Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

UNICEF: Penutupan Sekolah akibat Pandemi Timbulkan Kerugian bidang Pendidikan

Atikah Ishmah Winahyu
25/1/2022 11:09
UNICEF: Penutupan Sekolah akibat Pandemi Timbulkan Kerugian bidang Pendidikan
Belajar dari rumah(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

PENUTUPAN sekolah akibat pandemi covid-19 telah menyebabkan kerugian yang hampir tidak dapat diatasi dalam pendidikan di kalangan anak-anak di seluruh dunia.

UNICEF mengungkapkan lebih dari 616 juta siswa masih terkena dampak penutupan sekolah penuh atau sebagian.

Di banyak negara, selain merampas kesempatan jutaan anak untuk memperoleh keterampilan dasar, gangguan ini telah mempengaruhi kesehatan mental siswa, menempatkan mereka pada risiko pelecehan yang lebih besar dan mencegah banyak dari mereka memiliki akses ke sumber nutrisi yang teratur.

"Cukup sederhana, kami melihat skala kehilangan sekolah anak-anak yang hampir tidak dapat diatasi," kata Kepala Pendidikan UNICEF Robert Jenkins dalam sebuah pernyataan, Senin (24/1).

“Dan membuka kembali sekolah saja tidak cukup," imbuhnya seraya menyerukan dukungan intensif untuk memulihkan pendidikan yang hilang.

UNICEF melaporkan kehilangan pembelajaran akibat penutupan sekolah telah menyebabkan hingga 70% anak berusia 10 tahun tidak dapat membaca atau memahami teks sederhana, naik dari 53% sebelum pandemi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah.

Baca juga: Antisipasi Learning Loss, kemendikbudristek Gelar Simposium Regional PTP

Di Etiopia misalnya, anak-anak hanya belajar antara 30-40% matematika yang akan mereka pelajari jika itu merupakan tahun ajaran normal di sekolah dasar, menurut perkiraan badan PBB tersebut.

Negara-negara kaya masih jauh dari selamat. Di Amerika Serikat, kehilangan pembelajaran telah diamati di beberapa negara bagian, termasuk Texas, California dan Maryland.

Putus sekolah juga menjadi masalah. Di Afrika Selatan, antara 400.000 dan 500.000 siswa dilaporkan putus sekolah sama sekali antara Maret 2020 dan Juli 2021.

Akhirnya, selain meningkatnya tingkat kecemasan dan depresi di antara anak-anak dan remaja yang terkait dengan pandemi, penutupan sekolah juga berarti lebih dari 370 juta anak di seluruh dunia tidak mendapatkan makanan sekolah, kehilangan apa yang bagi sebagian anak merupakan satu-satunya sumber makanan dan nutrisi sehari-hari yang dapat dipercaya.(France24/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya