Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Desa Wisata Hakuba Bangkit Pascapandemi Covid-19

Cahya Mulyana
19/2/2023 09:30
Desa Wisata Hakuba Bangkit Pascapandemi Covid-19
Desa Wisata Hakuba di Nagano, Jepang.(MI/Cahya Mulyana)

DESA Wisata Hakuba, yang terletak di Nagano, Jepang, sedang berupaya bangkit dari dampak pandemi yang memukul sektor pariwisata. Wilayah seluas 189,37 kilometer persegi dengan 90% ditutupi pengunungan dan hutan itu memiliki 25r ibu kamar penginapan.

Hakuba bergantung pada kehadiran wisatawan yang bermain ski di musim dingin dan pendakian di musim semi hingga panas. Sebagian kecil dari 8.519 jiwa penduduk desa ini berprofesi sebagai petani.

"Dampak pandemi sangat terasa termasuk adanya pemutus kerja pada pekerja penginapan dan fasilitas penunjang lain," kata Manajer Asosiasi Pariwisata Desa Hakuba Yoshizawa Hirokazu saat memberikan keterangan resmi di lokasi ski Hakuba, Jepang, Sabtu (18/2).

Baca juga: Ini Alasan Media Cetak Jepang Bisa Bertahan

Ia mengatakan pihaknya berupaya menjaga denyut pariwisata tetap hidup di Hakuba selama pandemi dengan menggaet turis lokal. Sebab, wisatawan asing tidak dapat memasuki Jepang akibat pandemi covid-19.

Setelah beberapa bulan pandemi covid-19 mereda, kata dia, tingkat kunjungan wisatawan asing maupun lokal belum normal. Meski demikian, hal itu sudah dapat meningkatkan gairah penduduk setempat yang hampir seluruhnya bergantung pada kehadiran wisatawan.

"Kalau melihat Desa Hakuba, mungkin ini kondisinya sudah membaik seperti sebelum covid-19. Tapi sebetulnya belum. Puncak wisata asing masih 60% saja dari biasanya 2 juta orang per tahun," kata dia.

Ia mengatakan kehadiran wisatawan di Hakuba yang belum normal sepenuhnya itu sangat baik. Sebab mengacu pada ketersediaan dan kesiapan pelaku bisnis penginapan dan sarana pendukung yang masih terbatas.

"Kami akan kesulitan jika wisatawan datang ke sini seperti sebelum covid-19. Karena SDM yang ada saat ini masih kurang karena saat pandemi banyak pemutusan kerja," ujarnya.

Dia mengatakan Hakuba sangat unik di Jepang. Semua wilayah di Hakuba memiliki suhu yang berbeda-beda dari ketinggian 598 hingga 2.932meter.

"Misalnya saat musim semi tiba, sakura muncul di mana-mana, sementara di wilayah tinggi salju masih ada dan masih dapat untuk bermain ski. Satu tempat jadi ada dua musim," paparnya.

Salju yang bertebaran di penjuru pegunungan Hakuba juga menarik wisatawan selain untuk bermain ski, kata dia. Wisatawan dapat melihat kilauan salju karena pantulan dari cahaya bulan dan bintang-bintang.

"Pada musim panas, pendakian gunung sangat digemari wisatawan di Hakuba. Desa Hakuba banyak memiliki destinasi pendakian, wisata naik balon udara paralayang hingga susur sungai," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya