Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
OTORITAS Korea Utara membenarkan telah menguji coba rudal balistik jarak menengah (IRBM) Hwasong-12 pada Minggu (30/1), menurut kantor berita pemerintah KCNA, Senin (31/1).
Ini pertama kalinya rudal berkemampuan nuklir dengan ukuran sebesar itu diluncurkan sejak 2017.
Peluncuran itu mulanya dilaporkan otoritas Korea Selatan dan Jepang pada Minggu. Para analis dan pejabat berpendapat bahwa uji coba tersebut tampaknya melibatkan IRMB, yang tidak diluncurkan Korut sejak 2017 ketika mereka menangguhkan uji coba rudal terbesar dan senjata nuklir miliknya.
"Uji coba penembakan itu bertujuan untuk memeriksa secara selektif rudal balistik jarak menengah-jauh darat-ke-darat Hwasong-12 sekaligus memverifikasi secara menyeluruh keakuratan sistem senjata ini", kata KCNA.
Korut sebelumnya mengungkapkan Hwasong-12 mampu membawa "hulu ledak nuklir yang berat dan berukuran besar".
Menurut KCNA, peluncuran rudal dilakukan untuk memastikan keamanan negara-negara tetangga. Hulu ledak rudal tersebut dipasangi kamera untuk mengambil gambar selama berada di ruang angkasa.
Foto yang dirilis media pemerintah memperlihatkan gambar-gambar dari luar angkasa di atas Korut dan wilayah sekitarnya melalui lensa kamera. Korut pertama kali mengabadikan gambar seperti itu pada 2017, kata analis.
Pemimpin Kim Jong Un kabarnya tidak menghadiri uji coba tersebut, yang setidaknya menjadi peluncuran ketujuh selama Januari, salah satu bulan tersibuk dalam program rudal canggih Korut.
Pada Minggu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, peluncuran itu membawa Korut selangkah lebih dekat untuk menghapus secara penuh moratorium yang dibuatnya sendiri mengenai rudal balistik jarak jauh antarbenua.
Menurut Kim, dirinya tidak terikat lagi oleh moratorium itu, yang mencakup penghentian uji senjata nuklir, yang diumumkan pada 2018 di tengah kesibukan diplomasi dan KTT dengan Presiden AS terdahulu, Donald Trump.
Korut memberi isyarat bahwa bulan ini mereka akan memulai lagi uji coba, sebab AS dan sekutunya tidak menunjukkan gelagat untuk mencabut "kebijakannya yang bermusuhan".
Belum diketahui apakah moratorium Kim mencantumkan rudal-rudal IRBM seperti Hwasong-12 yang belum diuji lagi sejak 2017.
Pada tahun itu, Korut menguji Hwasong-12 sedikitnya enam kali, tiga sukses mengenai target dan tiga lagi gagal.
Secara kontroversial, dalam dua dari uji-uji tersebut, Korut meluncurkan rudalnya melewati pulau Hokkaido, Jepang utara.
Terkait uji coba pada Minggu, Korut mengklaim telah menembakkan rudal pada perlintasan yang lebih tinggi "atas pertimbangan keselamatan negara-negara tetangga."
Uji coba itu "memastikan keakuratan, keamanan dan efektivitas operasional produk sistem senjata jenis Hwasong-12," kata KCNA. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Minyak Menguat di Asia akibat Krisis Geopolitik Eropa Timur
Pada 6 Januari, Korea Utara sukses melakukan uji tembak rudal balistik hipersonik jarak menengah tipe baru. Kim Jong Un mengawasi uji tembak tersebut melalui sistem pemantauan.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak menengah menuju laut timurnya, saat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengunjungi Seoul.
Moskow menembakkan rudal baru Oreshnik atau Pohon Hazel ke fasilitas militer Ukraina sebagai tanggapan atas serangan Kyiv terhadap Rusia dengan rudal buatan AS dan Inggris.
Korea Utara menyatakan keberhasilan dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbarunya, Hwasong-19, yang dilakukan di bawah pengawasan Kim Jong-un.
AS mengerahkan sistem pertahanan rudal balistik paling canggih, THAAD, ke wilayah Palestina yang diduduki. Rudal balistik udara Kheibar Shekan-1 dan Kheibar Shekan-2 Iran lebih canggih?
Iran memiliki sejumlah besar rudal balistik dan jelajah dengan jangkauan berbeda. Jumlahnya lebih dari 3.000 rudal balistik. Ini dilaporkan oleh Jenderal Angkatan Udara AS Kenneth McKenzie.
PRESIDEN Korea Selatan yang baru dilantik, Lee Jae-myung, berjanji akan memulihkan stabilitas politik dan ekonomi di negaranya serta membuka kembali jalur dialog dengan Korea Utara.
KOREA Selatan bersiap melaksanakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih presiden berikutnya. Negeri Gingseng itu menghadapi tantangan tarif Donald Trump hingga unifikasi dengan Korea Utar
Laporan internasional mengungkap Korea Utara telah mengirim jutaan peluru dan ribuan pasukan ke Rusia, membantu serangan terhadap Ukraina.
Korea Utara menuding sistem pertahanan rudal "Golden Dome" Presiden Trump sebagai langkah berbahaya menuju militerisasi luar angkasa.
Pimpinan Korea Utara Kim Jong-un murka saat kapal perang Korea Utara hancur dalam peluncuran yang gagal.
Korea Utara memulai pembangunan jembatan jalan raya pertama ke Rusia di atas Sungai Tumen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved