Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Rencana Serangan Balik Bocor, Ukraina Ubah Taktik

Cahya Mulyana
11/4/2023 05:30
Rencana Serangan Balik Bocor, Ukraina Ubah Taktik
Kebocoran data serangan balik ukraina yang ada di pentagon, AS, membuat mereka mengubah taktik.(AFP)

UKRAINA mengubah rencana serangan balik untuk menguasai kembali wilayah yang diduduki Rusia. Perubahan itu terjadi setelah data strategi Ukraina yang dimiliki Pentagon, Amerika Serikat (AS) bocor ke publik.

Pembantu Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan rencana strategis Ukraina tidak berubah untuk dilaksanakan musim semi ini. Hanya rencana taktis yang lebih spesifik yang dapat berubah.

“Ada tugas-tugas strategis, tugas-tugas itu tidak dapat diubah. Tapi skenario operasional dan taktis terus disempurnakan, berdasarkan penilaian situasi di medan perang, penyediaan sumber daya, data intelijen tentang sumber daya musuh, dan lainnya,” katanya.

Baca juga: Dampak Perang, Populasi Warga Ukraina di Avdiivka Donestk Berkurang Hingga 90 Persen

Saat ini, kata dia, efektivitas perubahan strategi taktis belum dapat dinilai. Pasalnya baru masuk tahapan perencanaan yang terus disempurnakan.

"Ini belum bisa dilihat nilainya karena baru dikerjakan (sekarang]),” tambahnya.

Baca juga: Berkunjung ke Tiongkok, Presiden Brasil Bawa Agenda Mediasi Ukraina 

Enggan Disalahkan

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan AS kerap menyalahkan Rusia atas kecerobohan yang dibuat kedua negara tersebut. Teranyar dokumen militer dan intelegen Pentagon tentang data pertahanan udara Ukraina hingga laporan dari intelijen Israel, Mossad. Sejumlah ahli mencurigai bahwa pelaku kebocoran itu adalah warga AS.

"Perhatian sekarang tertuju pada kebocoran dari AS, karena banyak dokumen yang hanya berada di tangan AS," kata Michael Mulroy, mantan pejabat senior Pentagon.

Ia dan beberapa pakar lain mengatakan bahwa investigasi seputar kebocoran dokumen Pentagon masih berada di tahap awal. Mereka  encurigai pelaku kemungkinan merupakan individu berpaspor AS, namun pro-Rusia.

Kebocoran dokumen ini dianggap pelanggaran keamanan paling serius di AS. Apalagi setelah kasus lebih dari 700ribu dokumen, video, dan kabel diplomatik muncul di laman WikiLeaks pada 2013.

Dalam dokumen yang bocot itu mencatat perkiraan korban jiwa di medan perang di Ukraina. Tidak jelas mengapa setidaknya satu dokumen diberi tanda tidak terklasifikasi atau bukan rahasia. Beberapa dokumen lain diberi tanda NOFORN, yang artinya tidak boleh dibuka untuk warga negara asing.

Dua pejabat AS mengatakan dokumen-dokumen tersebut mungkin telah diubah, untuk menyebarkan informasi palsu yang dapat merugikan kepentingan keamanan AS.

Dalam pernyataan pada Minggu, 9 April, Pentagon mengatakan mereka sedang meninjau validitas dokumen-dokumen tersebut. Pentagon telah merujuk masalah ini ke Departemen Kehakiman dan telah memulai investigasi pidana.

Salah satu dokumen tertanggal 23 Februari dan tercatat sebagai 'Rahasia' secara rinci menjelaskan sistem pertahanan udara S-300 Ukraina akan terkuras per 2 Mei 2023. Informasi yang sangat dijaga ini bisa sangat berguna bagi pasukan Rusia.

Ukraina mengatakan presiden dan pejabat keamanan telah mengadakan pertemuan untuk membahas cara-cara untuk mencegah bocornya informasi rahasia tersebut. (Aljazeera/CNA/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya