Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Macron Ungkap Putin Sebut Rusia Janji Tidak Tingkatkan Krisis Ukraina

 Atikah Ishmah Winahyu
09/2/2022 14:38
Macron Ungkap Putin Sebut Rusia Janji Tidak Tingkatkan Krisis Ukraina
Presiden Pancris Emmanuel Macron.(Ludovic MARIN / POOL / AFP)

PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepadanya dalam pembicaraan maraton mereka sehari sebelumnya bahwa Moskow tidak akan meningkatkan krisis Ukraina lebih lanjut.

Pernyataan Macron dalam kunjungan ke Kiev pada Selasa (8/2) tersebut datang ketika Kremlin membantah bahwa dia dan Putin mencapai kesepakatan untuk mengurangi eskalasi krisis. 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa dalam situasi saat ini, Moskow dan Paris tidak dapat mencapai kesepakatan apa pun.

Macron bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di tengah meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia.

Moskow telah mengumpulkan puluhan ribu tentara dan perangkat keras militer di dekat perbatasan dengan Ukraina, tetapi menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang negara tetangganya itu.

Baca juga: Krisis Ukraina, Putin Sebut Usulan Macron Bisa Dilanjutkan

Kremlin menginginkan jaminan dari kekuatan Barat bahwa NATO tidak akan menerima Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya sebagai anggota dan organisasi tersebut akan menghentikan pengerahan senjata serta menarik kembali pasukannya dari Eropa timur, tuntutan yang ditolak AS dan NATO sebagai nonstarter.

Macron mengatakan dia yakin langkah-langkah dapat diambil untuk mengurangi eskalasi krisis dan meminta semua pihak untuk tetap tenang.

Baik Putin dan Zelenskyy telah mengatakan kepadanya bahwa mereka berkomitmen pada prinsip-prinsip perjanjian damai 2014, katanya, seraya menambahkan bahwa kesepakatan ini, yang dikenal sebagai perjanjian Minsk, menawarkan jalan untuk menyelesaikan perselisihan mereka yang berkelanjutan.

Kiev mencari langkah nyata

“Tekad bersama ini adalah satu-satunya cara yang memungkinkan kita untuk menciptakan perdamaian, satu-satunya cara untuk menciptakan solusi politik yang layak,” kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Zelenskyy.

"Tenang adalah sangat penting baik dalam kata-kata dan perbuatan dari semua pihak," tutur Macron, memuji Zelenskyy atas ketenangan yang dia tunjukkan, dan yang ditunjukkan rakyat Ukraina, dalam menghadapi tekanan militer di perbatasan Anda dan di negara mereka.

"Kami tidak dapat menyelesaikan krisis ini dalam beberapa jam pembicaraan.”

“Ini akan menjadi hari-hari dan minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang yang akan memungkinkan kita untuk maju,” imbuhnya.

Pada bagiannya, Zelenskyy menjelaskan bahwa dia skeptis terhadap jaminan apa pun yang mungkin diterima Macron dari Putin.

"Saya tidak terlalu percaya kata-kata, saya percaya bahwa setiap politisi dapat transparan dengan mengambil langkah-langkah nyata," kata pemimpin Ukraina itu.

Zelenskyy mengatakan dia berharap pertemuan pejabat tinggi pada hari Kamis (10/2) di Berlin akan membuka jalan bagi pertemuan puncak dengan para pemimpin Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman.

Pertemuan itu bertujuan untuk menghidupkan kembali rencana perdamaian yang macet untuk konflik Kyiv dengan separatis yang didukung Moskow.

Pembicaraan format Normandia antara Rusia dan Ukraina ditengahi oleh Prancis dan Jerman pada tahun 2015 dan membantu mengakhiri permusuhan skala besar di Ukraina timur tetapi konflik terus membara sejak itu.

Kemudian pada hari Selasa, Macron tiba di Berlin untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Jerman dan Polandia dengan para pemimpin dari tiga negara yang menyatakan dukungan bersama mereka untuk kedaulatan Ukraina, dan implementasi perjanjian gencatan senjata Minsk.

Sekjen NATO mengeluarkan peringatan

Ketika Macron mencari solusi diplomatik dengan Kyiv, Presiden Amerika Serikat Joe Biden meningkatkan tekanan pada Moskow dengan memperingatkan dia akan "mengakhiri" pipa gas Nord Stream 2 baru yang kontroversial dari Rusia ke Eropa jika tank meluncur ke Ukraina.

Deklarasi Biden pada konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz sejauh ini adalah yang paling blak-blakan tentang nasib pipa besar, yang selesai tetapi belum mulai mengirimkan gas alam.

Sementara itu, AS dan Uni Eropa mengancam Rusia dengan sanksi jika menyerang Ukraina. Moskow, yang masih menjadi pemasok energi terbesar di Eropa meskipun telah dikenai sanksi sejak merebut semenanjung Krimea Ukraina pada 2014, sebagian besar menolak sanksi baru sebagai ancaman kosong.

Sementara negara-negara Barat telah berdiri bersama untuk mendukung Ukraina, mereka tidak setuju tentang kemungkinan perang.

Pejabat Prancis telah menyarankan mereka berpikir Washington telah melebih-lebihkan ancaman tersebut, dan Kyiv sendiri juga telah mengecilkan kemungkinan invasi skala besar.

Kepala NATO Jens Stoltenberg, ditanya dalam sebuah wawancara dengan CNN seberapa besar kemungkinan Rusia akan menyerang, mengatakan, “Tidak ada kepastian tetapi apa yang kita lihat adalah penumpukan militer yang berkelanjutan dengan semakin banyak kekuatan. Waktu peringatan akan turun dan risiko serangan meningkat.” (Aiw/Aljazeera/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya