Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SERANGAN dan bentrokan Israel selama berminggu-minggu dengan orang-orang Palestina membayangi penduduk kamp pengungsi Jenin dengan ketakutan dan kecemasan serta kerinduan untuk hidup bermartabat. Pusat kelompok bersenjata Palestina, daerah Jenin, di utara Tepi Barat yang dijajah, menjadi sasaran serangan Israel berkali-kali sejak gelombang serangan anti-Israel pada akhir Maret.
Operasi untuk melacak tersangka dan bentrokan dengan warga Palestina sering kali menjadi mematikan bagi kedua belah pihak. Jurnalis Al Jazeera Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh ditembak di kepala dan dibunuh di dekat kamp pada 11 Mei, saat meliput serangan Israel.
"Kami tidur dan bangun karena suara bentrokan. Jadi kami khawatir dan takut," kata Majd Owis, 16 tahun. "Ini bukan kehidupan. Kami ingin hidup bermartabat dan damai," tambah seniman Fidaa Sammar.
Ibu tiga anak Ahlam Benara mengatakan selama berminggu-minggu sebagian besar serangan Israel dan bentrokan berikutnya dengan warga Palestina telah meletus pada dini hari. "Antara pukul 7.30 dan 8,30," tepat ketika dia harus mempersiapkan anak-anaknya untuk sekolah.
"Anak saya yang berusia delapan tahun mengatakan dia tidak ingin lagi pergi ke sekolah karena terletak di dekat jalan utama," yang sering dilalui jip Israel, tambahnya. Israel merebut Tepi Barat dari Yordania selama Perang Enam Hari 1967 dan mengontrol semua titik masuk ke wilayah tersebut.
Baca juga: Bantah Media, Israel Sebut Penyelidikan Pembunuhan Jurnalis sedang Berlangsung
Sekitar 475.000 warga Israel tinggal di permukiman Tepi Barat. Mereka hidup bersama 2,9 juta warga Palestina. Sekitar 14.000 di antara warga Palestina itu tinggal di kamp Jenin. Selama intifada kedua melawan pendudukan Israel, pemberontakan yang pecah pada tahun 2000 dan berlangsung selama lima tahun, Jenin menjadi sorotan kekerasan.
Pada 2002, tentara mengepung kamp selama lebih dari sebulan di tengah pertempuran sengit yang menewaskan 52 warga Palestina dan 23 tentara Israel. Dua puluh tahun kemudian, potret orang-orang Palestina yang terbunuh dalam bentrokan dengan orang Israel selama bertahun-tahun menutupi dinding semen abu-abu yang menjemukan di kamp. Penduduk menganggap mereka sebagai pahlawan tetapi Israel mencap mereka teroris.
Tentara mengatakan telah meluncurkan operasi kontraterorisme di kamp Jenin untuk menangkap tersangka yang bertanggung jawab atas gelombang serangan anti-Israel sejak 22 Maret. Serangan itu memicu bentrokan dengan warga Palestina yang diselingi oleh tembakan senjata berat.
"Terkadang saya harus menyetel volume TV tinggi-tinggi untuk meredam suaranya karena membuat takut putri saya (10 tahun)," kata Benara. "Dia belum tidur nyenyak dan akhir-akhir ini mulai mengompol," tambahnya.
Owis, 16, tinggal di dekat jalan tempat Abu Akleh terbunuh dalam serangan tentara Israel pada 11 Mei. Di luar rumahnya berdiri satu pohon. Sekarang pohon itu dikelilingi oleh bunga dan potret jurnalis Al-Jazeera yang disegani.
Para pelayat juga meninggalkan pesan perpisahan seperti "Terima kasih Shireen" dan "Selamat tinggal Shireen". Ada juga gambar dirinya dan martir Palestina lain, termasuk mendiang pemimpin ikonik Yasser Arafat, di atas kuda-kuda.
Cat gelap atau arang digunakan untuk menggambar, "Menunjukkan kesedihan (kami)", kata Sammar, seniman yang membuatnya. "Setiap rumah (di Jenin) memiliki kisah sedih dan menyakitkannya sendiri," katanya, merujuk pada penduduk yang terbunuh dalam kekerasan selama beberapa dekade.
"Situasinya menakutkan. Kami terbangun karena suara tembakan dan ketakutan tumbuh bahwa tank tentara Israel akan masuk," katanya.
Baca juga: Israel tidak akan Selidiki Pembunuhan Jurnalis Palestina-Amerika
Seperti kebanyakan orang Palestina, Sammar menyalahkan tentara Israel atas kekerasan dengan mengatakan bahwa orang-orang Palestina hanyalah menentang penjajahan. Benara, yang lahir di Aljazair, mengatakan ingin meninggalkan Jenin demi anak-anaknya.
"Namun suami saya (Palestina) berkata kepada saya, 'Inilah hidup, kita harus membiasakannya.' Namun saya tidak bisa." (AFP/OL-14)
SATU kafe tepi laut di Gaza yang dikenal luas karena menyediakan koneksi internet publik dan sering menjadi tempat berkumpul jurnalis, aktivis, serta mahasiswa, menjadi sasaran Israel.
HAMPIR 100.000 warga Palestina tewas dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza. Ini mewakili sekitar 4% dari populasi wilayah tersebut. Harian Israel Haaretz mengatakan itu.
MENTERI Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengizinkan para pemukim ilegal untuk bernyanyi dan menari dengan bebas selama kunjungan mereka ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
TENTARA Israel pada Sabtu (28/6) mengeluarkan perintah pengusiran terhadap warga Palestina dan mengancam akan menyerang permukiman di Jalur Gaza bagian tengah.
Harian Haaretz menyebutkan ada perintah langsung kepada pasukan Israel untuk menembaki warga sipil Palestina yang tidak bersenjata. Israel akan melakukan investigasi.
PERWIRA angkatan bersenjata Israel (IDF) diperintahkan untuk secara sengaja menembak warga Palestina yang tidak bersenjata selama sebulan terakhir yang berada di lokasi distribusi bantuan.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
DIREKTUR Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, dr. Marwan Al Sultan, meninggal dunia bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan udara Israel.
KELOMPOK Hamas sedang berkonsultasi untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh para mediator.
Indonesia menyatakan belasungkawa atas meninggalnya Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Marwan Al Sultan.
PM Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan ingin menghancurkan Hamas sampai ke akar-akarnya.
DIREKTUR Rumah Sakit Indonesia di Gaza Marwan Al-Sultan dilaporkan meninggal dunia akibat serangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved