Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PRESIDEN Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyatakan negaranya siap menghadapi segala kemungkinan termasuk perang melawan Amerika Serikat (AS). Guna mempersiapkannya, Pyongyang akan meningkatkan kemampuan pertahanan yang meliputi pengembangan senjata nuklir.
"Angkatan bersenjata kami benar-benar siap untuk menanggapi krisis apa pun, dan pencegahan perang nuklir negara kami juga sepenuhnya siap untuk memobilisasi kekuatan absolutnya dengan setia, akurat, dan segera ke misinya,” kata Kim yang mengenakan kemeja putih berleher terbuka saat menyampaikan pidato dalam perayaan Hari Kemenangan.
Kim turut merayakan Hari Kemenangan sebagai peringatan atas kemenangan Korut dari Korea Selatan. Kim mengatakan ancaman yang ditimbulkan oleh AS mengharuskan Pyongyang untuk membangun pertahanan yang kuat.
Pidato itu muncul setelah para pejabat di Seoul dan Washington mengatakan Pyongyang telah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017. Korea Utara kemungkinan akan menghadapi sanksi yang lebih kuat, termasuk langkah-langkah yang bertujuan untuk membatasi kemampuan serangan sibernya jika melanjutkan uji coba.
Dalam pidatonya, Kim mengatakan Washington melanjutkan tindakan permusuhan ilegal yang berbahaya dengan Korea Selatan terhadap negaranya. Kedua negara itu, disebut Kim, berusaha untuk mendapatkan legitimasi dengan menuduh negaranya membahayakan Semenanjung Korea.
Korut telah lama menuduh AS melakukan standar ganda atas kegiatan militer dan mengejar apa yang dikatakannya sebagai kebijakan permusuhan terhadap Pyongyang. Pembicaraan denuklirisasi gagal pada 2019 karena keringanan sanksi.
"Tindakan dupleks AS yang menyesatkan semua tindakan rutin angkatan bersenjata kita sebagai provokasi dan ancaman sambil mengadakan latihan militer bersama skala besar yang secara serius mengancam keamanan kita, secara harfiah adalah perampokan," kata Kim.
“Itu mendorong hubungan bilateral ke titik di mana sulit untuk kembali, menjadi keadaan konflik," tegasnya.
Kim juga mengutuk pemimpin baru Korea Selatan di bawah Presiden Yoon Suk-yeol, dengan mengatakan setiap upaya untuk melumpuhkan negaranya terlebih dahulu akan mendapat tanggapan keras dan pemusnahan. "Saya sekali lagi menjelaskan bahwa Korea Utara sepenuhnya siap untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat," kata Kim.
Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, mengatakan pidato Hari Kemenangan dapat dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan kebanggaan nasional dalam menghadapi keberhasilan pembangunan pasca-gencatan senjata Korea Selatan.
“Retorika Kim menggelembungkan ancaman eksternal untuk membenarkan rezimnya yang fokus secara militer dan berjuang secara ekonomi. Program nuklir dan rudal Korut melanggar hukum internasional, tetapi Kim mencoba menggambarkan penumpukan senjatanya yang tidak stabil sebagai upaya yang benar untuk membela diri," ujarnya.
Korut telah mengukir rekor tes persenjataan pada 2022. Pada Januari, dikatakan telah menguji rudal hipersonik dan kemudian peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dilarang serta rudal yang dikatakan dapat membawa senjata nuklir taktis. (Aljazeera/OL-13)
Baca Juga: Demi Bebaskan Warganya, AS akan Berdialog dengan Rusia
KOREA Utara (Korut) menyatakan kecaman keras terhadap serangan udara yang dilancarkan Israel ke Iran, sehingga telah memicu konflik terbuka antar kedua negara sejak Jumat (13/6).
Pimpinan Korea Utara Kim Jong-un murka saat kapal perang Korea Utara hancur dalam peluncuran yang gagal.
Setidaknya enam laporan unit artileri Rusia yang ditinjau oleh Reuters mendokumentasikan penggunaan antara 50% dan 100% amunisi Korea Utara di Ukraina baru-baru ini tahun ini.
Kim Jong Un memimpin pengujian drone militer terbaru dan sistem perang elektronik di Korea Utara pada 25-26 Maret.
PEMIMPIN tertinggi Korea Utara Kim Jong-un meyakinkan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergey Shoigu bahwa Pyongyang, Korea Utara mendukung upaya militer dan kepentingan strategis Rusia
PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong-un telah memberikan penghormatan terakhirnya di sebuah makam keluarga untuk memperingati hari ulang tahun Kim Jong-il yang merupakan mendiang ayahnya.
KONDISI geopolitik global, khususnya perang Iran-Israel, bisa berdampak negatif pada persepsi keamanan kawasan Asia, termasuk Indonesia. Hal itu disorot dala Rakernas ASITA 2025
Seluruh negara di dunia diminta untuk mengambil langkah nyata guna menekan Israel.
PRESIDEN ASPEK Indonesia, Muhammad Rusdi, menyatakan gerakan dan perjuangan buruh Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari gerakan, dan perjuangan buruh dan rakyat dunia.
Eropa sedang bergegas mempersiapkan warganya untuk menghadapi ancaman konflik yang semakin meningkat dan berada di ambang pintu.
PEMERINTAH Tiongkok mengimbau warganya menghindari zona konflik dan tidak terlibat dalam perang di Ukraina dalam bentuk apa pun.
Hampir semua 2,4 juta anak yang tinggal di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza terkena imbas perang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved