Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Presiden Ukraina Urungkan Niat untuk Masuk NATO

Nur Aivanni
09/3/2022 18:21
Presiden Ukraina Urungkan Niat untuk Masuk NATO
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat memberikan keterangan pers.(AFP)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan bahwa pihaknya tidak lagi menginginkan status keanggotaan NATO. Mengingat, hal itu merupakan masalah sensitif, yang menjadi salah satu alasan Rusia melakukan invasi ke Ukraina.

Zelensky mengatakan dirinya terbuka untuk berkompromi tentang status dua wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri. Dalam hal ini, yang diakui Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai wilayah merdeka, sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari.

"Saya sudah menenangkan diri mengenai pertanyaan ini sejak lama. Setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," ujar Zelensky dalam sebuah wawancara televisi.

Baca juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata untuk Kemanusiaan di Ukraina

"Aliansi itu takut akan hal-hal kontroversial dan konfrontasi dengan Rusia," imbuhnya.

Mengacu pada keanggotaan NATO, Zelensky lewat seorang penerjemah, menyebut pihaknya tidak ingin menjadi Presiden dari negara yang memohon sesuatu hingga berlutut.

Diketahui, Rusia tidak ingin negara tetangga, yakni Ukraina, bergabung dengan NATO. Sebuah aliansi transatlantik yang dibuat pada awal Perang Dingin, untuk melindungi Eropa dari Uni Soviet.

Baca juga: Ukraina: Rusia Langgar Gencatan Senjata yang Baru Saja Diumumkan

Dalam beberapa tahun terakhir, NATO telah berkembang pesat dan lebih jauh ke timur. Aliansi itu telah mengambil negara-negara bekas blok Soviet, yang membuat marah Kremlin. Rusia melihat perluasan NATO sebagai sebuah ancaman.

Saat ini, Presiden Rusia Vladimir Putin ingin Ukraina juga mengakui Donetsk dan Lugansk sebagai negara yang berdaulat dan independen. Ketika disinggung terkait permintaan Rusia, Zelensky menekankan bahwa pihaknya siap membuka ruang dialog.

Adapun kedua wilayah yang dipersoalkan belum diakui oleh siapa pun, kecuali Rusia. "Namun, kita bisa mendiskusikan dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah ini akan terus berlanjut," tukas Zelensky.(AFP/OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya