Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ankara Pertanyakan Propaganda Anti-Turki di Prancis

Cahya Mulyana
27/12/2022 08:20
Ankara Pertanyakan Propaganda Anti-Turki di Prancis
Pengunjuk rasa memberikan penghormatan kepada para korban penembakan Jalan Enghien di Paris pada 23 Desember 2022, dan pembunuhan 3 kurdi pa(AFP)

PEMERINTAH Turki memanggil duta besar Prancis atas tuduhan propaganda anti-Turki oleh pejabat Prancis setelah pembunuhan tiga warga Kurdi di Paris. Beberapa pengunjuk rasa mengibarkan bendera Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki dan sekutu Baratnya.

Sumber diplomatik Turki mengatakan duta besar Prancis dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri karena diduga gagal menghentikan propaganda hitam yang dipromosikan oleh PKK.

"Kami menyatakan ketidakpuasan kami dengan propaganda hitam yang diluncurkan oleh lingkaran PKK terhadap negara kami dan dengan fakta bahwa pemerintah Prancis dan beberapa politisi digunakan sebagai alat propaganda ini," kata sumber tersebut.

Sumber tersebut menuduh PKK menggunakan tuduhan palsu. Kemudian Turki terhadap Prancis memuncak karena klaim PKK itu diadopsi oleh pejabat pemerintah dan beberapa politisi Paris untuk menyerang Ankara. "Kami berharap Prancis bertindak hati-hati dalam menghadapi insiden tersebut," kata sumber itu.

Hubungan Turki dengan Prancis telah memanas usai perbedaan pendapat atas konflik di Suriah dan berbagai perselisihan regional lainnya. Komunikasi antara kedua negara semakin merenggang dengan insiden terbaru ini.

Protes pecah setelah seorang pria Prancis berusia 69 tahun melepaskan tembakan ke pusat budaya Kurdi di Paris yang menewaskan tiga orang. Tersangka telah mengakui kebencian terhadap orang asing.

Penembakan di pusat budaya Kurdi dan salon rambut terdekat pada Jumat (23/12), itu memicu kepanikan di distrik ke-10 kota yang ramai, rumah bagi banyak toko dan restoran dan populasi Kurdi yang besar.

Kekerasan telah menghidupkan kembali trauma dari tiga pembunuhan Kurdi yang belum terselesaikan pada 2013 yang banyak dialamatkan kepada Turki. Pada Senin (26/12), beberapa ratus orang berbaris di distrik ke-10, meneriakkan 'para martir kami tidak mati' dalam bahasa Kurdi dan menuntut kebenaran dan keadilan.

"Kami memutuskan untuk datang segera setelah kami mendengar tentang serangan teroris hari Jumat," kata seorang wanita muda kepada AFP yang menolak menyebutkan namanya karena takut akan pembalasan.

Dia mengaku takut pada komunitas dan dinas rahasia Turki. PKK telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun melawan pemerintah Turki yang telah merenggut puluhan ribu nyawa. (AFP/OL-13)

Baca Juga: Turki Akui Perang Ukraina Tidak akan Berakhir dengan Mudah


 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya