Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Netanyahu Berpotensi Kembali Pimpin Israel

Cahya Mulyana
02/11/2022 08:05
Netanyahu Berpotensi Kembali Pimpin Israel
Pendukung partai Likud Israel berkampanye dengan membawa poster Netanyahu di Yerusalem pada 1 November 2022.(AFP)

MANTAN Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu berpeluang besar kembali berkuasa. Hasil exit poll pemilihan umum menunjukkan blok sayap kanan meraih kemenangan dengan perolehan suara mayoritas dengan 62 kursi parlemen.

"Ini awal yang baik," kata Netanyahu.

Netanyahu merupakan PM Israel paling lama. Karirnya usai setelah diadili atas tuduhan korupsi dan digulingkan oleh kompetitornya, Yasir Lapid.

Rekor pemerintahan Netanyahu selama 12 tahun berturut-turut berakhir pada Juni 2021 ketika Yair Lapid yang berhaluan tengah dan mitra koalisinya Naftali Bennett berhasil menyatukan aliansi yang mencakup partai Arab untuk pertama kalinya.

Kini dia kembali dan siap mengambil 62 dari 120 kursi parlemen Knesset. Hasil akhir pemilu Israel diperkirakan muncul di akhir pekan ini. Menjelang pengumuman resmi, partai Likud milik Netanyahu memperingatkan mengenai kemungkinan adanya upaya memalsukan hasil.

Pemilu kelima Israel dalam kurun waktu kurang dari empat tahun ini membuat jengkel banyak masyarakat. Meskipun demikian jumlah pemilih tetap dilaporkan berada di tingkat tertinggi sejak 1999.

Masa kampanye pemilu kali ini diguncang pemukim Tepi Barat Itamar Ben-Gvir dan daftar Zionisme Agama ultra-nasionalisnya, yang kini siap menjadi partai terbesar ketiga di parlemen.

Keamanan di jalan-jalan dan melonjaknya harga menduduki puncak daftar kekhawatiran pemilih dalam kampanye pemilu kali ini, yang dipicu pembelotan dari koalisi partai sayap kanan, liberal dan Arab yang dipimpin PM Lapid.

Kubu Lapid siap untuk mengambil 54-55 kursi, menjadikannya partai terbesar kedua di parlemen, menurut beberapa jajak pendapat.

Lapid berkampanye tentang pengelolaan ekonomi serta kemajuan diplomatik dengan sejumlah negara, termasuk Lebanon dan Turki. Tapi itu tidak cukup untuk menghentikan pergerakan sayap kanan.

Sejauh ini, Komite Pemilu Pusat Israel mengatakan tidak menemukan tanda-tanda manipulasi, dan mengatakan tidak ada dasar kuat mengenai rumor dugaan kecurangan. (The New Daily/OL-13)

Baca Juga: Netanyahu Kembali Mencalonkan Diri Sebagai Perdana Menteri



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya