Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
BRIGADIR Jenderal Fereydoun Mohammadi Saghaei diidentifikasi sebagai pejabat Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) yang bertugas menyebarkan sistem pertahanan udara Iran yang canggih di Suriah dan Libanon. Ini menurut seorang analis intelijen Israel independen, Ronen Solomon, yang menjalankan blog Intelli Times sebagaimana dilansir The Jerusalem Post.
Saghaei menjabat sebagai wakil koordinator Angkatan Dirgantara IRGC. Identifikasinya sebagai pejabat IRGC yang bertugas menyebarkan pertahanan udara Iran di Suriah pertama kali diisyaratkan dalam laporan oleh al-Arabiya pada Jumat (1/7). Solomon mengklarifikasi bahwa nama yang mereka laporkan pada saat itu (Faird Muhammad Thaqa'i) sedikit salah.
Solomon mengatakan dia dapat mengonfirmasi laporan dan nama yang benar dari pejabat IRGC dengan sumber-sumber intelijen Barat. Menurut laporan al-Arabiya itu, Saghaei telah mengunjungi Damaskus beberapa kali di masa lalu untuk mempromosikan upaya membawa pertahanan udara Iran ke negara itu.
Baca juga: Iran Bersumpah Dukung Suriah Lawan Israel
Sumber intelijen Barat mengatakan kepada al-Arabiya bahwa Israel mengetahui proyek tersebut dan bertekad untuk mencegah pembentukan jaringan pertahanan udara Iran di Suriah. Dalam wawancara pada 2020, Saghaei menyatakan selama latihan pertahanan udara bahwa Angkatan Udara IRGC, "Memiliki serangkaian kemampuan mengejutkan untuk menghadapi musuh." Ia menambahkan bahwa musuh akan melihat kekuatan mengejutkan kita ketika mereka membutuhkannya.
Media berbahasa Arab melaporkan pada akhir pekan bahwa ada dugaan serangan udara Israel yang menargetkan situs di selatan Tartus pada Sabtu (2/7) pagi ditujukan untuk menyerang sistem pertahanan udara Iran yang telah dikerahkan di daerah itu, hanya sehari setelah laporan al-Arabiya diterbitkan. Daerah yang terkena terletak tepat di utara perbatasan antara Libanon dan Suriah.
Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa serangan udara itu hanya mengenai peternakan unggas di daerah itu dan melukai dua warga sipil.
Baca juga: Iran Kutuk Serangan Israel di Suriah Lukai Warga Sipil
Pada Maret, The Jerusalem Post melaporkan bahwa Iran telah menggunakan baterai pertahanan udara canggih yang dikerahkannya di Suriah terhadap pesawat-pesawat Israel yang melakukan serangan udara di negara itu. Sistem itu dikerahkan ke Suriah tahun lalu.
Pada 2020, Menteri Pertahanan Suriah Ali Abdullah Ayyoub dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mohammad Bagheri menandatangani perjanjian kerja sama militer, termasuk komitmen Iran untuk memperkuat sistem pertahanan udara Suriah. (OL-14)
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
ADMINISTRASI Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES) memperingatkan bahwa situasi krisis air di Sungai Efrat semakin parah setelah ketinggian air di Danau Bendungan Efrat menyusut.
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
MENTERI Dalam Negeri Suriah Anas Khattab mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memberlakukan gencatan senjata di dalam Kota Suwayda.
JUMLAH korban tewas akibat konflik bersenjata yang melanda Provinsi Suwayda, wilayah yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Druze di Suriah, kini telah mencapai sedikitnya 1.120 jiwa.
PASUKAN keamanan dalam negeri Suriah berhasil menegakkan gencatan senjata di Kota Suwayda, membuka jalan menuju pertukaran tahanan dan pemulihan ketertiban secara bertahap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved