SRI Lanka menaikkan tarif pada berbagai barang termasuk anggur dan keju, dalam upaya baru untuk mencegah impor dan melestarikan cadangan mata uang asing.
Hal itu disampaikan oleh Kementerian Keuangan Sri Lanka pada Kamis.
Negara kepulauan itu berada di tengah-tengah krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan, dengan kekurangan yang mengerikan yang mengarah pada protes anti-pemerintah yang bulan lalu berubah menjadi kekerasan.
Pemerintah sekarang telah menghapus lisensi untuk sekitar 369 item dan menggantinya dengan pajak yang lebih tinggi, menurut para pejabat.
Target utama adalah barang-barang mewah yang tidak terjangkau oleh sebagian besar orang Sri Lanka, tetapi banyak digunakan oleh hotel-hotel yang melayani turis asing, sumber pendapatan utama.
Mulai 1 Juni, keju dan yogurt asing menarik pajak baru sebesar 2.000 rupee ($5,50) untuk satu kilo (2,2 pon). Bea masuk cokelat dinaikkan 200%.
Pungutan tambahan juga berlaku untuk buah impor sementara bea atas semua minuman beralkohol dan peralatan elektronik digandakan.
Baca juga: Pria Bersenjata Bunuh 4 Orang di Rumah Sakit Tulsa AS
Pemerintah telah memberlakukan larangan impor yang luas pada Maret 2020 dalam upaya untuk menghemat cadangan devisanya, tetapi secara bertahap bergerak menuju lisensi impor berbasis biaya.
Namun, pemerintah sekarang mencabut rezim perizinan yang mendukung pajak. Larangan impor kendaraan, suku cadang dan mesin tetap ada.
Meskipun beberapa pembatasan impor telah dilonggarkan, importir tidak bisa mendapatkan dolar untuk membayarnya karena bank komersial sudah kehabisan devisa.
Negara itu menghadapi kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan yang akut karena krisis devisa, sementara mereka juga berjuang dengan pemadaman listrik yang panjang dan inflasi yang tak terkendali.
Sri Lanka telah meminta dana talangan (bailout) dari Dana Moneter Internasional (IMF) setelah gagal membayar utang luar negerinya senilai $51 miliar.
Setelah kekerasan pada bulan lalu yang menewaskan sedikitnya sembilan orang, Mahinda Rajapaksa mundur sebagai perdana menteri, tetapi saudaranya Gotabaya Rajapaksa tetap menjadi presiden. (AFP/Nur/OL-09)