Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Tuntutan meningkat bagi polisi Korea Selatan untuk menjelaskan mengapa mereka mengambil sedikit tindakan meskipun menerima beberapa panggilan darurat tentang tingkat kerumunan yang berbahaya hingga empat jam sebelum lebih dari 150 orang tewas dalam kerumunan massa Halloween.
Transkrip panggilan darurat yang dikirim ke polisi dan dokumen lain menunjukkan bahwa dalam empat jam sebelum lonjakan massa berubah menjadi mematikan pada Sabtu malam, polisi telah menerima 11 laporan tentang kerumunan berbahaya di kawasan kehidupan malam Itaewon.
Polisi menanggapi empat dari 11 laporan dengan mengerahkan petugas ke lokasi untuk membubarkan kerumunan, kantor berita resmi Korea Selatan Yonhap melaporkan pada hari Rabu.
Setelah bubar, petugas kembali ke tugas lain dan tidak ada tindakan yang diambil dalam kasus tujuh panggilan darurat yang tersisa, menurut Yonhap.
"Perintah polisi 'Kode 0' yang meminta tanggapan secepat mungkin telah dikeluarkan untuk salah satu dari 11 laporan sementara 'Kode 1' tertinggi kedua telah diterapkan pada tujuh lainnya, tetapi petugas polisi gagal mengambil tindakan yang sesuai," kantor berita melaporkan.
Transkrip panggilan darurat memperingatkan secara gamblang tentang situasi yang terjadi di gang selebar 3,2 meter di daerah Itaewon, dimana 156 orang tewas setelah gelombang kerumunan menjebak sebagian besar anak muda yang bersuka ria yang mulai jatuh dan menumpuk satu sama lain. Lebih dari 150 lainnya terluka, termasuk 29 yang masih dalam kondisi serius.
Orang pertama yang mengajukan laporan empat jam sebelum tragedi itu terjadi telah mendesak polisi untuk mengambil tindakan dan mengendalikan massa, Yonhap melaporkan.
“Saya merasa seperti akan hampir mati diremukkan di sini karena orang-orang terus naik meskipun tidak ada lagi yang bisa turun…. Saya hampir tidak bisa melarikan diri, tetapi polisi perlu mengendalikan daerah itu karena kerumunan terlalu besar," menurut kutipan laporan darurat yang diterbitkan oleh Yonhap.
Polisi dikerahkan ke tempat kejadian tetapi "menutup kasus tanpa tindakan nyata", kata kantor berita itu.
Laporan kedua diterima 90 menit kemudian yang memberi tahu polisi bahwa “ada orang yang jatuh dan terluka karena terlalu banyak orang”, menurut Yonhap.
Laporan lain kepada polisi, lebih dari satu jam sebelum tragedi, menyampaikan urgensi situasi. "Kami berada di ambang kecelakaan yang mengerikan karena kerumunan besar dan yang lain,” ujarnya.
"Saya hampir dihancurkan sampai mati,” tambahnya.
Yonhap mengatakan Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan telah secara sukarela merilis transkrip laporan polisi dari malam kecelakaan untuk menunjukkan kesediaan untuk sampai ke dasar kebenaran. (Aljazeera/OL-12)
MUSISI dan penyiar Gusti Irwan Wibowo atau dikenal dengan Gustiwiw meninggal dunia di penginapan yang berlokasi di Jalan Maribaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Polisi menyebut pelaku, Vance Luther Boelter, 57, masih buron dan diyakini menyamar sebagai aparat kepolisian saat melakukan aksinya.
Jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi.
Aipda PS ditahan selama 30 hari ke depan, sambil menunggu proses sidang Kode Etik Profesi Polri.
Dalam video tersebut terlihat para warga mengamankan tiga remaja beserta barang bukti yang ditemukan di sekitar lokasi.
Korban SL dipukul tangannya dan diinjak kakinya oleh pelaku di dalam bus Trans-Jakarta.
Investigasi akan mencakup beberapa tuduhan penting, termasuk rencana darurat militer yang gagal dilaksanakan oleh Yoon.
SEORANG perempuan asal Korea Selatan melahirkan lima bayi dan sempat menggemparkan dunia medis pada 2024 lalu. Pasangan asal Korea Selatan tersebut ialah Kim Joon Young dan Sagong Hye Ran
DERETAN perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) asal Korea Selatan memamerkan inovasi terbaru mereka dalam acara ASEAN-KOREA Digital Business Partnership 2025.
Seorang perempuan di Korea Selatan didenda Rp38 juta karena menarik celana rekan kerja pria di depan umum. Kasus ini memicu debat soal batas antara lelucon dan pelecehan seksual.
Kegiatan yang dilakukan Woori Family Volunteer Group yang beranggotakan karyawan Woori Bank bersama keluarganya beraksi sebagai relawan di acara melukis mural tersebut.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved