Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
SEORANG tokoh oposisi Belarus terkemuka, pada Rabu (23/3), mendesak Barat untuk memperkuat sanksi terhadap Presiden Alexander Lukashenko dan rezimnya karena mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Lukashenko telah mendukung perang Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memungkinkan dia untuk melancarkan serangan dari wilayah Belarus.
Meskipun dia telah menghadapi sanksi yang diperketat sejak menindak keras aksi protes massa di Belarus menyusul pemilihan umum pada 2020 yang secara luas dikecam sebagai kecurangan, para kritikus berpendapat negara-negara Barat dapat dan harus melangkah lebih jauh.
"Lukashenko pantas mendapatkan kecaman global yang jauh lebih banyak daripada yang telah terjadi," kata Pavel Latushko, seorang pembangkang Belarus yang berbasis di Polandia menulis di surat kabar The New European.
Baca juga : Ini Alasan Rusia Mati-matian Kepung Mariupol
"Dia mungkin pion Putin. Tapi dia juga pemain utama dalam pertunjukan horor ini, dan sudah saatnya Barat menyadarinya, dan bertindak sesuai dengan itu. Kedua monster ini harus dimintai pertanggungjawaban," terangnya.
Latushko, yang melarikan diri dari tanah airnya di tengah tindakan keras yang telah membuat puluhan ribu orang ditahan, telah menulis surat terbuka kepada para pemimpin dunia yang mendesak mereka untuk menjatuhkan sanksi pada Belarus seperti yang dilakukannya pada Rusia.
Dia juga ingin masyarakat internasional mempertimbangkan untuk memasukkan Lukashenko dalam setiap tuduhan kejahatan perang yang diajukan. Dia pun mencatat bahwa para pembangkang juga telah mengumpulkan bukti tentang penindasan brutalnya di Belarus.
"Barat membutuhkan tanggapan yang serius; penuntutan atas kejahatan masa lalunya; sanksi atas kejahatannya saat ini," kata Latushko dalam surat itu.
Awal bulan ini, Amerika Serikat memperbarui sanksi terhadap Lukashenko, sementara AS memperketat pembatasan pada pemerintahannya dan ekonomi negara itu.
Itu termasuk pembatasan visa pada puluhan orang yang diduga terlibat dalam merusak demokrasi di Belarus serta larangan ekspor barang mewah ke negara Eropa timur dan langkah lainnya.
Sementara Inggris saat ini memiliki 108 individu dan 10 entitas dari Belarus yang dikenai sanksi, setelah memperluas daftar targetnya awal bulan ini. (AFP/Nur/OL-09)
Trump mengatakan Witkoff dijadwalkan melakukan kunjungan kemungkinan pada Rabu atau Kamis.
Sochi dikenal sebagai kota resor yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 dan berjarak sekitar 400 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras.
Jerman telah menjadi pemasok bantuan persenjataan terbesar kedua bagi Ukraina setelah Amerika Serikat.
Juru bicara utama Kremlin menegaskan ada atau tidaknya ancaman Trump, perang Rusia melawan Ukraina akan terus berlanjut.
Uni Eropa menyampaikan bahwa dana dalam program Fasilitas Ukraina akan dikurangi dari €4,5 miliar.
Para atlet itu dapat lolos ke Olimpiade dengan melewati pemeriksaan ganda, yang pertama dilakukan oleh federasi olahraga internasional terkait, kemudian oleh IOC.
Atlet Individu Netral (AINs) dari kedua negara tidak akan ambil bagian dalam parade delegasi dan tim di upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 karena mereka mewakili diri sendiri.
Aryna Sabalenka berusaha mencetak sejarah dengan mempertahankan gelar Australian Open saat bertemu dengan "Queen Wen" Zheng Qinwen dari Tiongkok.
Atlet dari Rusia dan Belarus telah menghadapi sanksi dari banyak cabang olahraga sejak Moskow melancarkan serangan ke Ukraina, Februari 2022.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah memperingatkan Israel dan sekutunya agar tidak melancarkan serangan terhadap Iran.
Pemimpin oposisi Belarus Svetlana Tikhanovskaya mengajak pemimpin dunia tidak mengabaikan negaranya dan tidak menjadikannya sebagai hadiah penghiburan bagi Putin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved