad Islam.
Baca juga: PBB Selidiki Israel Usir Pengacara HAM sebagai Kejahatan Perang
Haniyeh, yang tiba Senin pagi di Iran sebagai kepala delegasi besar, menurut kantor berita negara IRNA, akan mengadakan pembicaraan dengan Raisi, Khamenei, dan pejabat lain. Iran ialah pendukung setia Palestina dan tidak mengakui musuh bebuyutannya Israel yang, bersama dengan Amerika Serikat, menganggap Hamas dan Jihad Islam sebagai kelompok teroris. (AFP/Z-2)
MENTERI Luar Negeri Belgia Maxime Prevot pada Rabu (27/8) mengajukan memorandum berisi 10 usulan tindakan terhadap Israel dan mempercepat pengakuan terhadap negara Palestina.
PEMBUNUHAN enam jurnalis Palestina oleh militer Israel, termasuk seorang juru kamera Al Jazeera, di Gaza memicu kecaman global.
DANA kekayaan negara terbesar di dunia dari Norwegia menjual saham Caterpillar terkait terhadap hukum humaniter internasional dengan menghancurkan properti Palestina.
PARA rohaniwan dan biarawati dari gereja-gereja Ortodoks Yunani dan Katolik di Kota Gaza, Palestina, menolak evakuasi demi merawat mereka yang tidak dapat meninggalkan kota.
JERMAN tidak akan mendukung pengakuan terhadap Negara Palestina. Ini dikatakan Kanselir Friedrich Merz pada Selasa (26/8).
ISRAEL dengan sengaja menjadikan jurnalis sebagai target serangan mereka. RSF menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pembantaian jurnalis.
Israel tidak hanya melancarkan serangan udara, tetapi juga menggelar operasi pendaratan dengan empat helikopter di area barak.
Kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan seharusnya menjadi garda terdepan dalam membela kemanusiaan.
Paus Leo XIV menyerukan agar Israel menghentikan “hukuman kolektif” terhadap penduduk di Gaza.
Menlu AS Marco Rubio tegaskan kembali komitmen tak tergoyahkan Amerika Serikat terhadap keamanan Israel.
Mantan PM Inggris Tony Blair hadiri pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, membahas rencana pascaperang di Gaza.
MILITER Israel pada Selasa (26/8) waktu setempat mengakui serangan udara yang menewaskan lima jurnalis di sebuah rumah sakit di Gaza Selatan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved